MAHASISWA INSAN CENDEKIA PENYELAMAT
AIR DI KABUPATEN SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pendidikan
Lingkungan Hidup
Dosen Pembimbing :Bpk Sunarko
Disusun Oleh:
Tyas
Wahyu Andini 7101413266
Tevi
Sulistianingsih 7101413376
Sherly
Nurmala Dewi 7211413006
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
Air merupakan
unsur yang vital dalam
kehidupan manusia. Ketersediaan
air di dunia
ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat
dikonsumsi oleh manusia untuk
keperluan air minum
sangatlah sedikit. Dari
total jumlah air yang ada, hanya
lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air
laut. Selain itu, kecenderungan yang
terjadi sekarang ini adalah
berkurangnya ketersediaan air
bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin
besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun
semakin berkurang.Minimnya ketersediaan air juga merupakan efek dari perubahan
musim yang tidak stabil yang sebenarnya semua masalah tersebut berpangkal pada
efek pemanasan global.
Pemanasan global merupakan suatu kejadian dimana suhu bumi menjadi lebih
panas dari sebelumnya.Naiknya suhu bumi ini juga disebabkan oleh banyak faktor,
yang hampir semuanya merupakan ulah manusia.Manusia pada hakikatnya memiliki
keinginan untuk selalu lebih maju dari sebelumnya melalui penemuan dan
teknologi yang mereka ciptakan.Tetapi semakin modern teknologi yang digunakan,
maka semakin besar kemungkinan berdampak pada bumi.
Seperti halnya yang terjadi di kota Semarang yang juga merupakan daerah
yang memiliki letak goegrafis dekat dengan laut, padat penduduk, serta memiliki
permukaan tanah yang rendah sehingga sangat sering terjadi krisis air. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas permasalahan mengenai krisis
air di kota Semarnag beserta solusinya.
II.PERMASALAHAN
1. Mengapa
terjadi ketidakstabilan pada pergantian musim di Indonesia?
2. Apa
akibat dari ketidakstabilan pergantian musim bagi kabupaten Semarang?
3. Bagaimana
tindakan mahasiswa sebagai insan cendekia mengatasi krisis air di kab.semarang?
III.
PEMBAHASAN
A.
Ketidakstabilan pergantian musim di Indonesia
Dewasa
ini meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (CO2, CH4, CFC, HFC, N2O),
terutama peningkatan konsentrasi CO2, di atmosfir menyebabkan terjadinya global
warming (peningkatan suhu udara secara global) yang memicu terjadinya global
climate change (perubahan iklim secara global). Perubahan iklim global sebagai
implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di
lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi.Pemanasan global ini
disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh
industri-industri.Pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya
perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan iklim.
Dalam
skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik
harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan .Selain perubahan yang
berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara
berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal.
Belum
ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia. Namun
beberapa data menunjukkan bahwa:
1.
Suhu rata-rata tahunan menunjukkan
peningkatan 0,3 derajat Celcius sejak tahun 1990.
2.
Musim hujan datang lebih lambat, lebih
singkat, namun curah hujan lebih intensif sehingga meningkatkan risiko banjir.
Pada 2080 diperkirakan sebagian Sumatera dan Kalimantan menjadi 10-30% lebih
basah pada musim hujan; sedangkan Jawa dan Bali 15% lebih kering.
3.
Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga
meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama di Selatan Sumatera,
Kalimantan, dan Sulawesi (CIFOR 2004). Risiko Kesehatan Cuaca yang ekstrim akan
mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan penyakit lama yang
sudah jarang ditemukan saat ini. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa
peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan
kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam
berdarah (dengee) diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti
Indonesia.
4.
Perubahan pada kadar penguapan air, dan
kelembaban tanah akan berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Perubahan iklim akan menurunkan kesuburan tanah sekitar 2% sampai dengan 8%,
diperkirakan akan mengurangi panen padi sekitar 4% per tahun, kacang kedelai
sekitar 10%, dan jagung sekitar 50%.
5.
Kenaikan permukaan air laut akan
mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai contoh air Teluk Jakarta naik
57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari Kota Jakarta akan
terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol (Susandi,
Jakarta Post, 7 Maret 2007).
6.
Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia menghadapi risiko kehilangan banyak pulau-pulau kecilnya dan
penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan permukaan air laut. Wilayah Indonesia
akan berkurang dan akan ada pengungsi dalam negeri.
7.
Dampak kenaikan muka air laut akan
mengurangi lahan pertanian dan perikanan yang pada akhirnya akan menurunkan
potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani dan nelayan. Kerusakan pesisir
dan bencana yang terkait dengan hal itu akan mengurangi pendapatan negara dan
masyarakat dari sektor pariwisata. Meningkatnya frekuensi bencana alam/cuaca
ekstrim (tanah longsor, banjir, kekeringan, badai tropis, dll.)
8.
Mengancam ketersediaan air
9.
Mengakibatkan pergeseran musim dan
perubahan pola hujan
10. Menurunkan
produktivitas pertanian
11. Peningkatan
temperatur akan mengakibatkan kebakaran hutan
12. Mengancam
biodiversitas dan keanekaragaman hayati
13.
Kenaikan muka laut menyebabkan banjir
permanen dan kerusakan infrastruktur di daerah pantai Terdapat dua dampak yang
menjadi isu utama berkenaan dengan perubahan iklim, yaitu fluktuasi curah hujan
yang tinggi dan kenaikan muka laut yang menyebabkan tergenangnya air di wilayah
daratan dekat pantai.
B. Akibat
ketidakstabilan musim bagi kabupaten Semarang
Penggantian
musim yang tidak stabil merupakan salah satu dampak dari pemanasan global yang
telah kita bahas pada pembahasan bagian A di atas. Permasalahan yang terjadi,
akibat dari pergantian musim yang tidak stabil di kabupaten Semarang adalah:
1.
Tanah Longsor
Tanah
longsor merupakan suatu peristiwa alam terjadinya pergerakan tanah atau
bebatuan.faktor utama yang memicu terjadinya tanah longsor akibat penggantian
musin yang tidak stabil adalah hujan. Pada saat musim kemarau panjang, akan
menyebabkan penguapan air dipermukaan tanah. muncullah rongga tanah kemudian
terjadi retakan dan rekahan tanah. Pada saat musim hujan tiba dan terjadi hujan
diawal musin yang lebat, air masuk ke rekahan tanah dan menyebabkan tanah
menjadi cepat mengembang. Pada saat itulah longsor terjadi, ketika kondisi
tanah yang mengembang dan lemah akibat tidak adanya akar pepohonan yang
menyangga, kemudian tanah akan mudah longsor.
Dampak Tanah longsor antara lain:
a. Rusaknya area pertanian, perhutanan, perkebunan, perternakan.
b. Rusaknya Infrastruktur
-
Daerah pemukiman penduduk.
-
Jalan dan jembatan.
-
Sarana pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan.
c.
Buruknya sanintasi
lingkungan.
d.
Korban jiwa
2. Banjir
Banjir
merupakan peristiwa alam yang biasanya terjadi di kawasan yang banyak terdapat
aliran air sungai.Banjir sebenarnya suatu fenomena alam yang terjadi secara
alamiah, tetapi di zaman sekarang ini banjir terjadi bukan hanya karena faktor
alam melainkan juga karena ulah manusia itu sendiri.
Jika
dikaitkan dengan permasalahan yang ada di kabupaten Semarang, pada umumnya
penyebab banjir adalah sebagai berikut:
a. Keadaan
tanah dan Kurangnya daerah resapan air
Daerah-daerah dengan tanah yang subur dan banyak tanaman
tentu memiliki daya serap air yang baik sehingga kemungkinan tidak akan terjadi
banjir. Sedangkan daerah-daerah yang tertutup semen, paving, aspal dan
bahan-bahan lainnya sulit untuk menyerap air yang bisa menyebabkan banjir.
Faktanya di
kabupaten Semarang sepertinya sudah sulit ditemukan daerah resapan air. Yang
kita lihat di kabupaten semarang adalah jalanan yang tertutup oleh paving,
semen dan aspal serta gedung-gedung yang tinggi dan sudah jarang sekali
terdapat pepohonan. sehingga mengakibatkan tejadinya berkurangnya daerah
resapan dan terjadi banjir besar seperti yang terjadi pada musim penghujan
kemari mulai dari akhir tahun 2013 sampai awal tahun 2014.
b. Pendangkalan
sungai
Sungai
merupakan tempat mengalirnya air, sehingga jika terjadi pendangkalan maka
ketika musim penghujan banyak air yang tidak tertampung oleh sungai.Airpun
meluap dan terjadilah banjir.
Pendangkalan
sungai terjadi akibah kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai.Di
kabupaten Semarang, hal semacam itu sudah banyak terjadi.
c. Erosi
Tanah
Hal
lain yang bisa menyebabkan terjadinya bencana banjir adalah erosi tanah. Hujan
yang terjadi terus menerus menyebabkan tanah terbawa oleh air dalam jumlah yang
sangat besar sehingga hanya menyisakan bebatuan saja. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa bebatuan ini tidak bisa menyimpan air, dan jika terjadi hujan
besar makan air akan terus mengalir menjadi banjir
Dampak
banjir antara lain:
a.
Merusak sarana dan prasarana
Banjir menggenang perumahan,
gedung, jalan dan jembatan. Banjir yang
dating disertai arus yang kencang dapat berpotensi merusak infrastruktur.
b.
Mengganggu jalur transportasi
Dampak
banjir selanjutnya adalah memutuskan jalur transportasi.Banjir yang menggenang
jalan raya membuat transportasi sepert mobil, motor, sepeda menjadi lumpuh.
Bahkan jalur kereta api juga dapat terganggu.
c. Mengganggu
perekonomian
Banjir yang melanda membuat
beberapa tempat pusat kegiatan eknomi menjadi lumpuh.Tergenangnya pasar dan
tempat terkait membuat masyarakat menghentikan aktivitas ekonomi mereka
sehingga mengakibatkan berkurangnya pendapatan mereka.
d. Menyebaban
terjadi masalaah kesehatan
Air
yang tergenang akibat banjir membawa banyak kuman dan bakteri.Sehingga tidak
sedikit masyarakat yang terkena penyakit ketika banjir.Penyakit yang paming
dominan adalah diare dan penyakit kulit (gatal-gatal).
e.
Menyebabkan erosi atau tanah longsor
Banjir yang melanda juga berdampak
pada pengikisan tanah dan longsor.Arus banjir yang tinggi membuat banyak tanah
yang ikut hanyut terbawa air sehingga terjadi erosi.Sedangkan terjadinya tanah
longsor karena awalnya konsisi tanah yang lemah karena diatasnya tidak terdapat
tanaman yang tumbuh sehingga ketika terguyur oleh air hujan mudah longsor.
3.
Krisis Air
Krisis
air atau kelangkaan air disebabkan oleh kegiatan hidup manusia yang sebagian
besar bergantung pada keberadaan air. Kelangkaan itu terjadi karena pemanfaatan
sumber daya yang kurang optimal.Sudah bukan hal yang aneh jika kita menemukan
banyak sekali kasus kekurangan air bersih terjadi di berbagi daerah di
Indonesia ini.seperti yang terjadi di kabupaten Semarang. Hampir setiap kemarau
terjadi pasti banyak warga yang kekurangan air. Kebanyakan dari kita hanya
memakai air untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dengan tanpa memikirkan cara
memperbaharuinya.
Krisis
air yang terjadi di kabupaten Semarang ini terjadi karena:
a.
Eksploitasi besar-besaran terhadap air
tanah yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat
perbelanjaan, apartemen dan lain-lain.
b.
Kabupaten Semarang merupakan perkotaan
yang posisinya semakin rendah daripada permukaan laut sehingga kota ini
senantiasa dihadapkan pada ancaman bencana banjir dan kelangkaan air, terutama
air besih.
c.
pembangunan gedung-gedung yang tidak
mematuhi perbandingan lahan yang terpakai dan lahan terbuka, sehingga
mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Dampak krisis
air antara lain:
a.
Banyak penduduk yang kekurangan pasokan
air bersih
Krisis air terjadi karena dari total
jumlah air yang ada hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air
minum, sedangkan sisanya adalah air laut. sehingga banyak penduduk yang
kekurangan air bersih.
b.
Munculnya penyakit
Krisis air terjadi saat musim
kemarau. Dimana sinar matahari bersinar dengan baik sehingga menyebabkan udara
menjadi panas.ketika udara panas, hampir semua orang berkeringat dan baju
mereka menjadi basah penuh bakteri yang mengharuskan mereka untuk mandi supaya
bakteri tersebut hilang. Tetapi ketika krisis air, jangankan untuk mandi, untuk
minum saja susah dan harus membeli. Sehingga banyak muncul penyakit seperti
gatal-gatal dan diare.
Krisis
air merupakan permasalahan utama yang di hadapi kabupaten Semarang, Berdasarkan
data dari PDAM, dari 16 kecamatan di kota ini, empat diantaranya kesulitan
mendapatkan air bersih. Masing-masing Kecamatan Tembalang, Kecamatan Tugu,
Kecamatan Banyumanik, dan Kecamatan Gunungpati.Akibat kekeringan, ratusan warga
Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Semarang, kini mulai dilanda krisis air
bersih.Warga kini harus antri disatu-satunya bak penampungan air dari sendang
sekedar untuk mendapatkan dua ember air tiap kepala keluarga.
C.
Mahasiswa mengatasi krisis air di Kabupaten semarang
Mahasiswa adalah
panggilan untuk orang yang sedang menjalanipendidikan tinggi di
sebuah universitas atau perguruan tinggi.Sedangkan
kalau diartikan dari katanya sendiri yaitu, Mahasiswa adalah suatu kata yang
tersusun dari dua unsur kata yaitu, “maha” dan “siswa”.Dimana kata maha disini
diartikan sesuatu yang lebih tinggi tingkatannya atau tidak merasa cukup,
sedangkan siswa sendiri adalah pelajar atau seorang yang menunutut ilmu.Sebagai
manusia terpelajar, mahasiswa hendaknya mampu melihat permasalahan-permasalahan
di sekitarnya, dan merancang solusi-solusi dari permasalahan-permasalahan yang
ada.Kabupaten semarang memiliki beberapa permasalahan lingkungan, utamanya
adalah krisis air pada musim kemarau.
Cara mahasiswa untuk mengatasi krisis air di Kabupaten
Semarang antara lainadalah:
1.
Pembuatan sumur resapan
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa
teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai
tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air
dan meresapkannya ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air
secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah, pada saat
musim hujan, air akan masuk ke dalam sumur resapan ini kemudian diserap menjadi
air tanah. Pada musim kemarau air dari sumur resapan ini akan menjadi logistik
bagi sumur-sumur pompa sehingga setiap rumah tangga tidak terjadi krisis air.
Manfaat
dari sumur resapan adalah:
- Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
- Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
- Mengurangi erosi dan sedimentasi
- Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai
- Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
- Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Mahasiswa bersama masyarakat dan
pemerintah hendaknya saling bahu membahu dalam pembuatan sumur resapan, melihat
manfaat yang mungkin didapatkan
tersebut, di harapkan sumur resapan dapat mengatasi krisis air di Kabupaten
Semarang pada saat musim kemarau.
2. Penanaman
pohon
Pohon merupakan paru-paru dunia, semakin
berkurangnya pohon di dunia maka semakin kompleks permasalahan lingkungan yang
akan dihadapi. Seperti yang terjadi di Kabupaten Semarang, sedikitnya jumlah
pohon di Kabupaten Semarang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya krisis air di
daerah tersebut.
Penanaman pohon di daerah Semarang akan sangat membantu mengatasi
krisis air pada musim kemarau, dengan salah satu manfaat pohon yaitu Manfaat Hidrologis (tanaman akan
menyerap air hujan). Dengan demikian, banyaknya kelompok pohon-pohon akan
menjadikan daerah sebagai daerah resapan/persediaan air tanah yang dapat
memenuhi kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya. Seperti yang dilakukan
Unnes Dalam rangka Dies Natalis ke-49, Universitas Negeri Semarang (Unnes)
bersama Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro danPemerintah Kota
Semarang melakukan penanaman pohon di Trangkil, Kelurahan Sukorejo, Gunungpati,
Semarang. Daerah tersebut merupakan daerah bekas longsor pada 23 Januari 2014.
3. Sosialisasi
dan penyuluhan mengenai pentingnya air
Kegiatan penyuluhan dan sososialisasi dilakukan
untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya air bagi kelangsungan hidup manusia,
kesadaran adalah penggerak dalam masyarakat untuk menjaga lingkungannya.
Sosialisasi dilakukan setiap dua minggu sekali
selama satu semester, dengan lokasi yang berbeda-berbeda di bantu dengan tokoh
masyarakat.Dengan demikian diharapkan masyarakat termotivasi untuk melindungi
alam sekitar, untuk kehidupan saat ini dan kehidupan anak cucunya.
4.
Pembuatan
biopori di pusat kota
Lubang
resapan biopori adalah metode resapan air yang
ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air
pada tanah.
Tujuan dari Lubang Resapan Biopori / LRB menurut
biopori.com :
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
b.Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar
c.Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
b.Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar
c.Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d.Mengurangi air hujan
yang dibuang percuma ke laut.
e.Mengurangi resiko banjir
di musim hujan.
f.Maksimalisasi peran dan
aktivitas flora dan fauna tanah.
g.Mencegah terjadinya erosi
tanah dan bencana tanah longsor.
Pusat kota merupakan tempat terjadinya segala aktivitas
pemerintahan, tetapi sering kali didapati pusat kota terjadi banjir, kadang
terjadi krisis air pula karena masyarakat daerah perkotaan hanya mengandalkan
PDAM sebagai sumber air untuk aktivitas sehari-hari, apabila PDAM terjadi
masalah dalam pendistribusian air maka daerah perkotaan semarang kekurangan
air.
Masyarakat perkotaan yang terjangakau oleh PDAM juga
seharusnya menjaga kelestarian air, salah satunya adalah dengan pembuatan
biopori agar air hujan meresap dan tersimpan kedalam tanah. Sehingga sumur
cadangan dapat dibuat sebagai sumber air saat
PDAM terjadi kendala dalam pendistribusian.
Selain
dengan pembuatan sumur resapan, penanaman pohon, sosialisasi tentang
pelestarian lingkungan hidup dan pembuatan biopori, masih banyak hala yang bisa
dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelamatkan air di kabupaten semarang.
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti
yang kita ketahui meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (CO2, CH4, CFC,
HFC, N2O), terutama peningkatan konsentrasi CO2, di atmosfir menyebabkan
terjadinya global warming (peningkatan suhu udara secara global) yang memicu
terjadinya global climate change (perubahan iklim secara global). Perubahan
iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan
ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan
bumi.Pemanasan global yang terjadi saat ini disebabkan oleh meningkatnya
gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri-industri.Ada berbagai
dampak negatif yang ditimbulkan dari terjadinya pemanasan global, salah satunya
adalah mengancam ketersediaan air.
Air
sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.Pelestariannya pun penting dilakukan agar
tidak mengganggu keberlangsungan hidup manusia.Ketersediaan air di bumi tidak
lepas dari faktor alam maupun perilaku manusia yang seringkali menunjukkan
ketidakpedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Krisis
air menjadi permasalahan utama di Kabupaten Semarang. Untuk itu, mahasiswa
sebagai insan cendekiawan yang memperoleh ilmu di perguruan tinggi menginginkan
adanya pelestarian air di Kabupaten Semarang. Solusi-solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi krisis air tersebut antara lain dengan pembuatan
sumur resapan, penanaman pohon dan sosialisasi dan penyuluhan mengenai
pentingnya air, dan lain-lain.
B. Saran
Air
merupakanunsur yang vital dalam
kehidupan manusia. Dalam
berbagai aspek kehidupan, air mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
manusia.Untuk itu, perlu adanya pelestarian air yang dilakukan oleh semua
kalangan, khususnya mahasiswa yang memperoleh ilmu di bangku kuliah.Sebagai
mahasiswa yang perduli terhadap lingkungan seharusnya dapat mengaplikasikan
ilmu yang di peroleh dari bangku kuliah untuk kesehjateraan masyarakat dengan
membuat solusi-solusi dari permasalahan yang ada. Solusi-solusi tersebut antara
lain dengan pembuatan sumur resapan, penanaman pohon dan sosialisasi dan
penyuluhan mengenai pentingnya air.
V.
DAFTAR PUSTAKA
http://herypurba-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-41623-Umum-PERUBAHAN%20IKLIM%20GLOBAL.html, Diunduh tanggal 9 mei 2014
pukul 15.00 WIB
http://www.jogjagreenzone.com/2013/02/manfaat-menanam-pohon.html, Di unduh tanggal 4 mei 2014, pukul 16.51 WIB
http://www.lensaindonesia.com/2012/09/01/empat-kecamatan-di-semarang-krisis-air-bersih.html, Diunduh tanggal 6 mei 2014, pukul 10.21 WIB
http://www.gcbiounnes.org/2014/04/06/penanaman-1-435-pohon-dies-natalis-ke-49-universitas-negeri-semarang/, diunduh tanggal 4 mei 2014, pukul 17.03 WIB
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/,
diunduh tanggal 4 mei 2014, pukul 16.45 WIB
http://www.indosiar.com/fokus/krisis-air-bersih-di-semarang_63156.html,
diunduh tanggal 4 mei 2014, pukul 16.52 WIB
http://www.invonesia.com/penyebab-bencana-alam-banjir.html, diunduh tanggal 4 mei
2014 pukul 08.34 WIB
http://rizkynovi99.blogspot.com/2013/05/pengertian-penyebab-dampak-dan-cara.html, diunduh tanggal 4 mei 2014 pukul 10.12 WIB
http://blog-penerang.blogspot.com/2013/04/pengertian-tanah-longsor-dan-penyebabnya.html, diunduh tanggal 10
Mei 2014 pukul 16.23 WIB
http://jakartawater.org/indonesia/72/beberapa-upaya-mengatasi-kelangkaan-air-di-perkotaan/, diunduh tanggal 7 mei
2014, pukul 15.16 WIB
http://jujubandung.wordpress.com/2012/08/08/penyebab-kelangkaan-air-perlu-untuk-diatasi/, diunduh tanggal 9 mei
2014, pukul 20.46 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar