MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI
PENILAIAN DAN PENGHARGAAN PRESTASI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku
Organisasi
Dosen Pembimbing : Nury Ariani Wulansari
Disusun Oleh:
Sherly Nurmala Dewi
7211413006
Akuntansi A 2013
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
MANAJEMEN KINERJA
ORGANISASI
1. Apakah
yang dimaksud dengan manajemen kinerja organisasi? Jelaskan dan berikan contoh
kongkritnya.
Jawab : Manajemen kinerja adalah
proses berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa berbagai
proses dalam organisasi berjalan dengan baik sehingga produktivitas karyawan,
tim, dan organisasi itu sendiri bisa dimaksimalkan. Manajemen kinerja
membutuhkan tujuan yang jelas dan terukur. Kemudian harus ada mekanisme untuk
mengukur dan mengevaluasi pencapaian tujuan tersebut, baik dari sisi hasilnya
sendiri, maupun proses pencapaian hasil yang tercermin antara lain dari sikap
dan perilaku kerja karyawan.
Contoh dari manajemen kinerja
organisasi adalah adanya pembagian kinerja yang jelas pada perusahaan garmen,
ketika seorang karyawan mendapatkan tugas menjahit lengan maka karyawan
tersebut bertanggungjawab atas kualitas jahitan bagian lengan.
2. Apakah
manajemen kinerja organisasi perlu di lakukan oleh pemerintah? Jelaskan.
Jawab : Perlu, karena pemerintah
memiliki banyak sekali pegawai yang berada di seluruh nusantara, sehingga perlu
adanya pengendalian yang tepat. Balanced
scorecard adalah salah satu cara manajemen kinerja yang perlu diterapkan
pemerintah. Balanced scorecard
sendiri adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola implementasi strategi,
mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategi dan sasaran
kepada stakeholders. Organisasi pemerintah ditantang untuk memenuhi
harapan berbagai kelompok stakeholders
(yaitu penerima layanan, karyawan, lembaga pemberi pinjaman/hibah, masyarakat,
dan pembayar pajak). Tuntutan ini mengharuskan organisasi pemerintah untuk
bertindak profesional sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi swasta.
3. Dilihat
dari manfaatnya, manajemen organisasi dianggap perlu dilakukan oleh perusahaan
berskala besar dan kecil, mengapa?
Jawab : manfaat manajemen kinerja ditinjau
dari aspek pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut:
a.
Penyesuaian
program pelatihan dan pengembangan karyawan
Setiap
perusahaan memiliki kebutuhan softskill yang berbeda-beda sesuai dengan bidang
usahanya, namun baik usaha kecil maupun besar kebutuhan softskillnya akan
diketahui melalui manajemen kinerja.
b.
Penyusunan
program seleksi dan kaderisasi
Dengan manajemen kinerja dapat
diketahui siapa saja yang berpotensi untuk menjadi pemimpin (bagi usaha besar)
atau koordinator (bagi usaha kecil) untuk mengembangkan usaha dan bertanggung
jawab di masa depan.
c.
Pembinaan
karyawan
Pelaksanaan
manajemen kinerja juga dapat menjadi sarana untuk meneliti hambatan karyawan
untuk meningkatkan prestasinya.
4. Di
dalam Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang Anda ikuti, adakah manajemen kinerja
keorganisasian? Jelaskan bagaimana sistematikanya.
Jawab : Ada, dalam LK yang saya
ikuti manajemen kinerja organisasi adalah sebagai berikut:
a. Pembagian
tugas yang jelas dari setiap divisi
b. Evaluasi
kinerja dan perkembangan divisi setiap 2 minggu sekali.
c. Adanya
kajian formal setiap 3 minggu sekali, untuk menambah wawasan anggota organisasi
d. Pembinaan
dari ketua organisasi bagi mereka yang menghambat berlangsungnya kegiatan.
5. Apakah
keluarga merupakan sebuah organisasi? Jika iya, apakah orangtua Anda pernah
melakukan manajemen kinerja organisasi? Jelaskan. Jika tidak, berikan
alasannya.
Jawab : Iya, keluarga organisasi
terkecil dari semua organisasi, di dalam keluarga terdapat manajemen kinerja
organisasi yaitu:
a. Menanyakan
nilai raport yang di hasilkan.
b. Memberi
nasihat dan motivasi bagi anak.
c. Mengajari
cara membaca dan menulis
d. Menyekolahkan
dan mengembangkan potensi yang ada di dalam anak melalui les privat softskill.
6. Apa
hubungan manajemen kinerja dengan profesionalisme?
Jawab : keterkaitan manajemen kinerja dengan
profesionalitas karena orang yang professional akan memiliki kinerja yang
tinggi. Pada prinsip dasar dalam meningkatkan kinerja adalah:
a.
Membangkitkan
motivasi dan etos kerja untuk bekerja secara professional;
b.
Meningkatkan
kompetensi kerja (akademik/vokasional) melalui pendidikan, pelatihan, kelompok
kerja, belajar sendiri. Sehingga dengan ketrampilan yang mereka miliki dapat
lebih professional dalam melakukan kinerja dan dapat meningkatkan
produktivitas.
c.
Menerapkan
sistem “reward and punishment”;
menerapkan sistem imbalan yang memuaskan; dan menerapkan sistem jenjang karier
yang jelas. Adanya jenjang karier yang jelas maka memotivasi karyawan untuk
bersikap professional.
7. Faktor
apakah yang mempengaruhi kinerja organisasi, bagaimanakah faktor itu mempengaruhi
kinerja organisasi?
Jawab : faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
a.
Kemampuan mereka,
Kemampuan sangat berpengaruh pada kinerja organisasi, sebab
apabila suatu tugas di serahkan pada orang yang tidak memiliki kemampuan di
bidangnya hasilnya akan kurang memuaskan dan kurang maksimal.
b.
Motivasi,
Motivasi disini salah satunya adalah motivasi
untuk mendapatkan reward dan kedudukan.
c.
Dukungan yang diterima,
Dukungan dari berbagai pihak, seperti keluarga
dan teman kerja akan mempengaruhi kinerja dan semangat kerja.
d.
Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
Apabila seorang pekerja sudah memiliki etos
kerja yang tinggi namun pekerjaan yang ada hanya sedikit untuk dikerjakan maka
kinerja akan menurun dan akan membentuk kemalasan orang tersebut.
e.
Hubungan mereka dengan organisasi.
Maksudnya adalah hubungan seorang pegawai dengan atasan
dengan rekan kerja.
8. Metode
six sigma merupakan
salah satu metode dalam
menerapkan manajemen kinerja keorganisasian, bagaimanakah
metode ini mempengaruhi kinerja organisasi?
Jawab : Six sigma merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha
untuk menjawab permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses
bisnis yang tanpa cacat. Istilah cacat adalah segala
produk dan jasa yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan kita. Apabila tidak adanya tanggapan dari produsen mengenai complain
dari konsumen maka menandakan bahwa kinerja organisasi tersebut bisa dikatakan
buruk. Loyalitas konsumen terjadi ketika organisasi tersebut mau mendengarkan
kritik dan saran dari konsumen, dan menerima complain dengan senang hati.
9. Sebutkan
tahap manajemen kinerja organisasi, apa yang akan terjadi jika dalam tahapan
manajemen kinerja organisasi tidak ada Reward
& punishment?
Jawab :
1.
Perencanaan Kinerja (Performance Planning)
2.
Pengelolaan kinerja.
3.
Evaluasi Kinerja (Reviewing)
4.
Reward & Punishment
Dalam organisasi
yang efektif, penghargaan digunakan dengan baik. Reward & punishment diberikan setelah melihat hasil realisasi
kinerja, apakah sesuai dengan key
performance indicator yang telah direncanakan atau belum. Reward & punishment dapat dijadikan
sebagai motivasi dalam meningkatkan kinerja. Reward tidak selalu berupa
financial, bisa berupa bentuk lain seperti promosi, kesempatan pendidikan, dll.
Reward inilah yang akan memotivasi karyawan meningkatkan kinerjanya.
10. Kendala
apakah yang sering terjadi dalam melakukan manajemen kinerja organisasi?
Jawab : Dari beberapa temuan
implementasi di perusahaan, penyebab gagalnya implementasi sistem manajemen
kinerja disebabkan antara lain: Kurang mendapat dukungan dari
pimpinan/manajemen, tidak adanya keterkaitan antara jabatan dengan performance
standard sebagai ukuran penilaian, bias para penilainya, kesulitan dari para
penilai dalam melakukan penilaian, kurangnya pemahaman terhadap sistem
manajemen kinerja oleh karyawan, dan belum terintegrasinya sistem manajemen
kinerja dengan sub sistem Human Capital yang lain.
PENILAIAN DAN PENGHARGAAN PRESTASI
1. Apa
yang di maksud penilaian prestasi, dan mengapa penilaian prestasi perlu
dilakukan? Apakah penilaian prestasi mempengaruhi kinerja?
Jawab : Penilaian prestasi kerja
adalah penilaian yan dilakukan untuk mengetahui seberapa kemampuan pekerja
untuk melaksanakan tugasnya, apakah mampu atau tidak dalam melaksanakan tugas
yang diberikan. Dikatakan berprestasi dalam bekerja adalah ketika orang
tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, bahkan
lebih baik dari standar yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi kerja tentu
sangat mempengaruhi kinerja karena Manfaat utama dari dilakukannya penilaian
kinerja adalah untuk memaksimumkan tingkat motivasi karyawan sehingga
sasaran organisasi dapat tercapai.
2. Indeks
Prestasi atau sering disebut IP merupakan salah satu hasil dari penilaian
prestasi di dalam organisasi (universitas), apa kegunaan IP bagi birokrasi
universitas?
Jawab :
a. Perbaikan
Prestasi Kerja
Dapat
menjadi tolak ukur hasil mengajar dan metode mengajar yang digunakan
b. Keputusan
-keputusan penempatan
Untuk
merekrut mahasiswa yang sudah lulus bergabung dengan universitas dengan melihat
IP yang ada.
c. Kebutuhan
Latihan dan Pengembangan
Untuk
mengembangkan metode mengajar agar mampu menyampaikan materi dengan cepat dan
tepat.
d. Kesempatan
Kerja Yang Adil
Untuk
mahasiswa yang memiliki IP yang sama yang mampu melbihi standar dari yang di
tentukan di berikan hak yang sama mengikuti seleksi penerimaan anggota
birokrasi baru.
e. Tantangan
-tantangan Eksternal
Mengevaluasi
apakah dengan IP yang di peroleh mahasiswa mampu bersaing dengan universitas
lain.
3. Pengaruh
apakah yang di timbulkan dari penilaian prestasi karyawan PT.Astra terhadap
kinerja dan produktivitas usahanya?
Jawab : PT.Astra menerapkan sistem
kontrak pada karyawannya, sehingga penilaian sangat mempengaruhi kinerja.
Kinerja karyawan PT.Astra sering kali dinilai dari absensi dan kecepatan kerja,
sehingga karyawan PT.Astra termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin
agar di perpanjang kontrak kerjanya dan tidak kehilangan sumber
pengahasilannya. Reward juga diberikan kepada karyawan sebagai imbalan kerja
yang melebihi target. Dari kedua hal itulah produktivitas usaha PT.Astra selalu
tinggi.
4. Siapakah
orang yang berhak mengevaluasi kinerja dalam organisasi?
Jawab : Yang berhak mengevaluasi adalah
pimpinan, atasan langsung atau manajer karena itu bagian dari wewenangnya,
apalagi dia bertanggungjawab terhadap kinerja bawahannya. Namun evaluasi yang
dilakukan oleh pemimpin memiliki kekurangan, diantara pimpinan merasa tidak
memenuhi persyaratan untuk mengevaluasi sebuah kontribusi yang unik dari
kinerja para bawahan.
Evaluasi
dari rekan kerja (peers) adalah salah satu cara yang dapat dijadikan sebagai
sumber data penilaian yang paling dapat dipercaya. Penilaian diri sendiri juga
dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa karyawan itu telah berkontribusi pada
organisasi.
5. Apa
sajakah yang perlu dievaluasi di dalam kinerja organisasi?
Jawab : Kriteria-kriteria yang dipilih
manajemen dalam melakukan evaluasi, akan berdampak besar terhadap apa yang
dikerjakan oleh karyawan tersebut. Ada tiga kriteria evaluasi yang paling umum
yaitu, hasil kerja perorangan, perilaku dan sifat.
a. Hasil perorangan adalah hasil
kinerja seorang pegawai apabila ia bekerja individu apakah maksimal atau tidak.
Akan berbeda jika orang tersebut tidak mampu bekerja tim.
b. Perilaku
Perilaku dalam organisasi juga perlu
dinilai, karena dalam organisasi perilaku seorang karyawan dapat mempengaruhi
penilaian orang lain terhadap perusahaan, karyawan membawa nama organisasi.
Selain itu perilaku juga mempengaruhi kinerjanya di dalam organisasi.
c. Sifat
Sifat adalah hal yang paling
mendasar dalam melakukan pekerjaan. Produktivitas seseorang dapat dilihat dari
sifatnya.
6. Penghargaan
terdiri dari dua macam, jelaskan. Lebih baik manakah antara kedua jenis
penghargaan tersebut untuk diterapkan di dalam organisasi?
Jawab :
a. Penghargaan
Kongkrit
Yaitu
penghargaan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indra, seperti:
tunjangan, bonus, promosi, kenaikan gaji
b. Penghargaan
Abstrak
Yaitu
penghargaan yang tidak dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indra, seperti:
kepercayaan, pujian, dihormati,
Penghargaan
kongkrit lebih baik dari pada penghargaan abstrak, karena dengan mendapat
penghargaan kongkrit maka penghargaan abstrak juga akan di dapatkan.
7. Apakah
yang terjadi pada karyawan yang tidak memiliki prestasi dalam bekerja?
Jawab : senior tidak berarti mereka
berprestasi, banyak senior yang sebenarnya tidak berprestasi dalam bekerja,
akan tetapi mereka loyal terhadap perusahaan, itu merupakan nilai plus bagi
karyawan yang tidak berprestasi. Jadi bagi karyawan yang tidak memiliki
prestasi yang menonjol bukan berarti mereka tidak memiliki kesempatan untuk
mendapatkan penghargaan. Penghargaan diberikan kepada siapa saja di dalam
organisasi meskipun tidak berprestasi tetapi ada hal lain yang mampu di berikan
oleh karyawan.
8. Penilaian
seperti apakah yang dianggap wajar?
Jawab : Penilaian prestasi akan terasa wajar
dan tepat apabila :
a.
Penilaian
prestasi dilakukan secara periodik.
b.
Penilai
memahami betul tingkat kinerja dari mereka yang dinilai.
c.
Ada
kesepakatan antara penilai dengan yang dinilai tentang tugas-tugas yang akan
dilakukan.
d.
Penilai
terlibat dengan karyawan dalam penentuan rencana yang dapat digunakan untuk
mengurangi kelemahan.
Apabila
prinsip-prinsip sebagaimana diungkapkan diatas digunakan dalam penilaian
prestasi maka karyawan akan merasa puas terhadap cara dan hasil penilaian
prestasi.
9. Mengapa
penghargaan sering disebut sebagai faktor kunci dalam produktivitas organisasi?
Jawab : Memberikan penghargaan pada pegawai yang
pekerjaannya luar biasa adalah faktor kunci untuk memastikan tingkat kerja
mereka tidak keropos. Hal ini merupakan sistem yang mudah diterapkan dan paling
efektif untuk memastikan tercapainya tujuan bisnis. Sebuah studi menyebutkan
pegawai yang dihargai atas pekerjaan yang diselesaikan dengan baik jauh lebih
termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan level yang lebih tinggi dari
pada mereka yang kinerjanya kurang di hargai karena hasil yang diberikan kurang
memuaskan.
Sebagai contoh: di perusahaan A karyawan akan
mendapatkan bonus sebesar Rp.1.00.000 apabila mau bekerja pada hari 2 hari
setelah idul fitri, dan di perusahaan B karyawan akan terancam tidak
diperpanjang kontak kerjanya apabila dia tidak bekerja pada 2 hari setelah idul
fitri. Karyawan akan sangat nyaman dan dengan senanghati memilih untuk bekerja
di perusahaan A dan dengan kenyamanan tersebut dapat meningkatkan
produktivitasnya.
10. Apa yang bisa di dapatkan oleh
organisasi jika menerapkan sistem kompensasi/penghargaan yang adil?
Jawab :
a.
Sistem
kompensasi yang didisain dengan adil dan baik, memberikan dampak positif dalam
efisiensi dan hasil kerja setiap karyawan/individu didalamnya.
b.
Sistem
kompensasi yang adil mendorong karyawan untuk memberikan kinerja melebihi
standar normal
c.
Sistem
kompensasi yang adil membantu proses evaluasi jabatan (Job Evaluation), yang
lebih realistis dan dapat dicapai (achievable).
d.
Sistem
kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke dalam setiap tingkat jabatan di
dalam organisasi
e.
Sistem
memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan(work-life balance). Sistem tidak
memberikan hukuman kepada karyawan untuk sesuatu yang diluar kendali, dan juga
tidak akan mengeksploitasi karyawan.
f.
Sistem
kompensasi akan meningkatkan moral kerja karyawan, produktifitas dan kerjasama
antar karyawan, selain memberikan kepuasan kepada karyawan.
g.
Sistem
kompensasi yang adil membantu manajemen dalam memenuhi dan menghadapi aksi
karyawan.
h.
Sistem
kompensasi yang adil membantu penyelesaian yang memuaskan kedua pihak bila
terjadi selisih antara serikat pekerja dan manajemen.
i.
Sistem
kompensasi yang adil memberikan dorongan dan kesempatan bagi karyawan untuk
berkinerja dan memberikan hasil lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar