SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
Disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah Pengauditan II
Disusun
Oleh :
1. Sherly Nurmala Dewi 7211413006
2. Aenur Rizkiyah 7211413008
3. Siti Nurohmah 7211413009
4. Fitri Nurkhotimah 7211413057
5. Mamik Suparmi 7211413061
JURUSAN
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sampling adalah proses menerapkan
prosedur-prosedur audit pada sampel yang merupakan bagian dari keseluruhan
populasi guna mengambil kesimpulan mengenai total populasi. Teori sampling
mengasumsikan bahwa kualitas yang dimilki sampel yang representatif bisa
diperhitungkan ke populasi
Sampling, pada hakikatnya, adalah proses
mempelajari keseluruhan dengan menelaah hanya sedikit. Pada yang sama, dengan
sampling auditor harus menerima risiko bahwa sampel yang dipilih tidak
benar-benar mencerminkan populasi, yakni, bahwa karakteristik yang
diproyeksikan dari sampel tidak sama dengan yang akan ditemukan. Jika
keseluruhan populasi atau sampel dalam jumlah yang lebih besar diaudit.
Sampling, bukanlah akhir tujuan itu
sendiri, justru hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Sampel dan hasil
sampel hanyalah data mentah data yang harus diberi bobot dan dipelajari. Data
tersebut harus dianalisis materialitasnya, alasan, penyebab, dan dampak aktual
atau potensial. Jadi sampel yang diambil merupakan langkah pertama untuk
memberikan opini audit.
Dengan meningkatnya penggunaan teknologi
informasi, auditor harus memutuskan apakah sampling merupakan cara yang paling
efisien dan efektif untuk mendapatkan bukti.
Dengan adanya piranti lunak (software) yang bisa digunakan di
keseluruhan perusahaan dan piranti lunak terintegritas lainnya, seorang auditor
bisa memutuskan untuk tidak mengambil sampel dari populasi melainkan mengaudit
100 persen populasi.
Piranti lunak audit umum dan
teknik-teknik lainnya bisa memungkinkan auditor untuk lebih efisien mengaudit
100 persen populasi dibandingkan memilih sampel dan mengaudit sampel tersebut.
Hal ini khususnya bisa terjadi bila suatu entitas tidak lagi menggunakan
dokumen-dokumen manual.
TUJUAN
1.
Membedakan sampling
audit untuk pengujian atas rincian saldo dan pengujian pengendalian serta
pengujian subtantif atas transaksi
2.
Menerapkan sampling
nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo
3.
Menerapkan sampling
unit moneter
4.
Menguraikan sampling
variabel
5.
Menggunakan estimasi
yang berbeda dalam pengujian atas rincian saldo
MANFAAT
1.
Memberikan gambaran
secara umum teknik-teknik pengambilan sampel dengan masing-masing metode
2.
Tujuan audit dapat
terpenuhi selama sampling dilakukan dengan benar
3.
Mengetahui
bagaimana cara menentukan, langkah-langkah serta metode yang dapat digunakan
dalam menentukan sampling yang representative
BAB
1I
PEMBAHASAN
PERBANDINGAN
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN
PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Tiga penentu penting dari ukuran
sampel adalah tingkat keyakinan yang diinginkan, salah saji yang dapat
diterima, dan salah saji yang diestimasi.
Tujuan
sampling audit adalah untuk menarik kesimpulan mengaenai seluruh populasi dari
hasil suatu sampel.
Dalam pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo memiliki
resiko sampling maupun nonsampling. Untuk mengatasi resiko sampling, auditor
dapat menggunakan metode nonstatistik atau statistik atas ketiga jenis
pengujian tersebut.
Perbedaan utama antara pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, pengujian atas rincian saldo
terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
Jenis Pengendalian
|
Apa
yang Diukurnya
|
Pengujian
Pengendalian
|
·
Keefektifan operasi
pengendalian internal
|
Pengujian
substantif atas transaksi
|
·
Keefektifan
pengendalian
·
Kebenaran moneter transaksi
dalam sistem akuntansi
|
Pengujian
atas rincian saldo
|
·
Apakah jumlah dolar
saldo akun mengandung salah saji yang material
|
Auditor melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi:
ü Untuk
menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
ü Untuk
mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian
atas rincian saldo
ü Untuk
perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara
efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Tidak
seperti pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor jarang menggunakan tingkat keterjadian dalam pengijian atas rincian
saldo. Sebaliknya, auditor menggunakan metode sampling yang mrmberiksn hasil
dalam dolar. Ada tifa jenis utama
metode sampling yang digunakan untuk menghitung salah saji saldo akun dalam
dolar yaitu: sampling non statistik, sampling unit moneter, dan sampling
variabel.
SAMPLING NONSTATISTIK
Ada
14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo. Langkah-langkah tersebut sejalan dengan 14 langkah yang digunakan untuk
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, walaupun
tujuannya berbeda. Sebagai auditor, anda harus memahami bagaimana sampling
audit untuk pengujian atas rincian saldo serupa dan berbeda dari sampling audit
untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Langkah-langkah
Audit untuk Pengujian atas rincian saldo
|
Langkah-langkah
Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
|
Merencakanan
Sampel
|
Merencakanan
Sampel
|
1. Menyatakan
tujuan pengujian audit.
|
1) Menyatakan
tujuan pengujian audit
|
2. Memutuskan
apakah sampling audit dapat diterapkan.
|
2) Memutuskan
apakah sampling audit dapat diterapkan.
|
3. Mendefinisikan
salah saji.
|
3) Mendefinisikan atribut dan pengecualian.
|
4. Mendefinisikan
populasi.
|
4) Mendefinisikan
populasi.
|
5. Mendefinisikan
unit sampling.
|
5) Mendefinisikan
unit sampling.
|
6. Menetapkan
salah saji yang dapat ditoleransi.
|
6) Menetapkan
tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.
|
7. Menetapkan
risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah.
|
7) Menetapkan
resiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu
rendah (ARACR).
|
8. Mengestimasi
salah saji dalam populasi.
|
8) Mengestimasi
tingkat pengecualian populasi.
|
9. Menentukan
ukuran sampel awal.
|
9) Menentukan
ukuran sampel awal.
|
Memilih
Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
|
Memilih
Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
|
10. Memilih
sampel.
|
10) Memilih
sampel.
|
11. Melaksanakan
prosedur audit.
|
11) Melaksanakan
prosedur audit.
|
Mengevaluasi
Hasil
|
Mengevaluasi
Hasil
|
12. Menggeneralisasi
dari sampel ke populasi
|
12) Menggeneralisasi
dari sampel ke populasi
|
13. Menganalisis
salah saji
|
13) Menganalisis
pengecualian.
|
14. Memutuskan
akseptabilitas populasi
|
14) Memutuskan
akseptabilitas populasi
|
Menyatakan Tujuan
Pengujian Audit
Auditor
akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah
saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
Memutuskan Apakah
Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling
audit diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpulan mengenai
populasi berdasarkan sampel.
Mendefinisikan Salah
Saji
karena
sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur salah saji moneter,
yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan. Ketika
mengaudit piutang usaha , setiap salah saji pada saldo pelangganklien yang
dimasukkandalam sampel auditor merupakan suatu salah saji
.
Mendefinisikan Populasi
Dalam
pengujian atas rincian saldo, populasi didefinisikan sebagai item yang
membentuk populasi dolar yang tercatat.
·
Sampling
Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor
memisahkan populasi ke dalamdua atau lebih subpopulasi sebelum
menerapkansampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling berstratifikai (stratified sampling), di mana setiap
subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi memungkinkan auditor
menekankan item pipulasi tertentu dan mengabaikan yang lain. Dalam kebanyakan
situasi sampling audit, termasuk konfirmasi piutang usaha, auditor ingin
menekankan nilai dplar tercatat uang lebih besar, sehingga mereka dapat
mendefinisikan setiap strata berdasarkan ukuran nilai dolar yang tercatat.
Tabel dibawah ini mengasumsikan bahwa
auditor memutuskan untuk menstratifikasi sebagai berikut :
Strata
|
Kriteria Strata
|
Jumlah dalam Populasi
|
Dolar dalam populasi
|
1
|
>$15.000
|
3
|
$ 88.955
|
2
|
$5.000-$15.000
|
10
|
71.235
|
3
|
<$5.000
|
27
|
47.105
|
|
|
40
|
$207.295
|
Ada banyak cara lain untuk menstratifikasi populasi ini. Salah
satu contohnya adalah memiliki empat strata ( memuat strata 3 item antara
$2.000 dan $5.000, dan menambahkan strata keempat untuk item yang lebih
kecildari$2.000.
Mendefinisikan
Unit Sampling
Untuk sampling nonstatistik dalam
pengujian atas rincian saldo, unit sampling hampir selau merupakan item yang
membentuk saldo akun. Auditor dapat menggunakan item membentuk populasi
tercatat sebagai unit sampling untuk menguji semua tujuan audit kecuali kelengkapan.
Jika auditor berkepentingan dengan tujuan kelangkaan mereka harus memilih
sampel dari sumber yang berbeda, seperti pelanggan atau vendor dengan saldo
nol. Karena itu unit sampling untuk pengujian ini adalah pelanggan dengan saldo
nol.
Menetapkan
Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang
dapat ditoleransi untuk menentkan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling
nonstatistik. Auditor akan memulainya dengan pertimbangan pendahuluan mengenai
materialitas dan menggunakan total tersebut untuk memutuskan salah saji dapat
ditoleransi bagi setiap akun. Ukuran sampel yang diperlukan akan meningkat jika
salah saji yang dapat ditoleransi auditor untuk saldo akun atau kelas
transaksi.
Menetapkan
Risiko yang Dapat Diterima atas penerimaan yang salah
Risiko yang dapat diterima atas
penerimaan yang salah (acceptable risk
of incorrect acceptance = ARIA) adalah risiko yang bersedia ditanggung
auditor karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang
sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi.
ARIA mengukur keyakina yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk
memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor
akan menetapkan ARIA yang lebih rendah. Seperti ARACR pada pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, ARIA dapat ditetapkan
secara kuantitaitf (seperti 5% atau 10%), atau secara kualitatif (seperti
rendah, sedang, tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA
dan ukuran sampel yang diperlukan. Sebagai contoh, jika auditor memutuskan
untuk mengurangi ARIA dari 10% menjadi 5%, ukuran sampel yang diperlukan akan
meningkat. Dengan kata lain, jika auditor hanya bersedia mengambil resiko yang
kecil, akan diperlukan ukuran sampel yang lebih besar.
Sebuah
faktor penting mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah penilaian
risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal sudah
efektif, maka resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor
untuk meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel
yang diperlukan untuk pengujian atas rincian saldo yang berkaitan.
Mengestimasi
Salah Saji dalam Populasi
Biasanya auditor membuat estimasi ini
berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien dan dengan menilai risiko
inhern, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.
Ukuran sampel yang direncanakan akan meningkat apabila jumlah saji yang
diharapkan dalam populasi mendekati salah saji yang dapat ditoleransi.
Menentukan
Ukuran Sampel Awal
Jika
menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel awal dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk membantu
auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali
mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akuntannya atau beberapa sumber
lainnya.
Tabel 17-2
|
Hubungan Antara Faktor-faktor yang Mempengaruhi
ARIA, Pengaruhnya terhadap ARIA, dan Ukuran Sampel yang Diperlukan untuk
Sampling Audit
|
||
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi ARIA
|
Contoh
|
Pengaruhnya terhadap
ARIA
|
Pengaruhnya terhadap
Ukuran Sampel
|
Keefektifan
pengendalian internal (risiko pengendalian)
|
Pengendalian internal sudah efektif
(mengurangi risiko pengendalian)
|
Meningkat
|
Menurun
|
Pengujian substantif
atas transaksi
|
Tidak ada
pengecualian yang ditemukan dalam pengujian substantif atas transaksi
|
Meningkat
|
Menurun
|
Risiko audit yang
dapat diterima
|
Kemungkinan bangkrut rendah (risiko
audit yang dapat diterima meningkat)
|
Meningkat
|
Menurun
|
Prosedur Analitis
|
Prosedur analitis
dilaksanakan tanpa indikasi salah saji yang mungkin
|
Meningkat
|
Menurun
|
Tabel 17-3
|
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengujian
Substantif Atas Rincian Saldo
|
|
Faktor
|
Kondisi yang
Menyebabkan Ukuran Sampel yang Lebih Kecil
|
Kondisi yang
Menyebabkan Ukuran Sampel yang Lebih Besar
|
Risiko pengendalian
(ARACR) – Mempengaruhi risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah
|
Risiko pengendalian rendah
|
Risiko pengendalian tinggi
|
Hasil prosedur
substantif lainnya yang terkait dengan asersi yang sama (termasuk prosedur
analitis dan pengujian substantif yang relevan lainnya)-Mempengaruhi risiko
yang dapat diterima atas penerimaan yang salah
|
Hasil yang memuaskan
dalam prosedur susbstantif yang terkait lainnya
|
Hasil yang tidak
memuaskan dalam prosedur susbstantif yang terkait lainnya
|
Risiko audit yang
dapat diterima-mempengaruhi risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang
salah
|
Risiko audit yang dapat diterima
tinggi
|
Risiko audit yang dapat diterima
rendah
|
Salah saji yang dapat
ditoleransi bagi akun tertentu
|
Salah saji yang dapat
ditoleransi lebih besar
|
Salah saji yang dapat
ditoleransi lebih kecil
|
Risiko
inhern-Mempengaruhi estimasi salah saji populasi
|
Risiko inhern rendah
|
Risiko inhern tinggi
|
Ukuran dan frekuensi
dalah saji yang diharapkan-Mempengaruhi estimasi salah saji populasi
|
Salah saji yang lebih
kecil atau frekuensi yang lebih rendah
|
Salah saji yang lebih
besar atau frekuensi yang lebih tinggi
|
Jumlah dolarn
populasi
|
Saldo akun yang lebih kecil
|
Saldo akun yang lebih besar
|
Jumlah item dalam
populasi
|
Hampir tidak
mempengaruhi ukuran sampel kecuali populasi sangat kecil
|
Hampir tidak
mempengaruhi ukuran sampel kecuali populasi sangat kecil
|
Memilih
Sampel
Untuk sampling nonstatistik standar
auditing mengijinkan auditor untuk menggunakan metode pemilihan mana pun.
Auditor baru akan membuat keputusan setelah mempertimbangkan keunggulan dan
kelemahan setiapmetode, termasuk pertimbangan biaya. Untuk sampling
berstratifikasi auditor akan memilih sampel secara independen dari setiap
strata.
Melaksanakan
Prosedur Audit
Auditor menerapkan prosedur audit yang
tepat pada setiap item sampel untuk menentukan apakah item tersebut mengandung
salah saji. Contohnya dalam konfirmasi piutang usaha, auditor harus mengirimkan
sampel konfirmasi positif dan menentukan jumlah salah saji dalam setiap akun
yang dikonfirmasi. Jika terjadi nonrespondens, mereka akan menggunakan prosedur
alternatif untuk menentukan salah saji.
Menggeneralisasi
Dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas Populasi
Auditor harus
menggeneralisasikan dari sampel ke populasi dengan 1). Memproyeksikan salah
saji dari hasil sampel ke populasi dan 2). Mempertimbangkan kesalahan sampling
serta risiko sampling (ARIA). Auditor tidak akan langsung menyimpulkan jumlah
salah saji klien suatu akun (piutang) dari sampel karena auditor berkepentingan
dengan hasil populasi, bukan hasil
sampel. Karena itu, auditor harus memproyeksikan dari sampel ke populasi untuk
mengestimasi salah saji populasi.
Langkah pertama
adalah menghitung titik estimasi (point estimate). Titik estimate
dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang umum adalah
mengasumsikan bahwa salah saji populasi yang belum diaudit adalah proporsional
dengan salah saji sampel. Perhitungan tersebut harus dilakukan untuk setiap
strata dan kemudian dijumlahkan, bukan menggabungkan total salah saji dalam
sampel. Titik estimasi salah saji dapat dihitung dengan menggunakan metode
rata-rata tertimbang sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png)
Titik estimasi
itu sendiri bukan merupakan ukuran salah saji populasi yang memadai karena
kesalahan sampling. Dengan kata lain, karena estimasi didasarkan pada sampel,
estimasi itu akan mendekati salah saji populasi yang sebenarnya, tetapi tidak
mungkin sama persis. Jika titik estimasi lebih kecil dari salah saji yang dapat
ditoleransi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa salah saji
populasi yang sebenarnya lebih besar dari jumlah salah saji yang dapat
ditoleransi dalam situasi tersebut. Hal ini harus dilakukan baik untuk sampel
statistik maupun sampel nonstatistik.
Auditor yang
menggunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur secara formal kesalahan
sampling sehingga harus mempertimbangkan secara subjektif kemungkinan bahwa
salah saji populasi yang sebenarnya melampaui jumlah yang dapat ditoleransi.
Auditor melakukan hal ini dengan mempertimbangkan:
1. Perbedaan antara titik estimasi dan
salah saji yang dapat ditoleransi (yang disebut penghitungan kesalahan
sampling)
2. Sejauh mana item dalam populasi telah
diaudit 100 persen
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset
atau hanya bersifat satu arah
4. Jumlah salah saji individual
5. Ukuran sampel
Jika item
populasi yang lebih besar diaudit 100 persen, setiap salah saji yang belum
teridentifikasi akan dibatasi pada item yang lebih kecil. Jika salah saji
cenderung mengoffset dan relatif berukuran kecil, auditor dapat menyimpulkan
bahwa salah saji populasi yang sebenarnya mungkin lebih kecil dari jumlah yang
dapat ditoleransi. Selain itu, semakin besar ukuran sampel, semakin yakin
auditor bahwa titik estimasi mendekati nilai populasi yang sebenenarnya. Dalam
contoh ini, jika ukuran sampel dianggap
besar, auditor akan lebih bersedia menerima bahwa salah saji populasi
yang sebenarnya lebih kecil dari salah saji yang dapat ditoleransi. Akan
tetapi, jika satu atau lebih kondisi lainnya tersebut berbeda, auditor dapat
mempertimbangkan peluang salah saji itu melebihi jumlah yang dapat ditoleransi
adalah tinggi dan populasi yang tercatat tidak dapat diterima.
Meskipun jumlah
salah saji yang mungkin tidak dianggap material, auditor harus menunggu untuk
melakukan evaluasi akhir hingga seluruh audit selesai. Estimasi total salah
saji dan estimasi kesalahan sampling piutang usaha harus digabungkan dengan
estimasi salah saji pada semua bagian audit lainnya untuk mengevaluasi pengaruh
semua salah saji terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
Menganalisis
Salah Saji
Auditor harus
mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam
pengujian atas rincian saldo. Sebagai contoh, anggaplah bahwa ketika auditor
mengkonfirmasi piutang usaha, semua salah saji berasal dari kelalaian klian
untuk mencatat barang yang dikembalikan. Auditor akan menentukan mengapa jenis
salah saji tersebut sangat sering terjadi, implikasi salah saji itu terhadap
bidang audit lainnya, dampak potensialnya terhadap laporan keuangan, dan
pengaruhnya terhadap operasi perusahaan. Pendekatan yang sama dapat diikuti
pada semua salah saji.
Auditor harus
menganalisis salah saji untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model risiko
audit memang diperlukan. Dalam paragrap sebelumnya, jika auditor menyimpulkan
bahwa kelalaian untuk mencatat retur yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian
internal, auditor mungkin perlu menilai kembali risiko pengendalian. Hal
tersebut pada gilirannya akan menyebabkan auditor mengurangi ARIA, yang akan
meningkatkan ukuran sampel yang direncanakan. Revisi model risiko audit harus
dilakukan dengan sangat hati-hati karena model tersebut terutama ditujukan
untuk perencanaan, bukan mengevaluasi hasil.
Tindakan
yang Diambil Apabila Populasi Ditolak
Jika auditor menyimpulkan bahwa salah
saji dalam suatu populasi mungkin lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi
setelah mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi tidak dianggap dapat
diterima. Pada titik tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan yang dapat
dilakukan:
·
Tidak mengambil tindakan hingga
pengujian atas bidang audit lainnya telah selesai
Akhirnya, audtor harus
mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji
yang material. Jika salah saji yang mengoffset ditemukan pada bagian audit
lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa estimasi salah
saji piutang usaha dapat diterima. Tentu saja, sebelum audit selesai, auditor
harus mengevaluasi apakah salah saji dalam salah satu akun akan membuat laporan
keuangan menjadi menyesatkan meskipun ada salah saji yang mengoffset.
·
Melaksanakan pengujian audit yang
diperluas pada bidang tertentu
Jika analisis salah saji menunjukan bahwa sebagian
besar salah saji merupakan suatu jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya
audit tambahan pada bidang yang menjadi masalah. Sebagai contoh, jika analisis
salah saji dalam konfirmasi menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji
disebabkan oleh kelalaian untuk mencatat retur penjualan, auditor dapat
memperluas pencarian yang dikembalikan untuk memastikan bahwa hal tersebut
telah dicatat. Akan tetapi, auditor harus mengevaluasi penyebab semua salah
saji dalam sampel sebelum mengenai penekanan yang tepat pada pengujian yang
diperluas dapat dicapai. Masalahnya mungkin ada pada lebih dari satu bidang.
·
Meningkatkan ukuran sampel
Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan
sampling akan dikurangi jika tingkat salah saji dalam sampel diperluas, jumlah
dolarnya, dan arahnya serupa dengan pada sampel awal. Karena itu, meningkatkan
ukuran sampel dapat saja memenuhi persyaratan salah saji yang dapat ditoleransi
auditor.
·
Menyesuaikan saldo akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun
mengandung salah saji yang material, klien mungkin akan bersedia menyesuaikan
nilai buku berdasarkan hasil sampel.
·
Meminta klien untuk mengoreksi populasi
Dalam beberapa kasus, cacatan klien sangat tidak
memadai sehingga populasi harus dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit
dapat diselesaikan. Sebagai contoh, dalam piutang usaha, klien mungkin diminta
untuk mengoreksi catatan piutang usaha dan sekali lagi menyusun daftar piutang
usaha jika auditor menyimpulkan bahwa piutang itu memiliki salah saji yang
signifikan. Jika klien mengubah penilaiannya atas beberapa item dalam populasi,
hasilnya harus diaudit lagi.
·
Menolak untuk memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian
Jika auditor yakin
bahwa jumlah yang tercatat dalam suatu akun tidak dinyatakan secara wajar,
auditor harus mengikuti setidaknya satu prosedur alternatif sebelumnya atau
mengkualifikasi laporan audit dengan cara yang tepat. Jika auditor yakin bahwa
laporan keuangan sangat mungkin mengandung salah saji yang material, maka
mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian merupakan pelanggaran serius
terhadap standar auditing. Jika auditor mengidentifikasi salah saji yang
material pada suatu perusahaan publik, ia harus mempertimbangkan kelemahan yang
material ketika melaporkan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
SAMPLING
UNIT MONETER
Sampling unit moneter yaitu inovasi
dalam metodologi sampling statistik yang dikembangkan secara khusus untuk digunakan
oleh auditor. Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS) sekarang
merupakan metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian
atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik bagi sampling
atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam dolar (atau
mata uang lainnya yang sesuai). MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar,
sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitasa yang
proprosional dengan ukuran.
Keuntungan
ü Jika auditor mengharapkan tidak adanya
salah saji, MUS biasanya mengasilkan ukuran sampel ukuran sampel yang lebih
kecil daripada sampling variabel
klasik.
ü Perhitungan ukuran sampel dan evaluasi
dari hasil sampel tidak didasarkan pada variasi (yaitu deviasi standar) antara
unsur-unsur dalam populasi. Deviasi standar diperlukan untuk menghitung ukuran
sampel untuk penerapan sampling variabel
klasik karena penyimpangan itu mengandalkan teorema batas pusat
ü Jika diterapkan dengan menggunakan
prosedur pemilihan sampel probabilitas proporsional terhadap ukuran sampel. MUS
secara otomatis menghasilkan sampel yang bertingkat-tingkat karena unsur yang
dijadikan sampel dipilih sebagai proporsi terhadap nilai dolarnya.
Kerugian
ü
Pemilihan
saldo nol atau negatif umumnya membutuhkan pertimbangan desain yanga khusus.
ü
Pendekatan
umum terhadap MUS mengasumsikan bahwa jumlah yang diaudit dari unsur sampel
tidak keliru sebesar lebih dari 100%.
ü
Ketika
lebih dari satu atau dua salah saji dideteksi dengan menggunakan pendekatan
MUS, perhitungan hasil sampel bisa melebih sajikan cadangan untuk risiko sampling.
Perbedaan
Antara Sampling Unit Moneter (MUS) Dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling
nonstatistik. Ke-14 lan gkahnya juga harus dilaksanakan dalam MUS, walaupun
beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Kunci untuk memahami MUS adalah
memahami perbedaan tersebut. Beberapa perbedaannya antara lain:
·
Definisi
Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
·
Ukuran
Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
·
Pertimbangan
Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk Setiap Akun dan Bukan Salah
Saji yang Dapat Ditoleransi
·
Ukuran
Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
·
Aturan
Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan Akseptabilitasi Populasi
·
Pemilihan
Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
·
Auditor
Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Teknik MUS.
Langkah-langkah
dalam penerapan sampling satuan moneter
Perencanaan
1. Menetukan Tujuan Pengujian
2. Mendefinisikan karakteristik populasi:
·
Mendefinisikan
populasi
·
Mendefinisikan
unit sampling
·
Mendefinisikan
salah saji
3. Menentukan ukuran sampel, menggunakan
masukan berikut:
·
Tingkat
keyakinan yang diinginkan dan risiko keliru menerima
·
Salah
saji yang dapat diterima
·
Salah
saji populasi yang diperkirakan
·
Ukuran
populasi
Kinerja
4. Memilih unsur sampel
5. Melaksanakan prosedur audit:
·
Memahami
dan menganalisis setiap salah saji yang ditemukan.
Evaluasi
6. Menghitung salah saji yang diproyeksikan
dan batas atas dari salah saji
7. Menarik kesimpulan akhir
Generalisasi dari Sampel ke Populasi Ketika Salah Saji Tidak Ditemukan dengan
Menggunakan MUS.
Asumsikan
bahwa auditor mengonfirmasi suatu populasi pitang dagang atas kebenaran nilai
moneternya. Total Populasi adalah Rp 1.200.000 dan sampelnya menggunakan 100
konfirmasi. Selama audit, seluruh salah saji ditemukan dalam sampel. Auditor
ingin menentukan jumlah maksimum dari lebih saji atau kurang saji yang dapat
muncul dalam populasi meskipun salah saji tidak ditemukan dalam sampel. Hal ini
disebut batas saalah saji atas (upper misstatement bound) dan batas
salah saji bawah (lower misutatement bound). Berikut 3 contoh asumsi
yang dibuat untuk mengilustrasikan hal tersebut:
Asumsi 1
Jumlah lebih
saji adalah 100%;Jumlah kurang saji adalah 100%; batas salah saji pada ARIA 5%
adalah:
Batas salah
saji atas= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Batas salah
saji bawah=Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Diasumsikan
bahwa, secara rata-rata, bagian populasi ini telah salah saji sebesar total
uang dari nilai tercatat. Oleh karena batas salah saji adalah 3%, maka nilai
salah saji mungkin tidak melebihi Rp 36.000.000 (3% dari total uang tercatat
dalam populasi). Jika seluruh jumlah ternyata lebih saji, maka terdapat lebih
saji sebesar Rp 36.000.000. Jika seluruhnya kurang saji, maka terdapat kurang
saji sebesar Rp 36.000.000.
Asumsi 100% salah saji tersebut sebenarnya sangat konservatif, terutama untuk
lebih saji. Asumsikan tingkat pengecualian populasi aktual adalah 3%. Di bawah
ini merupakan dua kondisi yang muncul sebelum nilai Rp 36.000.000 secara tepat
menunjukkan jumlah lebih saji yang sebenarnya.
- Seluruh jumlah harus lebih saji. Saling hapus (offsetting) akan mengurangi jumlah salah saji.
- Seluruh bagian populasi yang salah saji harus 100% salah saji. Oleh karena itu tidak mungkin, misalnya, salah saji sebesar Rp 226.000 dicatat sebesar Rp 262.000. Berarti hanya ada 13,7% salah saji (262.000-226.000= 36.000) lebih saji; 36.000/262.000 = 13,7%).
Asumsi 2
Jumlah lebih
saji adalah 10%; jumlah kurang saji adalah 10%; batas salah saji pada ARIA 5%
yaitu:
Batas atas
salah saji= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Batas bawah
salah saji= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Asumsinya
adalah bahwa, secara rata-rata, bagian-bagian yang salah saji tidak melebihi
10%. Jika seluruh bagian telah salah saji pada satu arah, maka batas salah saji
adalah +Rp 3.600.000 dan –Rp 3.600.000. Perubahan asumsi salah saji dari 100%
menjadi 10% secara signifikan memengaruhi batas salah saji. Dampaknya secara
langsung adalah pada nilai perubahannya.
Asumsi 3
Jumlah lebih
saji adalah 20%; jumlah kurang saji adalah 200%; batas salah saji pada ARIA 5%
yaitu:
Batas atas
salah saji= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Batas bawah
salah saji= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Alasan dari
persentase yang lebih besar atas kurang saji tersebut adalah potensi terjadinya
salah saji lebih besar dalam bentuk persentase. Misalnya, piutang dagang
tercatat pada Rp 20.000 yang seharusnya dicatat sebesar Rp 200.000 sehingga
kurang saji sebesar 900% [(200.000-20.000)/20.000], sementara yang lainnya
tercatat sebesar Rp 200.000 yang seharusnya dicatat sebesar Rp 20.000 sehingga
lebih saji sebesar 90% [(200.000- 20.000)/200.000].
Bagian yang
terdiri atas jumlah kurang saji yang lebih besar memiliki nilai tercatat lebih
kecil sebagai hasil dari salah saji tersebut. Konsekuensinya, karena mekanisme
dari MUS, hanya sedikit di antaranya yang akan terpilih dalam sampel. Oleh
karena alasan ini, beberapa auditor memilih sampel tambahan dari saldo kecil
untuk menambah jumlah sampel, saat jumlah kurang saji menjadi perhatian dalam
audit.
·
Persentase yang Tepat dalam Asumsi
Salah Saji
Asumsi yang tepat untuk keseluruhan persentase salah
saji dalam populasi yang mengandung salah saji merupakan keputusan auditor.
Dalam situasi tersebut, auditor harus menetapkan persentase tersebut
berdasarkan penilaian profesional. Bila sebaiknya, tidak terdapat informasi
yang menyakinkan, maka perlu mengasumsikan jumlah 100% baik untuk lebih saji
maupun kurang saji, kecuali jika tidak terdapat salah saji dalam hasil sampel.
Pendekatan ini termasuk konservatif, tetapi lebih mudah untuk dijustifikasi
dibandingkan asumsi lain. Batas atas dan batas bawah salah saji lebih tepat
disebut batas salah saji (dalam MUS) dibandingkan kecenderungan salah saji
maksimum atau pun batas keyakinan (confidence limit). Alasannya adalah
luasnya penggunaaan asumsi konservatif tersebut. Jika tidak dinyatakan
sebaliknya, maka asumsi salah saji 100% digunakan dalam bab ini dan sebagai
bahan permasalahan.
Generalisasi
Ketika Salah Saji Ditemukan
Sejauh ini, kita telah mengasumsikan sampel yang tidak mengandung salah saji.
Apa yang terjadi jika salah saji ditemukan? Kita akan menggunakan contoh pada
bagian sebelumnya, tetapi dengan mengasumsikan ada 5 salah saji. Salah saji
ditunjukkan pada tabel 15-5
Keempat aspek generalisasi dari sampel ke populasi yang kita bahas sebelumnya
masih diterapkan, tetapi penggunaannya dimodifikasi sebagai berikut:
- Jumlah lebih saji dan kurang saji dibuat terpisah kemudian digabungkan. Pertama, batas atas dan atas bawah salah saji dihitung secara terpisah untuk memperoleh jumlah lebih saji dan kurang saji. Kemudian, titik estimasi lebih saji dan kurang saji dihitung. Titik estimasi untuk kurang saji digunakan untuk mengurangi batas atas salah saji awal, dan titik estimasi lebih saji digunakan untuk mengurangi batas salah saji awal. Metode dan alasan dari perhitungan ini akan diilustrasikan menggunakan empat nilai lebih saji dan satu nilai kurang saji pada Tabel 15-5.
- Perbedaan asumsi salah saji dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol. Ketika tidak terdapat salah saji dalam sampel, asumsi diperlukan untuk persentase rata-rata salah saji atas populasi yang salah saji. Batas salah saji yang dihitung menunjukkan beberapa asumsi yang berbeda. Ketika salah saji ditemukan, auditor dapat menggunakan informasi sampel tersedia dalam menentukan batas-batas salah saji. Asumsi salah saji masih diperlukan, tetapi dapat dimodifikasi berdasarkan data salah saji aktual.
Jika salah saji ditemukan, maka 100% asumsi untuk
seluruh salah saji tidak hanya konservatif, tetapi juga tidak konsisten dengan
hasil sampel. Asumsi yang umum diterapkan, dan salah satunya diikuti dalam buku
ini, adalah bahwa salah saji aktual dapat mewakili salah saji populasi. Asumsi
ini mensyaratkan auditor untuk menghitung presentase setiap sampel yang salah saji
(salah saji/jumlah tercatat) dan menerapkan persentase tersebut ke populasi.
Perhitungan persentase untuk setiap salah saji ditunjukkan dalam kolom terakhir
pada Tabel 15-5. Dijelaskan secara singkat, asumsi salah saji masih diperlukan
untuk porsi salah saji nol dari hasil yang dihitung. Untuk contoh ini, 100%
asumsi salah saji digunakan untuk porsi salah saji nol, baik untuk batas lebih
saji maupun kurang saji.
3.
Auditor
harus setuju dengan lapisan (layer) tingkat pengecualian atas yang
diperhitungkan/ computed upper exception rate (CUER) dari tabel pengambilan
sampel atribut. Auditor harus melakukan ini karena perbedaan asumsi
salah saji yang muncul di setiap salah saji. Lapisan tersebut dihitung dengan
menentukan CUER dari setiap tabel salah saji kemudian menghitung setiap
lapisannya. Tabel 15-6 menunjukkan lapisan dalam tabel sampel atribut untuk
contoh yang ada. (Lapisan ditentukan dengan membaca tabel untuk setiap jumlah
sampel 100, dari 0 sampai 4 kolom pengecualian).
4.
Asumsi salah
saji harus dihubungkan untuk setiap lapisan. Metode
paling umum dalam menghubungkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah
mengaitkan persentase salah saji pada jumlah uang terbesar dengan lapisan
tertinggi. Tabel 15-7 menunjukkan hubungan tersebut. Sebagai contoh, salah saji
rata-rata terbesar adalah 0,671 untuk pelanggan 9816. Salah saji ini
berhubungan dengan faktor lapisan 0,0017, lapisan tertinggi di mana salah saji
ditemukan.
Porsi dari batas atas presisi yang berhubungan dengan
lapisan salah saji nol memiliki asumsi salah saji yang masih konservatif, yaitu
100%. Tabel 15-7 menunjukkan perhitungan batas salah saji sebelum
mempertimbangkan berapa jumlah yang saling-hapus. Batas salah saji atas
dihitung seolah-seolah tidak terdapat jumlah kurang saji, dan batas salah saji
bawah dihitung seolah-olah tidak terdapat jumlah lebih saji.
Kebanyakan pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini
terlalu konservatif saat terjadi saling-hapus. Jika jumlah kurang saji
ditemukan, maka cukup logis dan masuk akal bahwa atas untuk jumlah lebih saji
seharusnya lebih rendah dari yang sebenarnya, tidak perlu ada sejumlah kurang
saji yang ditemukan, dan sebaliknya. Penyesuaian batas untuk jumlah
saling-hapus dibuat sebagai berikut.
- Titik estimasi atas salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
- Setiap batas dikurangi oleh titik estimasi yang berlawanan.
Titik estimasi untuk lebih saji dihitung dengan
mengalikan rata-rata jumlah lebih saji dalam unit mata uang yang diaudit
dikalikan dengan nilai tercatat. Pendekatan serupa digunakan untuk titik
estimasi pada kurang saji. Contoh sebelumnya menunjukkan jumlah kurang saji
sebesar 3% per Rp 1.000 per unit untuk sampel sejumlah 100. Titik estimasi
kurang saji adalah Rp 360.000 (0,03/100,000 x Rp 1.200.000). Dengan cara yang
sama, titik estimasi lebih saji adalah Rp 9.086.000 [(0,671 + 0,07 +0,016 +
0,0002)/100 x Rp 1.200.000.000].
ü Batas awal
sebesar Rp 51.220.000 dikurangi dengan estimasi jumlah kurang saji yang paling
mungkin terjadi sebesar Rp 360.000 ke batas yang disesuaikan sebesar Rp
50.860.000.
ü Batas bawah
awal sebesar Rp 36.612.000 dikurangi dengan estimasi jumlah lebih saji yang
paling mungkin terjadi sebesar Rp 9.086.000 ke batas yang disesuaikan sebesar
Rp 27.526.000.
Dengan mengikuti metodologi dan asumsi yang ada,
auditor menyimpulkan bahwa terdapat 5% risiko dimana piutang dagang lebih saji
sebesar lebih dari Rp 50.860.000 atau kurang saji lebih dari Rp 27.526.000.
Perlu
dicatat bahwa jika terdapat asumsi salah saji yang berubah, maka batas salah
saji juga berubah. Metode yang digunakan untuk menyesuaikan batas atas untuk
jumlah yang saling-hapus hanya salah satu dari beberapa metode yang digunakan.
Metode yang diilustrasikan disini diambil dari Leslie, teitlebaum, an Anderson.
Tabel 15-9
menunjukan tujuh langkah yang dilakukan dalam perhitungan penyesuaian batas
salah saji untuk pengambilan sampel mata uang jika terjadi saling hapus.
Perhitungan batas salah saji atas yang telah disesuaikan terhadap empat lebih
saji di Tabel 15-5 digunakan sebagai ilustrasi.
Menentukan
Keberterimaan Populasi Menggunakan MUS
Setelah
batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat
diterima.Terdapat aturan pengambilan keputusan untuk tindakan tersebut. Aturan
pengambilan keputusanuntuk MUS adalah: lika baik batas salah saji bawah
(Iower misstatement bounds / LMB) maupun batas salah saji atas (upper
misstatement bounds / UMB) terletak di antara jumlah kurang sajidan lebih saji
yang dapat diterima, maka dapat disimpulkan bahwa salah saji nilai buku
tidak material. lika tidak, maka salah saji tersebut material.
Aturan
tersebut diilustrasikan dalam Figur 15-3. Auditor harus memutuskan bahwa LMB
dan UMB pada situasi 1 dan 2 letaknya di antara batas kurang saji dan lebih
saji yang dapat diterima. Untuk situasi 3,4, dan 5 baik LMB maupun UMB, atau
keduanya, melebihi salah saji yang diterima. Oleh karena itu, nilai buku
populasi akan ditolak.
Diasumsikan
bahwa auditor memiliki suatu set jumlah salah saji yang dapat diterima untuk
piutang dagang Rp 40.000.000 (lebih saji atau kurang saji). Seperti yang
disampaikan sebelumnya, auditor memilih 100 sampel, menemukan 5 salah saji, dan
menghitung batas bawah sebesar Rp 27.526.000 dan batas atas Rp 50.860.000.
Penerapan keputusan ini membuat auditor berkesimpulan bahwa populasi tidak boleh
diterima karena batas salah saji atas melebihi salah saji yang dapat diterima
sebesar Rp 40.000.000.
Tindakan
yang Dilakukan Jika Populasi Ditolak
Jika salah satu atau kedua batas salah saji berada di luar batas salah saji
yang dapat diterima dan dianggap tidak bisa diterima, maka auditor menghadapi
beberapa pilihan. Hal ini sama dengan yang didiskusikan dalam pengambilan
sampel nonstatistik.
Menentukan
Sampel Menggunakan MUS
Metode yang
digunakan untukmenentukan jumlah sampel MUS sama denganyang digunakan dalam
unit fisik pengambilan sampel atribut, yaitu menggunakan tabel pengambilan
sampelatribut.Terdapat lima hal yang diperlukan untuk menghitung jumlah sampel
menggunakan MUS.
·
Materialitas
Penilaian
awal tentang materialitas secara normal berbasis pada jumlah salah saji yang
dapat diterima yang digunakan. Jika salah saji dalam pengujian non-MUS
diperkirakan terjadi, maka salah saji yang dapat diterima merupakan
materialitas dikurangi jumlah tersebut. Salah saji yang dapat diterima bisa
berbeda untuk kurang saji atau lebih saji.
·
Asumsi Persentase Rata-Rata Salah
Saji untuk Populasi yang Mengandung Salah Saji.
Sekali
lagi, bisa terdapat perbedaan asumsi untuk batas atas dan batas bawah.
Hal ini juga merupakan penilaian auditor. Hal ini sebaiknya didasarkan pada
pengetahuan auditor atasklien dan pengalaman masa lalu, dan jika kurang dari
100% yang digunakan, maka asumsi harus kuat.
·
Risiko yang Dapat Diterima atas
Kesalahan Penerimaan. ARIA merupakan penilaiandari auditor
dan biasanya dicapai dengan bantuan model risiko audit.
·
Nilai Populasi Tercatat
Nilai uang
dari populasi diambil dari pencatatan klien.
·
Estimasi Tingkat Pengecualian
Populasi.
Secara
normal, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol,
karena MUS kebanyakan digunakan saat tidak terjadi salah saji, atau hanya
sedikit yang diperkirakan terjadi. Ketika salah saji diperkirakan terjadi,
total uang dari ekspektasi salah saji populasi diestimasi dan dicerminkan dalam
presentase jumlah populasi tercatat. Dalam contoh ini, diperkirakan
terdapat salah saji sebesar Rp 20.000.000. Jumlah ini ekuivalen dengan 4%
tingkat pengecualian. Agar konservatif, digunakan ekspektasi tingkat
pengecualian sebesar 5%.
Oleh karena hanya satu sampel yang diambil untuk lebih
saji dan salah saji, maka yang lebih besar dari kedua jumlah sampel yang
dihitung akan digunakan, dalam hal ini adalah 149. Dalam mengaudit sampel, jika
auditor menemukan adanya salah saji, maka batas bawah akan melebihi batas batas
yang dapat diterima karena jumlah sampel tersebut didasarkan pada tidak adanya
ekspektasi salah saji. Sebaliknya, sejumlah lebih saji bisa saja ditemukan
sebelum batas atas yang dapat diterima dilampaui. Saat menghadapi temuan salah
saji yang tidak diekspektasikan yang dapat mengakibatkan populasi ditolak,
auditor dapat berjaga-berjaga dengan menambah jumlah sampel diatas jumlah yang
ditemukan dalam tabel. Dalam ilustrasi ini, auditor dapat menggunakan jumlah
sampel 200 bukan 149.
·
Hubungan antara Model Risiko Audit
dengan Ukuran Sampel MUS
Model risiko
audit untuk perencanaan sebelumnya telah diperkenalkan pada bab sebelumnya dan
dibahas pada bab berikutnya sebagai berikut.
MUS
digunakan dalam melakukan pengujian atas perincian saldo. Oleh karenanya,
auditor perlu memahami hubungan antara ketiga faktor independen dalam model
risiko audit, prosedur analitis, dan pengujian substantif dengan jumlah sampel
untuk pengujian atas perincian saldo.
Tabel 15-2
menunjukkan bahwa empat dari kelima faktor (risiko pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, risiko audit yang dapat diterima, dan prosedur
analitis substantif) memengaruhi ARIA. ARIA ini lah yang kemudian menentukan
jumlah sampel yang direncanakan. Faktor lainnya, yaitu risiko yang tidak
terhindarkan, memengaruhi tingkat pengecualian estimasi populasi secara
langsung.
Audit Dengan
Menggunakan Sampling Unit Moneter
Sampling
unit moneter (MUS) memilki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
1. MUS
secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi
dari populasi yang sedang diaudit. Auditor akan mengkonsentrasikan perhatiannya
pada item tersebut karena umumnya item itu menyajikan salah saji yang material
yang paling besar. Sampling berstratifikasi juga dapat digunakan untuk tujuan
ini, tetapi umumnya MUS jauh lebih mudah diterapkan,
2. MUS
dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel
akan diuji sekaligus. Sebagai contoh, jika satu item yang besar mambentuk 10
persen dari total nilai dolar populasi yang tercatat dan ukuran sampel adalah
100, metode pemilihan sampel PPS mungkin akan menghasilkan sekitar 10 persen
item sampel dari satu item populasi yang besar tersebut. Pada dasarnya item
tersebut hanya perlu diaudit satu kali saja, tetapi dihitung sebagai sampel
sebanyak 10. Jika item tersebut mengandung salah saji, item itu juga dihitung
sebagai 10 salah saji. Item populasi yang lebih besar dapat dieliminasi dari
populasi yang dijadikan sampel dengan mengauditnya 100 persen dan
mengevaluasinya secara terpisah, jika auditor memang menginginkannya,
3. MUS
sudah diterapkan. Sampel unit moneter dapat dievaluasi dengan menerapkan tabel
yang sederhana. Jadi jauh lebih mudah mengajarkan dan mengawasi penggunaan
teknik MUS. Perusahaan yang memanfaatkan MUS secara ekstensif akan menggunakan program
komputer atau tabel khusus yang mempermudah penetuan ukuran sampel dan proses
evaluasi yang ditunjukkan lebih lanjut dalam bab ini.
4. MUS
menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik. Banyak
auditor yakin bahwa sampling statistik akan membantunya dlam membuat kesimpulan
yang lebih baik dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Terdapat beberapa kelemahan utama MUS
1. Total
batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan auditor. Hal ini disebabkan karena metode evaluasi
tersebut secara inheren bersifat konservatif ketika salah saji ditemukan dan
sering kali menghasilkan batas yang jauh melampaui materialitas. Untuk
mengatasi masalah ini, mungkin diperlukan sampel yang besar.
2. Sulit
memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
3. Pemilihan
saldo nol atau negatif umumnya membutuhkan pertimbangan desain khusus.
4. Pendekatan
umum terhadap MUS mengasumsikan bahwa jumlah yang diaudit dari unsur sampel
tidak keliru sebesar lebih dari 100 %. Jika auditor mendeteksi unsur yang
keliru sebesar lebih dari 100% penyesuaian khusus diperlukan ketika menghitung
hasil sampel.
5. Ketika
lebih dari satu atau dua salah saji dideteksi dengan menggunakan MUS,
perhitungan hasil sampel sebagaimana terlihat di buku teks bisa melebihsajikan
cadangan untuk risiko sampling.
SAMPLING VARIABEL
Sampling variabel
Sampling variabel adalah metode
statistik yang digunakan oleh auditor. Sampling variabel dan sampling
nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo memiliki tujuan yang sama untuk
mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Beberapa teknik sampling yang akan
membentuk metode kelas umum yang disebut sebagai sampling variabel: estimasi
perbedaan, estimasi rasio, dan estimasi rata-rata per unit.
Perbedaan antara
sampling variabel dan nonstatistik
Dalam hal ini sampling variabel termasuk
kedalam sampling staitistik. Dalam sawyer’s internal auditing mengatakan bahwa
tidak ada perbedaan antara sampling statistik dengan sampling nonstatistik
dalam hal pelaksanaan rancangan sampling atau dalam pendekatan yang
mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh atau tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi kesalahan. Pemilihan sampling secara statistik atau nonstatistik
harus dilakukan setelah evaluasi cermat atas kelebihan dan kelemahannya
masing-masing
beberapa
kelebihan dan kekurangan baik sampling statistik maupun sampling nonstatistik
adalah:
kelebihan
sampling statistik
1. Memberi
kesempatan untuk memilih ukuran sampel minimum yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan-tujuan pengujian audit
2. Memberikan
pernyataan kuantitatif atas hasil sampel
3. Memberikan
ukuran kunatitatif atas risiko sampling
4. Memberikan
ukuran kecukupan bukti yang diperoleh
5. Memungkinkan
auditor untuk secara eksplisit menspesifikasi tingkat keandalan (keyakinan) dan
tingkat ketepatan yang diinginkan (materialitas)
6. Mudah
diterapkan menggunakan piranti lunak
7. Memberikan
pernyataan hasil-hasil audit yang lebih kuat
8. Memberikan
rekomendasi yang lebih objektif bagi manajemen
Kekurangan
sampling statistik
1. Memerlukan
pemilihan sampel acak yang mungkin lebih menghabiskan biaya dan waktu
2. Bisa
menimbulkan masalah dalam penetapan korelasi antara anka-angka acak yang dipilih
dan unit-unit dalam populasi jika tidak dikelola dengan baik
3. Mungkin
membutuhkan biaya pelatihan tambahan bagi karyawan untuk menggunakan statistik
atau piranti lunak khusus
Kelebihan
sampling nonstatistik
1. Memungkinkan
auditor menggunakan pertimbangan subjektif dalam menentukan ukuran sampel dan
proses pemilihan unit-unit bernilai dan beresiko tinggi
2. Bisa
dirancang untuk seefektif dan sefisien sampling statistik tetapi biaya lebih
murah
Kekurangan
sampling nonstatistik
1. Tidak
bisa ambil rujukan statistik yang valid atas hasil-hasil sampel
2. Tidak
bisa mengukur dan menyatakan risiko sampling secara kuantitatif
Distribusi sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata
(mean) salah saji dalam populasi, distribusi jumlah salah saji, atau nilai yang
diaudit. Karakteristik populasi tersebut harus diestimasi dari sampel yang
tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian audit.
Asumsikan bahwa auditor, sabagai
eksperimen, mengambil ribuan sampel yang berulang dengan ukuran yang sama dari
suatu populasi data akuntansi yang memiliki nilai rata-rata
X
.
Untuk setiap sampel, auditor menghitung nilai rata-rata item dalam sampel
sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.png)
Dimana:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
xj =
nilai setiap item sampel individual
n = ukuran sampel
Setelah menghitung X
untuk
setiap sampel, auditor memplotnya ke dalam distribusi frekuensi. Selama ukuran
sampel mencukupi, distribusi frekuensi rata-rata sampel akan tampak seperti
yang ditunjukkan pada gambar 17-4.
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.png)
Gambar
17-4
|
Distribusi
frekuensi rata-rata sampel
|
||||
![]()
frekuensi
nilai
sebagai
persentase
|
Distribusi rata-rata sampel seperti
ini merupakan hal yang normal dan memiliki semua karakteristik kurva normal (1)
kurvanya simetris, dan (2) rata-rata sampel berada dalam bagian distribusi
sampling yang jelas disekitar rata-rata atau mean dari mean tersebut, yang
diukur oleh jarak disepanjang sumbu horizontal dalam istilah deviasi standar
Lebih lanjut rata-rata dari
rata-rata sampel (titik tengah distribusi sampling) sama dengan rata-rata
populasi, sementara deviasi standar distribusi sampling sama dengan SD/n
,
dimana SD adalah deviasi satndar populasi dan n adalah ukuran sampel.
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.png)
Sebagai ilustrasi, asumsikan
populasi dengan rata-rata sebesar $40 dan deviasi standar sebesar $15 (x
=
$40 dan SD =$15), kita akan pilih untuk mengambil banyak sampel acak dari
setiap 100 sampel. Deviasi standar distribusi sampling kita adalah $1,50 (SD/n
= 15/100
= 1,50). Istilah “deviasi standar” populasi
dan “deviasi standar” distribusi sampling seringkali membingungkan. Untuk
menghindari kebingungan ini, ingat bahwa deviasi standar dari ditribusi
rata-rata sampel seringkali disebut sebagai kesalahan standar rata-rata (SE).
Berdasarkan informasi ini, auditor dapat menyusun tabulasi distribusi sampling,
seperti ditunjukkan pada tabel 17-10 berikut
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.png)
Tabel
17-10
|
Distribusi
sampling yang dihitung dari populasi dengan rata-rata dan deviasi standar
yang diketahui
|
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
kesalahan standar dari rata-rata nilai rentang persentase rata-rata sampel
yang
(koefisien keyakinan) {(1) x $1,50}
![]() |
|
1 $1,50 $38,50-$41,50 68,2
2 $3,00 $37,00-$43,00 95,4
3 $4,50 $35,50-$44,50 99,7
(diambil
dari tabel untuk kurva normal)
|
Sebagai ikhtisar, tiga hal ynag
membentuk hasil eksperimen mengambil jumlah sampel yang besar dari populasi
yang diketahui:
1. Nilai
rata-rata dari semua rata-rata sampel sama dengan rata-rata populasi (x )
.
Akibatnya adalah bahwa nilai rata-rata sampel (x )
dengan frekuensi keterjadian tertinggi juga
sama dengan rata-rata populasi.
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
2. Jenis
dari distribusi frekuensi rata-rata sampel adalah distribusi normal (kurva),
selama ukuran sampel cukup besar, tanpa memandang
distribusi populasi
3. Presentase
rata-rata sampel diantara dua nilai distribusi sampling dapat diukur.
Persentase itu dapat dihitung dengan menentukan persentase rata-rata sampel
yang dipresentasikan dari tabel kurva normal.
Gambar
17-5
|
Distribusi frekuensi rata-rata sampel
|
|||||||
![]()
frekuensi
dalam
|
Inferensi statistik
Secara alami jika sampel diambil dari
suatu populasi dalam situasi audit aktual, auditing tidak mengetahui
karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan diambil
dari populasi bersangkutan, akan tetapi pengetahuan mengenai
Distribusi sampling akan memungkinkan
auditor untuk menarik kesimpulan statistik, atau inferensi statistik (statistical inference), mengenai
populasi. Sebagai contoh, asumsikan bahwa auditor mengambil sampel dari suatu
populasi dan menghitung x
sebagai $46 dan SE sebesar $9. (kita akan
menjelaskan bagaimanan SE dihitung nanti.) kita sekarang dapat menghitung
interval keyakinan rata-rata populasi dengan menggunakan logika yang diperoleh
dari mempelajari distribusi sampling. Yaitu sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.png)
|
Dimana:
CIx
= interval keyakinan untuk rata-rata populasi
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.png)
Z = koefisien
keyakinan 1 = tingkat keyakinan 68,2 % 1 = tingkat keyakinan 68,2 % 3 = tingkat keyakinan 99,7%
SE
= standar kesalahan rata-rata
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image032.png)
Z.SE = interval presisi
Untuk contoh :
CI X
= $46 ±
1($9) = $46 ±
$9 =
pada tingkat keyakinan 68,2%
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
CI X
= $46 ±
2($9) = $46 ±
$18 = pada tingkat keyakinan 95,4%
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
CI X
= $46 ±
3($9) = $46 ±
$27 = pada tingkat keyakinan 99,7%
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
Hasilnya juga dapat
dinyatakan dalam istilah batas keyakinan (CI X
).
Batas keyakinan atas (UCL X
)
adalah ^ x
+ Z.SE ($46 + $18 = $64 pada
tingkat keyakinan 95 persen ) dan batas keyakinan bawah adalah (LCL X
)
adalah ^ x
- Z.SE ($46
-$18 = $28 pada tingkat keyakinan 95 persen). Secara grafis, hasilnya adalah
sebagai beriktut:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image036.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image040.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.png)
Batas keyakinan batas keyakinan
bawah ^ x
atas
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.png)
![]() |
$28 $46 $64
Auditor dapat menyatakan kesimpulan
yang dibuatnya dari interval keyakinan dengan menggunakan inferensi statistik
dalam acara yang berebeda. Akan tetapi, mereka harus hati-hati untuk
menghindari kesimpulan yang tidak benar, mengingat nilai populasi yang
sebenarnya selalu tidak diketahui. Selalu ada kemungkinan bahwa sampel tidak
cukup mewakili populasi untuk memberikan rata-rata sampel dan/atau deviasi
satandar yang mendekati populasi tersebut. Akan tetapi, auditor dapat
mengatakan bahwa prosedur yang digunakan untuk memperoleh sampel dan menghitung
interval keyakinan akan menghasilkan interval yang berisi nilai rata-rata
populasi yang sebenarnya dalam prosentase tertentu pada saat tersebut.
Singkatnya, auditor mengetahui reliabiitas proses inferensi statistik yang digunakan
untuk menarik kesimpulan.
Metode
variabel
·
Estimasi
perbedaan
Auditor
menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk mengukur estimasi
jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai
yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam audit.
Sebagai contoh, auditor dapat mengkonfirmasi sampel piutang usaha dan
menentukan perbedaan (salah saji) antara jumlah yang dicatat klien dan jumlah
yang dianggap benar oleh auditor atas setiap akun. Auditor akan mengestimasi
salah saji populasi, berdasarka jumlah salah saji dalam sampel. Hasilnya akan
dinyatakan sebagai titik estimasi salah saji populasi ditambah atau dikurangi
perhitungan interval presisi pada tingkat keyakinan yang dinyatakan dengan
melihat kembali pembahasan tentang distribusi sampling, asumsikan auditor
mengkonfirmasi sampel acak sebesar 100 dari populasi sebanyak 1.000 piutang
usaha dan menyimpulkan bahwa batas keyakinan dari rata-rata salah saji piutang
usaha adalah antara $28 dan $64 pada tingkat keyakinan 95 persen. Estimasi
total salah saji populasi juga dapat dihitung dengan mudah sebagai antara
$28.000 dan $64.000 pada tingkat keyakinan 95 persen (1.000 x 28 dan 1.000 x
64). Jika salah saji yang ditoleransi auditor adalah $100.000, populasi jelas
dpat diterima. Jika salah saji yang dapat ditoleransi auditor adalah $40.000,
populasi tidak dapat diterima.
Estimasi
perbedaan sering kali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan setiap metode lainnya, dan relatif mudah digunakan. Karena
alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali dianggap sebagai metode
variabel yang paling disukai.
·
Estimasi
rasio
Estimasi
rasio (ratio estimation) serupa dengan estimasi perbedaan. Kecuali, auditor
menghitung estimasi rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta
memproyeksikan hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji
populasi. Sebagai contoh, asumsikan bahwa auditor menemukan salah saji sejumlah
$12.000 dalam suatu sampel dengan nilai tercatat sebesar $208.000. rasio salah
saji adalah 0,06 ($12.000/$208.000). jika total nilai tercatat populasi adalah
$62.000 ($1.040.000 x 0,06). Maka auditor dapat menghitung batas keyakinan
total salah saji bagi estimasi rasio melalui perhitungan yang serupa dengan yang ditunjukkan untuk estimasi
perbedaan. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran sampel yang jauh lebih
kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi proporsional
dengan nilai tercatat item populasi. Jika ukuran setiap salah saji bersifat
independen dengan nilai tercatat, estimasi perbedaan akan menghasilkan ukuran
sampel yang lebih kecil. Sebagian besar auditor lebih menyukai estimasi
perbedaan karena lebih sederhana untuk menghitung interval keyakinan.
·
Estimasi
rata-rata per unit
Dalam
estimasi rata-rata per unit (mean per unit estimation), auditor berfokus pada
nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam sampel.
Kecuali, untuk definisi apa yang diukur, estimasi rata-rata per unit dihitung
dengan cara yang persis sama seperti estimasi perbedaan. Titik estimasi nilai
yang diaudit sama dengan rata-rata nilai item yang diaudit dalam sampel
dikalikan dengan ukuran populasi. Perhitungan interval presisi dilakukan
berdasarkan nilai item sampel yang diaudit dan bukan salah saji. Jika auditor
telah menghitung batas keyakinan atas dan bawah, mereka kan memutuskan
akseptabilitas populasi dengan membandingkan jumlah tersebut dengan nilai buku
yang tercatat. Sebagai contoh, asumsikan auditor mengambil sampel sebanyak 100
item dari daftar persediaan 3.000 item dan nilai tercatat sebesar $265.000.
jika nilai rata-rata item yang dijadikan sampel adalah $85, estimasi nilai
persediaan adalah $255.000 ($85 x 3.000). jika nilai tercatat sebesar $265.000
berada dalam batas keyakinan atas, auditor akan menerima saldo populasi.
Estimasi rata-rata per unit jarang digunakan dalam praktik karena ukuran sampel
umumnya jauh lebih besar ketimbang untuk dua metode sebelumnya.
Metode statistik
berstratifikasi
Sampling
berstratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total populasi
dibagi menjadi dua atau lebih sub populasi. Setiap sub populasi kemudian di uji
secara independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian
digabung menjadi estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan
populasi secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistik. Stratifikasi
dapat diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit, tetapi
paling sering digunakan dengan estimasi rata-rat per unit. Tentu saja,
menstratifikasi suatu populasi bukan merupakan hal yang unik bagi sampling
statistik. Auditor secara tradisional menekankan jenis item tertentu ketika
menguji populasi dengan menggunakan sampling nonstatistik. Sebagai contoh,
dalam mengkonfirmasi piutang usaha, umumnya auditor lebih menekankan pada
akun-akun yang besar ketimbang yang kecil. Akan tetapi, dalam sampling
berstratifikasi, pendekatanya akan didefinisikan dengan lebih objektif dan
lebih baik ketimbang metode stratifikasi nonstatistik.
Risiko sampling
ARIA
setelah melaksanakan pengujian audit dan menghitung hasil statistik, auditor
harus menyimpulkan apakah populasi mengandung salah saji yang meteial atau
tidak. ARIA adalah risiko statistik bahwa auditor telah menerima populasi yang
dalam kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat
perhatian yang besar dari auditor karena memilki implikasi hukum yang serius
dalam menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar padahal
sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu
tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak keduanya karena itu, ARIA merupakan
pengujian statistik satu arah. Karena itu, koefisien keyakinan untuk ARIA
berbeda dengan dengan tingkat keyakinan. (Tingkat keyakinan = 1- 2 x ARIA.
Jadi, jika ARIA sama dengan 10 persen, tingkat keyakinan adalah 80 persen).
Koefisien keyakinan untuk berbagai ARIA ditunjukkan pada tabel 17-11 bersama
dengan koefisien keyakinan untuk tingkat keyakinan dan ARIR.
ARIR
risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah
(acceptable risk of incorrect rejection =ARIR) adalah risiko ststistik bahwa
auditor telah menyampaikan suatu populasi mengandung salah saji yang material
padahal sebenarnya tidak. ARIR hanya akan mempengaruhi tindakan auditor jika
mereka menyimpulkan bahwa populasi tidak dinyatakan secara wajar. Jika auditor
menemukan suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya akan
meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. Kenaikan ukuran
sampel ini biasanya akan menyebabkan auditor menyimpulkan bahwa saldo telah
dinyatakan secara wajar jika akun tersebut, dalam kenyataannya, tidak
mengandung salah saji yang material. Jika ARIA selalu dianggap penting, ARIR
baru dianggap penting jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meingkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. Koefisien keyakinan untuk
ARIR juga ditunjukkan pada tabel berikut
Tabel
17-11
|
Koefisien
keyakinan untuk tingkat keyakinan, ARIA dan ARIR
|
Tingkat
keyakinan ARIA (%) ARIR(%) koefisien keyakinan
|
|
99
0,5 1 2,58
95
2,5 5 1,96
90
5 10 1,64
80 10 20 1,28
75 12,5 25 1,15
70 15 30 1,04
60 20 40 0,84
50 25 50 0,67
40 30 60 0,52
30 35 70 0,39
20 40 80 0,25
10 45 90 0,13
0 50 100 0,00
|
Setelah melihat ikhtisar ARIA dan
ARIR pada tabel 17-11, anda harus dapat menyimpulkan bahwa auditor harus
berusaha meminimalkan ARIA dan ARIR. Untuk mencapai hal tersebut, auditor harus
meningkatkan ukuran sampel, yang akan meminimalkan risiko. Akan tetapi, biaya
pendekatan tersebut telah membuat memilki ARIA dan ARIR yang masuk akal menjadi
tujuan yang lebih diinginkan.
Contoh sampling
nonstatistik dengan menggunakan konfirmasi positif ketika mengaudit
Piutang
usahaHart Lumber company terdiri dari 4.000 akun yang tercantum pada aged trial
balance dengan nilai tercatat sebesar $600.000. Pengendalian internal dianggap
agak lemah, dan sejumlah besar salah saji bernilai kecil dalam jumlah tercatat
diharapkan akan ketika audit dilakukan. Total aktiva adalah $2.500.000, dan
laba bersih sebelum pajak adalah $400.000. Resiko audit yang dapat diterima
cukup tinggi karena terbatasnya pemakaian laporan dan baiknya kesehatan
keuangan perusahaan Hart Lumber. Hasil prosedur analitis tidak menunjukan
masalah yang signifikan. Asumsikan bahwa semua konfirmasi telah dikembalikan
atau prosedur alternative yang efektif telah dilaksanakan. Karena itu, ukuran
sampel adalah jumlah konfirmasi positif yang dikirimkan.
Merencanakan Sampel dan
Menghitung Ukuran Sampel dengan Menggunakan Estimasi Perbedaan
· Menyatakan tujuan
pengujian audit
Tujuan
pengujian audit adalah untuk menentukan apakah piutang usaha sebelum
mempertimbangkan penyisihan piutang tak teragih
· Memutuskan apakah
sampling audit dapat diterapkan
Sampling
audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya jumlah piutang
usaha
· Mendefinisikan kondisi
salah saji
Kondisi
slaah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi setiap
akun atau prosedur alternative
· Mendefinisikan populasi
Ukuran
populasi ditentukan melalui perhitungan, seperti dalam sampling atribut.
Perhitungan yang akurat jauh lebih penting dalam sampling variabel karena
ukuran populasi mempengaruhi secara langsung ukuran sampel dan batas presisi
yang dihitung. Ukuran populasi untuk piutang usaha Hart Lumber adalah 4.000
· Mendefinisikan unit sampling
Unit
sampling adalah suatu akun dalam daftar piutang usaha.
· Menetapkan salah saji
yang dapat ditoleransi
Jumlah
salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan tentang
materialitas. Auditor memutuskan untuk menerima salah saji yang dapat
ditoleransi sebesar $21.000 ketika melakukan audit atas piutang usaha Hart
Lumber.
· Menetapkan Risiko yang
dapat diterima.
Auditor
menetapkan dua resiko:
ü Resiko
yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA). ARIA dipengaruhi oleh
risiko audit yang dapat diterima, hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi, prosedur analitis, dan signifikansi relative
piutang usaha dalam laporan keuangan. Untuk Hart Lumber asumsikan ARIA sebesar
10%.
ü Resiko
yang dapat diterima atas penolakan yang salah (ARIR). ARIR dipengauhi oleh
biaya tambahan resampling. Karena cukup mahal mengkonfirmasi piutang usaha
untuk yang kedua kalinya, asumsikan ARIR sbesar 25% (bagi pengujian audit
dimana tidak terlalu mahal untuk meningkatkan ukuran sampel, ARIR yang jauh
lebih tinggi merupakan hal yang sudah umum).
Setelah
menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan ARIA, aduit dapat menyatakan
suatu hipotesis. Hipotesis yang dinyatakan auditor dalam audit piutang usaha
Hart Lumber adalah : Piutang usaha tidak mengandung salah saji yang lebih besar
dari $21.000 pada ARIA sebesar 10%.
· Mengestimasikan salah
saji dalam populasi
Estimasi
ini memiliki dua bagian :
ü Estimasi
titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan estimasi di muka atas titik
estimasi populasi bagi estimasi perbedaan, seperti ketika mereka memerlukan
estimasi tingkat pengecualian populasi untuk sampling atribut. Estimasi dimuka
untuk Hart Lumber adalah $1.500 (lebih saji), berdasarkan pengujian audit tahun
sebelumnya.
ü Melakukan
estimasi deviasi standar populasi dimuka – variabilias populasi. Untuk
menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi dimuka atas variasi
salah saji dalam populasi. Untuk Hart Lumber hal itu diestimasi sebesar $20
berdasarkan pengujian audit tahun sebelumnya.
· Menghitung ukuran
sampel awal.
Ukuran
sampel awal untuk Hart Lumber sekarang dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image043.png)
Dimana n = Ukuran sampel awal
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image045.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image047.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image049.png)
N = Ukuran populasi
TM = Salah saji yang dapat ditoleransi untuk
populasi (materialitas)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image051.png)
Jika diterapkan pada Hart Lumber persamaan ini akan
menghasilkan:
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image053.png)
Memilih
Sampel dan Melaksanakan Prosedur
· Memilih sampel
Audior
memerlukan sampel acak (selain PPS), sehingga auditor harus menggunakan salah
satu metode pemilihan sampel probabilistik untuk memilih 100 item sampel untuk
konfirmasi. Dalam kasus ini auditor menggunakan sampel acak yang dihasilkan
computer.
· Melaksanakan prosedur
audit
Auditor
harus berhati-hati dalam mengkonfirmasi piutang usaha dan melaksanakan prosedur
alternative. Dalam konfirmasi, salah saji adalah perbedaan antara repons
konfirmasi dengan saldo klien setelah merekonsiliasi semua perbedaan waktu
serta kesalahan pelanggan. Sebagai contoh, jika pelanggan mengembalikan
konfirmasi serta menyatakan saldo yang benar $887,12 dan saldo dalam catatan
klien $997,12 perbedaan sebesar $110 itu merupakan jumlah lebih saji jika
auditor menyimpulkan bahwa catatan klien tidak benar. Dalam situasi norespons,
salah saji yang ditemukan dengan prosedur alternative akan diperlakukan serupa
dengan salah saji yang ditemukan melalui konfirmasi. Pada akhir langkah ini
auditor menentukan nilai salah saji bagi setiap item dalam sampel, yang banyak
diantaranya mungkin bernilai nol.
Mengevaluasi
Hasil
· Menggeneralisasi dari
sampel ke populasi
Secara
konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi perbedaan akan melakukan hal
yang sama yaitu menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Meskipun kedua metode
ini mengukur kemungkinan salah saji populasi berdasarkan sampel, estimasi
perbedaan menggunakan pengukuran statistic untuk menghitung batas keyakinan.
Empat langkah berikut akan menggambarkan perhitungan batas keyakinan utnuk Hart
Lumber Company :
ü Menghitung
titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah ekstrapolasi langsung
ari salah saji dalam sampel ke salah saji dalam populasi. Jadi tidak mungkin
salah saji actual tidak diketahui, persis sama dengan titik estimasi.
Sebaliknya, jauh lebih realistis mengestimasi salah saji dalam istilah interval
keyakinan yang ditentukan oleh titik estimasi ditambah dan dikurangi interval
presisi yang dihitung. Perhitungan interval keyakinan merupakan bagian yang
penting dari estimasi perbedaan.
ü Menghitung
estimasi deviasi standar populasi. Deviasi standar populasi adalah ukuran
statistic dari variabilitas nilai item populasi, deviasi standar akan lebih
besar dibandingkan jika variasi kecil. Contoh : dalam konfirmasi piutang usaha,
salah saji sebesar $2, $275, dan $26. Jadi, deviasi standar lebih kecil dari
rangkaian kedua. Deviasi standar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
interval presisi yang dihitung. Seperti yang dapat diperkirakan, kemampuan
auditor untuk memprediksi total salah saji akan lebih baik jika ada sejumlah
kecil variasi dalam setiap item sampel. Auditor dapat menghitung estimasi yang
masuk akal atas nilai deviasi standar populasi dengan menggunakan rumus
statistic standar. Estimasi deviasi standar ditentukan dari hasil sampel
auditor dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan professional.
ü Menghitung
interval presisi. Interval presisi dihitung dengan menggunakan rumus statistic.
Hasilnya adalah berupa ukuran dolar dari ketidakmampuan mempreiksi salah saji
populasi yang sebenarnya karena pengujian didasarkan pada sampel, dna bukan
pada populasi secara keseluruhan. Agar interval presisi yang dihiyung memiliki
arti penting, interval tersebut harus dibangun dengan ARIA. Pemeriksaan
terhadap rumus menghitung interval menunjukan bahwa pengaruh perubahan setiap
faktor meskipun faktor-faktor lainnya tetap konstan adalah sebagai berikut :
Jenis
perubahan
|
Pengaruhnya terhadap interval presisi yang
dihitung
|
Meningkatkan ARIA
|
Menurun
|
Meningkatkan titik
estimasi salah saji
|
Meningkat
|
Meningkatkan deviasi
standar
|
Meningkat
|
Meningkatkan ukuran
sampel
|
Menurun
|
ü Menghitung
batas keyakinan. Auditor menghitung batas keyakinan, yang mendefinisikan
interval keyakinan, dengan mengombinasikan titik estimasi dari total salah saji
dan interval presisi yang dihitung pada tingkat keyakinan yang diinginkan
(titik estimasi ditambah/dikurangi interval presisi yang dihitung). Batas
keyakinan bawah dan atas untuk Hart Lumber masing-masing adalah ($1.760) dan
$19.840. terdapat risiko statistic sebesar 10% bahwa populasi dinyatakan
terlalu rendah sebesar lebih dari $1.760, dan risiko yang sama bahwa populasi
dinyatakan terlalu tinggi sebesar lebih dari $19.840 (ingat ARIA 10% ekuivalen
dengan tingkat keyakinan 80%).
· Menganalisis salah saji
Tidak
ada perbedaan dalam menganalisis salah saji menurut metode nonstatistik dan
statistic. Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab
setiap salah saji dan memutuskan apakah perlu memodifikasi model resiko audit.
· Memutuskan
akseptabilitas populasi
Jika
menggunakan metode statistik, maka untuk memutuskan apakah suatu populasi dapat
diterima auditor bergantung pada aturan keputusan sebagai berikut, jika
interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam salah saji
yang dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis bahwa nilai buku
tidak disalahsajikan dalam jumlah yang material. Jika terjadi sebaliknya,
terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan dalam jumlah yang material.
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image055.jpg)
Auditor harus
menyimpulkan baik LCL maupun UCL untuk situasi 1 dan 2 sepenuhnya berada dalam
batas salah saji yang dapat ditoleransi berupa kurang saji maupun lebih saji.
Karena itu auditor dapat menerima kesimpulan bahwa populasi tidak disalah
sajikan dalam jumlah yang material. Untuk situasi 3,4, dan 5, baik LCL maupun
UCL berada diluar salah saji yang dapat ditoleransi. Karena itu nilai bku
populasi akan ditolak dalam situasi tersebut.
Penerapan aturan
keputusan tersebut pada Hart Lumber akan menyebabkan auditor menyimpulkan bahwa
populasi harus diterima, karena kedua batas keyakinan berada dalam rentang
salah saji yang dapat ditoleransi.
Rentang salah saji yang dapat ditoleansi
($21.000) 0 $21.000
![]() |
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image057.png)
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image058.png)
![]() |
Interval keyakinan
($1.760) $19.840
Dalam menerima populasi dengan cara ini
auditor memiliki peluang 10% akan salah, ini berarti bahwa populasi sebenarnya disalahsajikan
dalam jumlah yang material. Akan tetapi, berdasarkan pertimbangan perencanaan
auditor, tingkat risiko ini sudah sesuai.
· Analisis
Berdasarkan
fakta bahwa deviasi standar actual (21,2) lebih besar dari estimasi dimuka
(20), dan titik estimasi actual ($9.040) lebih besar dari estimasi dimuka
($1.500), akan terlihat mengejutkan jika populasi diterima. Akan tetapi,
pengguna ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar
ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100%. Jika ARIR sebesar 100%, yang sudah umum
jika biaya audit tambahan untuk meningkatkan ukuran sampel berjumlah kecil,
ukuran sampel yang diperlukan hanya 28.
![](file:///C:\Users\hp\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image061.png)
Dengan
mengasumsikan ukuran sampel sebesar 28 dan titik estimasi akrual serta deviasi
standar yang sama, batas keyakinan atas akan menjadi $29.559, sehingga nilai
buku populasi ditolak. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk mengurangi
kemungkinan harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik
estimasi lebih besar dari yang diharapkan.
Tindakan Jika Hipotesis
Ditolak
Jika satu atau dua batas keyakinan
terletak diluar rentang salah saji yang dapat ditoleransi, populasi dianggap
tidak dapat diterima. Tindakan yang diambil auditor adalah sama seperti telah
kita bahas untuk sampling nonstatistik, kecuali estimasi lebih baik terhadap
salahsaji populasi telah dibuat. Contoh : dalam kasus Hart Lumber jikatingkat
keyakinan adalah $9.040 ±$15.800 dan klien bersedia mengurangi nilai buku
sebesar $9.040, hasilnya akan menjadi 0±$15.800. perhitungan batas keyakinan
bawah yang baru akan menjadi kurang saji sebesar $15.800, dan batas keyakinan
atas akan berupa lebih saji sebesar $15.800 yang keduanya dapat diterima
berdasarkan salah saji yang dapat ditoleransi sebesar $21.000. Penyesuaian minimum yang dapat dilakukan
auditor dan masih memiliki populasi yang dapat diterima adalah $3.840 [($9.040
+ $15.800) - $21.000]. Akan tetapi klien mungkin tidak bersedia menyesuaikan
saldo atas dasar sampel. Lebih lanjut jika interval presisi yang dihitung melampaui
salah saji yang dapat ditoleransi, auditor tidak akan mengharuskan pembukuan
sisesuaikan. Hal
ini akan berlaku dalam contoh sebelumnya jika salah saji yang dapat ditolenasi
hanya sebesar $15.000
BAB III
SIMPULAN
Perbedaan utama antara pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian
saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor. Pada pengujian
pengendalian auditor mengukur keefektifan operasi pengendalian internal,
sedangkan pada pengujian substantif atas transaksi auditor mengukur tidak hanya
keefektifan pengendalian namun juga kebenaran moneter transaksi dalam sistem
akuntansi. Dan pada pengujian atas rincian saldo apa yang diukur adalah apakah
jumlah saldo akun mengandung salah saji yang material..
Terdapat
14 langkah dalam sampling non statistik untuk pengujian atas rincian saldo.
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih
subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit atau disebut sampling
berstratifikasi ( stratified sampling ).
Ketika melaksanakan sampling audit nonstatistik, auditor menggunakan
pertimbangan untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi guna menentukan
apakah sampel dapat diterima.
Sampling
unit moneter adalah metode statistik yang paling umum untuk pengujian atas
rincian saldo. Metode ini mendefinisikan unit sampling sebagai setiapndolar
dalam saldo akun yang tercatat, dan akibatnya, akun yang lebih besar lebih
mungkin dimasukkan dalam sampel. Metode sampling statistik variabel mencakup
estimasi perbedaan, estimasi rasio, dan estimasi rata-rata per unit.
Metode-metode tersebut membandingkan nilai sampel yang diambil dengan nilai
tercatat untuk mengembangkan estimasi salah saji nilai akun. Penggunaan
sampling variabel diilustrasikan dengan menggunakan estimasi perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder,Randal J.,
Beasley,Mark S.,Auditing and Issurance Service:An Integrated Approach, Ninth
Edition, New Jersey : Prentince Hall, 2006.
Messier, Glover & Prawit.
Auditing & assurance services a systematic approach, Edisi ke-4.penerbit: salemba empat:2006
Caesars Casino Review (2021) - Get $10 Free with No Deposit
BalasHapusCaesars Casino Review · 1. Claim novcasino your $10 free 바카라사이트 bonus and receive up to $20 in casino credits (30 Free Spins) · casinosites.one 2. Play Slots at Caesars https://jancasino.com/review/merit-casino/ Casino.