Sabtu, 10 Oktober 2015

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FE UNNES

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan seluruh rakhmat dan hidayahNya,sehingga Buku Pedoman Penulisan
Skripsi ini dapat terbit dengan lancar dan baik
Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini disusun dengan maksud untuk
menjadi pedoman bagi Dosen Pembimbing dan Mahasiswa dalam penyusunan
skripsi yang berkualitas sesusai dengan kaidah-kaidah ilmiah, yang lazim dianut
dalam penyusunan karya keilmuan. Penyusunan buku ini juga dimaksudkan
sebagai salah satu bentuk komitmen institusi dalam melaksanakan penjaminan
mutu (quality assurance), khususnya dalam bidang akademik, yang tujuan
akhirnya adalah untuk melahirkan lulusan yang berkualitas, unggul, dan mampu
bersaing di tengah kompetisi global
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada Gugus Penjamin Mutu Fakultas Ekonomi Unnes, yang dengan
amat tekun dan sungguh-sungguh telah menyusun dan menyiapkan naskah buku
ini, Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran penyusunan dan penerbitan buku ini . Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa memberikan pahala yang berlebih atas semua jasa yang telah
Bapak/Ibu sumbangkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa merakhmati dan meridloi
upaya-upaya kita, untuk terus meningkatkan kualitas akademik. Amin
Semarang, Nopember 2011
Dekan Fakultas Ekonomi Unnes
Drs. S. Martono , M.Si
NIP. 196603081989011001
2
PERATURAN DEKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
NOMOR: 307/P/2011
TENTANG
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI BAGI MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Menimbang : 1. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas skripsi bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Unnes, perlu pedoman
yang mengatur secara jelas mengenai penulisan skripsi;
2. bahwa untuk mendukung tercapainya upaya dalam butir
1, dipandang perlu disusun pedoman penulisan skripsi;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
dalam butir 1 dan 2, perlu ditetapkan Peraturan Dekan
tentang Pedoman Penulisan Skripsi bagi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi;
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Tambahan
Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 4301, Penjelasan
atas Tambahan Lembaran Negara Nomor 78);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelengaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun
2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5157)
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia;
a. Nomor 271 Tahun 1965, tentang Pengesahan
3
Pendirian IKIP Semarang;
b. Nomor 124 Tahun 1999 tentang Perubahan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang,
Bandung dan Medan menjadi Universitas;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun
2011 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang
5. Keputusan Rektor Universitas Negeri Semarang
a. Nomor 16/O/2006 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Universitas Negeri Semarang;
b. Nomor 59/O/2006 tentang Peningkatan Jurusan
Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial menjadi Fakultas
Ekonomi (Swadaya) Universitas Negeri Semarang;
c. Nomor 54/P/2011 tentang Pengangkatan Dekan
Antar Waktu Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang
Memperhatikan : 1. Hasil rapat Gugus Penjamin Mutu Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang tanggal 23 Maret 2011
2. Hasil rapat Senat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang tanggal 3 Nopember 2011
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pedoman Penulisan Skripsi bagi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Pasal 1
Pedoman skripsi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang adalah
sebagaimana ditetapkan dalam lampiran peraturan ini.
Pasal 2
Semua peraturan yang terkait dengan penulisan skripsi sepanjang belum diganti dan tidak
bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tetap berlaku.
4
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal: 3 Nopember 2011
Dekan
Drs. S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
Peraturan ini disampaikan kepada:
1. Pembantu Dekan
2. Ketua Jurusan
3. Kepala Bagian Tata Usaha
4. Kasubag Tata Usaha
di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
5
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENDAHULUAN
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan. Skripsi merupakan
bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan
masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya. Penulisan skripsi harus
memenuhi kode etik penulisan karya ilmiah. Kode etik yang dimaksud adalah seperangkat
norma yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Norma-norma yang harus
diperhatikan dan ditaati, antara lain menyangkut pengutipan dan perujukan,
perizinan terhadap bahan yang digunakan, penyebutan sumber data atau informan,
serta kaidah selingkung seperti bentuk dan format, struktur isi, ukuran kertas dan huruf,
serta bahasa Indonesia baku sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). Penulisan skripsi harus menggunakan ragam bahasa ilmiah.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus menyebutkan bahan rujukan atau pikiran yang
diambil dari sumber atau orang lain secara jujur. Pemakaian bahan atau pikiran dari sumber
atau orang lain tanpa disertai rujukan termasuk kecurangan atau pencurian (plagiat), karena
mengakui tulisan, temuan atau hasil pemikiran orang lain sebagai karya intelektual sendiri.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari kegiatan plagiat.
Penulis karya ilmiah harus meminta izin, jika menggunakan bahan dari seseorang atau suatu
sumber milik orang lain (sebaiknya secara tertulis). Hal ini sesuai dengan Permendiknas
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penaggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dan
menjelaskan apakah bahan itu diambil secara utuh, sebagian, dimodifikasi, atau
dikembangkan.
Nama narasumber atau informan perlu dipertimbangkan untuk tidak disebutkan kalau
pencantumannya dapat merugikan narasumber atau informan yang bersangkutan. Sebagai
gantinya nama narasumber atau informan itu dapat diganti dengan kode tertentu.
Setelah bagian pendahuluan ini, diuraikan secara berturut-turut format dan tata tulis Skripsi.
Penyajian uraian ini didasari pada anggapan bahwa wujud Skripsi pada dasarnya sama
dengan karya ilmiah lainnya. Oleh karena itu, uraian itu menggunakan pola umum yang
berlaku dan bagian yang berbeda dianggap sebagai ciri khas kaidah selingkung. Skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat akademik. Oleh karena
itu, penulisan karya ilmiah ini cenderung teknis dan baku, baik format maupun tata tulisnya.
FORMAT SKRIPSI
6
Struktur atau bentuk Skripsi dapat dirinci menjadi 3 (tiga) bagian, yakni bagian awal, bagian
pokok, dan bagian akhir. Bagian awal dimulai dari sampul sampai dengan halaman sebelum
bab pendahuluan. Bagian pokok dimulai dari pendahuluan (Bab I) sampai dengan penutup
(Bab V), dan sesudah itu merupakan bagian akhir.
A. Bagian Awal
Bagian awal Skripsi terdiri atas: sampul, lembar kosong berlogo Universitas Negeri
Semarang bergaris tengah 10 cm, lembar judul, lembar persetujuan pembimbing yang
diketahui Ketua Jurusan, lembar pengesahan penguji yang diketahui Dekan, lembar
pernyataan, lembar motto dan persembahan (kalau ada), sari (abstrak) dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, prakata, daftar isi, daftar singkatan dan tanda teknis (kalau
ada), daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau ada), dan daftar lampiran (kalau ada).
Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf Romawi kecil pada kaki
halaman bagian tengah. Penghitungan nomor halaman dimulai dari lembar judul (bukan
sampul) sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan, tetapi yang diberi nomor mulai
dari lembar sari.
1. Sampul
Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Universitas Negeri Semarang, bergaris tengah
5 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan huruf kapital tebal berukuran 16 pt font Times
New Roman dengan kertas ukuran kwarto. Pemenggalan judul disesuaikan dengan frase,
tidak mengandalkan pada pemenggalan otomatis oleh program komputer. Di bawahnya
tertulis kata SKRIPSI yang dicetak dengan huruf kapital tebal berukuran 14 pt font Time
New Roman, diikuti pada baris berikutnya dengan kalimat yang berbunyi “Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana” (isi nama program studi) pada Universitas Negeri Semarang
(ukuran huruf 12 pt font Time New Roman). Untuk lebih jelasnya lihat lampiran.
Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 pt jenis huruf Times New Roman. Kata:
Oleh (tanpa tanda baca) di bawahnya lagi dituliskan Nama dan di bawahnya lagi NIM. Pada
kaki halaman dituliskan dengan huruf kapital tebal berukuran 15 pt font Times New Roman
secara berturut-turut nama: Fakultas Ekonomi, Jurusan (sesuai dengan nama jurusan
mahasiswa) dan Tahun Ujian Skripsi (ditulis dalam angka), masing-masing pada baris
yang berbeda.
Semua tulisan pada halaman sampul menggunakan huruf tegak dan diatur secara simetris
dengan komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Contoh sampul lihat
Lampiran I dan 2 pedoman ini.
Di punggung sampul dibubuhkan Logo (berdiri), Nama dan NIM (memanjang), Judul
(memanjang), serta tulisan Skripsi dan tahun dengan menggunakan huruf berukuran 10 pt
font Times New Roman. Contoh sampul lihat Lampiran 3 pedoman ini.
2. Lembar Berlogo
Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan halaman judul.
7
3. Halaman Judul
Lembar ini berisi tulisan seperti lembar sampul, dan dicetak pada kertas HVS kuarto putih
dengan bobot terendah 80 gram.
4. Persetujuan Pembimbing
Lembar ini berjudul PERSETUJUAN PEMBIMBING (ditulis pada bagian tengah atas
dengan huruf kapital tegak) dan berisi pernyataan berikut: Skripsi ini telah disetujui untuk
diuji. Selanjutnya di bawahnya dicantumkan Semarang, (diisi tanggal, bulan, dan tahun
persetujuan) dan di bawahnya disediakan tempat untuk tandatangan pembimbing dengan
dicantumkan nama pembimbing lengkap dengan gelar dan NIP-nya dan diketahui Ketua
Jurusan. Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing lihat Lampiran 3 pedoman ini.
5. Pengesahan Kelulusan
Lembar ini berjudul PENGESAHAN KELULUSAN (ditulis pada bagian tengah atas
dengan huruf kapital tegak) dan berisi pernyataan berikut: Skripsi ini telah dipertahankan di
hadapan Sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
pada hari..., tanggal... nama bulan dan tahun. Selanjutnya disediakan tempat untuk
tandatangan Ketua dan Anggota penguji, beserta nama lengkap dengan gelar dan NIP-nya
serta diketahui Dekan. Contoh lembar Persetujuan Penguji lihat Lampiran 4 pedoman ini.
6. Pernyataan
Lembar ini berjudul PERNYATAAN (ditulis pada bagian tengah atas dengan huruf kapital
tegak) dan berisi pernyataan bahwa Skripsi hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri,
bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pada lembar pernyataan ini harus ditanda tangani mahasiswa. Contoh Lembar
Pernyataan dilihat pada Lampiran 5 pedoman ini.
7. Motto dan Persembahan
Kalau ada, lembar ini berjudul MOTTO DAN PERSEMBAHAN (ditulis pada bagian
tengah atas dengan huruf kapital tegak). Motto merupakan ungkapan bijak untuk kehidupan,
yang dipilih berkaitan dengan judul skripsi. Persembahan merupakan pernyataan bahwa
karya ilmiah ini dipersembahkan kepada siapa. Isi motto dengan huruf Times New Roman.
Ditata secara harmonis, santun, wajar dan tidak meninggalkan etika akademik. Contoh
lembar Motto dan Persembahan lihat Lampiran 6 pedoman ini.
8. Prakata
Lembar ini berjudul PRAKATA (ditulis pada bagian tengah atas dengan huruf kapital
tegak). Dalam prakata boleh dikemukakan ungkapan puji syukur, meskipun yang pokok
adalah ucapan terima kasih dan penghargaan kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya
yang, langsung atau tidak langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
Ucapan terima kasih kepada seseorang ditulis secara tegas, yaitu langsung menyebutkan
nama beserta gelarnya, tanpa didahului dengan kata Bapak/lbu. Ucapan terima kasih kepada
orangtua dan orang-orang yang berjasa lainnya diletakkan di halaman persembahan.
Dalam prakata tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin akan adanya banyak
kesalahan atau kekurangan dalam skripsi dan atas dasar itu penulis minta maaf, serta
8
mengharapkan kritik dari pembaca. Jika penulis yakin bahwa skripsi itu masih banyak
kesalahan atau kekurangan, maka harus diperbaiki dulu sebelum ujian karena kesalahan
ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan maaf. Lagi pula harapan kritik itu tidak
diperlukan sebab skripsi adalah karya ilmiah untuk diuji.
Teks prakata diketik dengan spasi rangkap, seperti halnya naskah bagian pokok. Prakata
tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks prakata dicantumkan nama kota tempat
skripsi ditulis, tanggal, bulan, dan tahun dengan jarak spasi 4 dari baris terakhir dan ditulis
pada bagian bawah kanan. Di bawahnya ditulis kata Penyusun, tanpa disertai nama terang.
Harus memperhatikan paralelisme. Penulisan teks prakata menggunakan bahasa formal,
tidak meninggalkan kaidah penulisan ilmiah.
9. Sari dan Abstract
Lembar ini diberi judul SARI (ditulis pada bagian tengah atas dengan huruf kapital tegak).
Di bawahnya, dengan jarak spasi rangkap dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda
koma, lalu nama depan dan tengah (kalau ada), tahun lulus ujian, diikuti judul skripsi
(ditulis miring), diikuti dengan tulisan Sarjana ... (diisi dengan nama Program Studi)
Universitas Negeri Semarang, nama-nama pembimbing, dan ...hal (diisi dengan jumlah
halaman skripsi ). Antara bagian yang satu dengan lainnya dipisah dengan tanda titik.
Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata Kunci: (berkisar dari tiga sampai dengan lima
kata) dengan jarak spasi rangkap.
Pada baris berikutnya, dengan jarak spasi rangkap ditulis teks sari dengan spasi satu. Isi sari
meliputi latar belakang masalah, rumusan atau fokus masalah dan tujuan, pendekatan dan
metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, simpulan, dan saran yang diajukan. Butirbutir
itu hendaklah ditulis dalam paragraf yang berbeda, dengan tidak menolak
kemungkinan untuk memecah butir tertentu untuk dituangkan dalam paragraf yang berbeda
kalau diperlukan.
Teks sari tidak boleh lebih dari dua halaman kuarto. Contoh sari lihat Lampiran 7 pedoman
ini.
Setelah halaman SARI adalah halaman ABSTRACT. Abstract adalah sari penelitian yang
diterjemahkan dalam bahasa inggris.
10. Daftar Isi
Daftar isi memuat judul yang terdapat pada bagian awal skripsi mulai dari halaman judul
sampai daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran jika ada), bagian isi (pokok) skripsi
mulai bab pertama sampai terakhir beserta sub-bab dan anak sub-babnya masing-masing,
dan judul pada bagian akhir skripsi. Kecuali judul sub-bab dan anak sub-bab, semuanya
diketik dengan huruf kapital.
9
Judul-judul itu diikuti titik-titik sepanjang baris, diikuti nomor halaman tempat judul itu
terdapat pada halaman lembar skripsi.
11. Daftar Singkatan dan Tanda Teknis
Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan tanda teknis beserta makna
atau penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan dicampur, tetapi bisa diketik dalam
satu halaman karena keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk
memudahkan dalam memahami skripsi.
12. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada daftar isi, lalu
disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel yang lebih dari satu
baris diketik dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam
daftar ini adalah satu setengah spasi. Contoh penomoran tabel mengikuti alur bab dan nomor
urut tabel. Jika tabel pertama terdapat pada bab pertama, maka penulisannya adalah Tabel
1.1 dan seterusnya.
13. Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel. Contoh penomoran
gambar misalnya; Gambar. 2.1 dan seterusnya.
14. Daftar Lampiran
Cara membuat daftar lampiran sama dengan cara membuat daftar tabel.
B. Bagian Pokok
Dalam bagian ini diuraikan pedoman penulisan untuk 2 (dua) jenis penelitian yang berbeda,
yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
1. Penelitian Kuantitatif
Bagian pokok skripsi yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas 5 (lima) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, serta penutup.
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui
ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan
memuat uraian tentang (1) Latar belakang masalah penelitian, (2) Perumusan masalah, (3)
Tujuan penelitian, dan (4) Kegunaan penelitian.
1) Latar Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan
pada judul skripsi itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu
dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Kemudian diterangkan argumen yang
melatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem
substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya,
10
adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, konsep
dalam topik. Kesenjangan kinerja (manajemen atau fenomena gap, kesenjangan hasil
penelitian, kesenjangan teori).
Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian
sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian
tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat hasil
yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa topik yang
dipilih masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat
menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda, dan dapat mengatasi kekurangan
hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau
metode yang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari
sebelumnya.
Dalam skripsi, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan)
pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya
hasil penelitian sebelum ini. dalam kajian pustaka itu pembicaraan dilakukan secara
kronologis. Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada
peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian
sejenis. Dengan demikian, peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris,
praktis, maupun teoretis) mengenai pemilihan topik penelitiannya.
2) Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan
yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan
persoalan atau pertanyaan, yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana,
bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di mana, ke mana, dari mana,
mengapa, dan sebagainya.
Perumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari
lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua
variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan khusus,
hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumusan
masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan
data pemecahannya.
Perumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menemukan metode
penemuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum
masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah dapat dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar
belakang, meskipun yang penting bukan judulnya, melainkan materi identifikasinya.
dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional
menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1)
11
masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3)
bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik
pengumpulan data dapat ditentukan secara tepat, dan (5) teknik analisis data dapat
diterapkan secara tepat.
Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah-masalah
tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa masalah yang
diteliti dibatasi. Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di bawah sub judul
tersendiri sesudah identifikasi masalah. Akan tetapi, kalau memang tidak ada
pembatasan, tidak perlu ada sub-judul cakupan masalah.
3) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) Apakah ada
pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menemukan ada tidaknya pengaruh X
terhadap Y, (2) Apakah ada hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah
menemukan ada tidaknya hubungan antara X dan Y; (3) Bagaimanakah persepsi
mahasiswa terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan
persepsi... dan seterusnya. Banyaknya tujuan harus konsisten dengan jumlah
perumusan masalah.
4) Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian menguraikan kegunaan atau pentingnya penelitian yang
dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu (teoretis) maupun bagi
kepentingan praktis. Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukkan bahwa
masalah yang dipilih memang layak diteliti dan signifikan.
b. Telaah Teori
Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni telaah teori dan metodologis. Telaah teori
ialah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. Kerangka
metodologis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian (termasuk langkahlangkah
pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrumen, validitas dan reliabilitas
instrumen, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya.
Keduanya diuraikan dalam dua bagian skripsi yang berbeda, tetapi berurutan. Telaah teori
diuraikan pada Bab II, sedangkan kerangka metodologi diuraikan pada Bab III. Adapun
pengungkapannya melalui kata; siapa, apa, mengapa, dan bagaimana.
Dalam telaah teori dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian.
Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga berupa teori yang digunakan oleh
seorang ahli. Namun, teori apa pun yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan
melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topik skripsi. Teori
untuk setiap variabel dikaji secara kronologis, dari yang lama sampai dengan yang
mutakhir (aktualitas teori) untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan
perkembangan teori. Dengan demikian, di antara sederet teori yang dikemukakan dapat
diperoleh beberapa keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian.
12
Prinsip-prinsip teori itu perlu diuraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu.
Variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu.
Landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis (penemu)
teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara
mengukurnya.
Dukungan dasar teoretis dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan
masalah diartikan sebagai menyusun telaah teori (kerangka berpikir) yang berfungsi
sebagai dasar penyusunan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban
sementara terhadap permasalahan yang didasarkan kajian teoretis. Dengan uraian tentang
teori itu, hakikat topik penelitian menjadi jelas. Variabel-variabel, masalah, dan tujuannya
tergambarkan secara operasional. Data pun dapat diidentifikasi, sedangkan bahan
pengambilan data dapat ditentukan. Dengan demikian, teknik pengumpulan, pengolahan,
dan analisis data dapat dirancang. Jadi, telaah teori tidak hanya melandasi identifikasi
sasaran, tetapi juga melandasi metode penelitian.
c. Metode Penelitian
Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bagian tersendiri, yakni Bab III. Dalam
metode penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam Bab III
(pendekatan atau penelitian kuantitatif) adalah: (1) jenis dan desain penelitian, (2) populasi,
sampel, dan teknik pengambilan sampel, (3) variabel penelitian yang dirumuskan secara
operasional, (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5)
teknik pengumpulan data, serta (6) teknik pengolahan dan analisis data.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti
angket, interview guide, observasi, wawancara. Masing-masing istilah tersebut perlu
diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. Bahkan, kegunaan dari masing--
masing teknik atau metode yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik penentuan sampel, angket, guide interview,
observation guide, wawancara, dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam
mata kuliah metodologi penelitian. Yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya,
berapa ukuran populasinya, berapa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa
teknik pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan.
Masing-masing metode penelitian yang dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuai
dengan apa yang dikerjakan peneliti.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan dimuat dalam Bab IV. Bab ini dapat dirinci menjadi dua
sub dan setiap sub dapat dirinci menjadi beberapa bagian yang mencerminkan temuan atas
pemecahan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bab pendahuluan. Jawaban atas
13
masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas, sistematis, dan
tuntas.
Pembahasan hasil penelitian harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan
memperhatikan teori yang digunakan. Agar pembahasan dapat dilakukan secara jelas,
sistematis, dan tuntas, maka peneliti dapat mengikuti rambu-rambu pertanyaan sebagai
berikut:
Apakah temuannya sesuai dengan teori yang digunakan? Mengapa demikian? Apakah ada
faktor-faktor yang mempengaruhi? Apakah ada kekurangtepatan telaah teori dan metodologis
yang digunakan?
Pembahasan berisi uraian singkat hasil penelitian, analisis rasional peneliti, konfirmasi
dengan teori, dan konfirmasi dengan hasil penelitian terdahulu.
e. Penutup
Penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok skripsi. Sesuai dengan isinya, bagian ini
dapat dibagi menjadi dua sub-bab, yaitu simpulan dan saran.
Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. Masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya harus
terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan
masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. Saran hendaklah disertai dengan
argumentasinya juga disertai jalan keluarnya. Saran dapat bersifat praktis atau teoretis.
Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan,
mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar
penelitian yang telah dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini timbul masalah lain
yang terkait.
2. Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa rancangan dan metode penelitian kualitatif yang berbeda dan hal ini
mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan penelitian
kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1) fenomenologi, (2) hermeneutika, (3) etnografi,
(4) grounded theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded
study, etnometodologi, biografi, historical, social science, riset klinis, dan lain-lain.
Kerangka penelitian kualitatif yang diuraikan dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk
semua jenis penelitian kualitatif, melainkan hanya untuk memberi kerangka dasar bagi
penulisan skripsi yang menggunakan metode penelitian kualitatif.
Secara filosofis, kerangka penelitian kualitatif tidak sama dengan kerangka penelitian
kuantitatif. Namun, untuk memudahkan penggunaannya perlu disepakati beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1. Struktur skripsi yang menggunakan penelitian kualitatif terdiri dari bagian awal,
isi, dan akhir skripsi.
14
2. Bagian awal dan akhir pada dasarnya sama dengan struktur skripsi yang
menggunakan penelitian kuantitatif.
3. Bagian isi penelitian kualitatif (termasuk penelitian untuk karya ilmiah
mahasiswa) memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian kuantitatif,
terutama bagi para ahli yang mengikuti aliran post modern. Karakteristik yang
dominan terletak pada isi masing masing bab atau sub-bab, di mana bagian telaah
kepustakaan (landasan teori), kerangka teoretik, dan metode penelitian
ditempatkan sebagai bagian (sub-bab) dari Bab Pendahuluan.
Bertitik tolak dari kedua ketentuan tersebut (no. 3), maka perlu ditetapkan pedoman struktur
bagian isi (pokok) skripsi yang menggunakan penelitian kualitatif sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Bab ini pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti penulisan skripsi yang
menggunakan penelitian kuantitatif. Dalam bab ini perlu diuraikan keadaan umum yang
mewarnai masalah yang menjadi topik penelitian. Bagian pendahuluan berisi (1) Latar
belakang, (2) perumusan masalah atau fokus masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4)
kegunaan penelitian.
Meskipun demikian, ada persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan
skripsi yang menggunakan penelitian kualitatif, di antaranya:
1) Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan
substansial antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif lebih
diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Oleh
karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada persoalan utama secara tegas
dan jelas. Jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah yang lebih kecil
sebagai unsur dari masalah utama (pokok) dan disajikan setelah masalah pokok
(masalah penelitian).
2) Tujuan Penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban
atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas, operasional,
dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
3) Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun
bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. Uraian dalam subbab ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih itu benar-benar
penting untuk diteliti.
b. Penelaahan Kepustakaan dan/atau Kerangka Teoretik
Penelitian kualitatif dapat mengemukakan bagian penelaahan kepustakaan dan/atau
kerangka teoretik, sesuai dengan pendekatan dan disain penelitian yang digunakan. Bagian
ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan disarankan bukan hanya menguraikan
penelaahan kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan kerangka teoretiknya.
15
Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam skripsi yaitu karena pada hakikatnya hasil
penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu
yang berkaitan dengan temuan dalam penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil
penelitian sebelumnya harus
dikemukakan untuk memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pelaksanaan
penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan
kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun data
empiris, sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil penelitian.
Kerangka teoretik yang berfungsi sebagai "hipotesis kerja" dimungkinkan untuk disajikan
dalam penelitian kualitatif. Kerangka teori dalam penelitian kualitatif merupakan kumpulan
konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu sistem penjelasan yang berfungsi
sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun
pembahasan hasil penelitian.
c. Metode Penelitian
Bagian ini disajikan dalam Bab tersendiri (Bab III) dengan menguraikan bagian-bagian
(sub-bab) sebagai berikut: (1) dasar penelitian, (2) fokus dan lokus penelitian, (3) sumber
data, (4) alat dan teknik pengumpulan data, (5) objektivitas dan keabsahan data, (6) model
analisis data, serta (7) prosedur penelitian.
Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yang dilakukan peneliti, terutama
dalam penyusunan pelaporannya. Dengan kata lain, uraian bagian ini tidak hanya bersifat
konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai kejadian yang dilakukan
peneliti di lapangan.
Misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada
4 (empat) macam triangulasi, yaitu: (1) metode, (2) sumber, (3) peneliti, dan (4) teori.
Apakah semua triangulasi digunakan atau dilaksanakan oleh peneliti? Jika tidak, peneliti cukup
menguraikan jenis triangulasi yang digunakan untuk menguji objektivitas data beserta seluruh
prosedumya. Untuk menguji keabsahan data, peneliti dapat menggunakan metode lain seperti:
perpanjangan kehadiran pengamat, diskusi rekan sejawat, analisis kasus negatif, review informan,
atau kecukupan referensi.
Secara teoretik ada beberapa model analisis yang dapat digunakan, seperti: (1) interactive
analysis models, dan (2) flow analysis models. Apakah kedua model ini digunakan sekaligus
dalam suatu penelitian? Jika tidak, peneliti cukup menguraikan model yang digunakan. Ini
sangat penting karena setiap model memiliki bagian-bagian yang perlu dijelaskan, baik
secara konseptual maupun penerapannya. Misalnya, interactive analysis models memiliki 3
(tiga) komponen utama, yaitu: (1) sajian data, (2) reduksi data, dan (3) verifikasi data yang
harus berinteraksi secara logis dan terus-menerus, sehingga dapat ditarik simpulan yang
akurat.
d. Hasil dan Pembahasan
16
Bagian ini merupakan pelaporan hasil penelitian dan pembahasannya yang mengaitkan
dengan kerangka teori dan/atau penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam
penelitian kualitatif, biasanya tidak dipisahkan antara hasil dan pembahasan dalam bagian
tersendiri. Bagian ini dapat terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi yang akan
disajikan. Pada umumnya materi yang dilaporkan dalam bab yang lebih awal bersifat lebih
umum daripada materi bab yang selanjutnya. Dengan demikian, bab berikutnya bersifat
lebih rinci, spesifik, operasional dan mengarah kepada penjelasan lebih terfokus dari topik
penelitian dalam skripsi.
Untuk memudahkan pelaksanaannya, pedoman ini menetapkan bahwa bagian ini disajikan
dalam satu Bab, yaitu Bab IV dengan judul: Hasil dan Pembahasan. Isi bab ini secara garis
besar dapat dirinci menjadi 2 (dua) sub-bab sebagai berikut:
1. Deskripsi tentang latar penelitian, baik fisik maupun sosial. Bagian ini dapat dirinci menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Misalnya:
1.1. Lingkungan Alam, Sejarah, dan Tata Pemerintahan Lokasi Penelitian.
1.2. Organisasi dan Kehidupan Sosial Masyarakat.
2. Deskripsi temuan yang diorganisasikan di sekitar pertanyaan-pertanyaan penelitian
dan pembahasannya secara integratif dan komprehensif. Bagian ini dapat dirinci sesuai
dengan permasalahan yang dikaji. Ada 3 (tiga) bagian yang sangat penting, yaitu:
2.1. Deskripsi informasi hasil pengamatan, wawancara, dan atau informasi yang
berasal dari dokumen, foto,dan lain-lain.
2.2. Deskripsi hasil analisis data yang berupa penyajian pola, tema, kecenderungan, dan
motivasi yang muncul dari data, serta penyajian kategori, sistem klasifikasi,
dan tipologi (tipologi yang disusun subjek untuk menjelaskan dunianya dan
yang disusun peneliti).
2.3. Penafsiran dan penjelasan, berupa ulasan tentang kaitan antara kategori dengan
dimensi, antara konsep dan konsep, dan berupa persoalan yang berkaitan
dengan sebab dan konsekuensinya.
e. Penutup
Bagian ini merupakan bab terakhir dari isi pokok skripsi, terdiri dari simpulan dan saran.
Simpulan berisi uraian tentang temuan-temuan yang penting dalam penelitian dan
implikasi-implikasi dari temuan tersebut. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan,
dan merupakan ringkasan hasil pembahasan dan analisis. Uraian dalam simpulan harus
menjawab masalah yang dikemukakan dalam bab pendahuluan dan memenuhi semua
tujuan penelitian.
Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan kalau mungkin jalan
keluarnya juga disampaikan. Saran dapat bersifat praktis atau teoretis. Selain itu, perlu juga
dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan dalam penelitian yang memerlukan
penelitian lanjutan.
3. Penelitian Tindakan Kelas
Penulisan skripsi dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas sesuai dengan program
studi pendidikan ekonomi. Struktur skripsi yang menggunakan penelitian tindakan kelas
terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir skripsi. Bagian awal dan akhir pada dasarnya sama
17
dengan struktur skripsi yang menggunakan penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
a. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan intinya terdiri dari (1) latar belakang, (2) perumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) kegunaan penelitian
b. Penelaahan kepustakaan dan/atau Kerangka teoretik
Pada bagian ini intinya juga sama pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif
c. Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri dari (1) setting dan subyek penelitian, (2) faktor yang diteliti,
(3) rancangan penelitian (siklus penelitian) yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi, (3) prosedur penelitian, (4) metode pengumpulan
data, (5) metode analisis data.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian akan melaporkan kinerja setiap siklus mulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pembahasan harus dilakukan secara
sungguh dengan memperhatikan teori/model/pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga diketahui tingkat ketercapaian pendekatan/model sekaligus
ketuntasan dalam pembelajaran
e. Penutup
Penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok skripsi, bagian ini terdiri dari simpulan
dan saran
4. Eksperimen
Mahasiswa bisa menulis skripsinya dengan menggunakan eksperimen, namun mahasiswa
perlu diarahkan ke jenis penelitian true experiment. Namun, dalam kondisi tertentu
mahasiswa dapat melakukan quasi experiment. Mahasiswa harus mampu menjelaskan
dengan gamblang disain eksperimen yang dipakai agar tidak menimbulkan bias terhadap
hasil penelitian yang dilakukan.
Bagian pokok skripsi yang menggunakan penelitian eksperimen terdiri dari 5 (lima) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, serta penutup.
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui
ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan
memuat uraian tentang (1) Latar belakang masalah penelitian, (2) Perumusan masalah, (3)
tujuan penelitian, dan (4) kegunaan penelitian.
Isi dari masing-masing point dapat dilihat pada petunjuk penelitian kuantitatif, dengan
memperhatikan adanya perbedaan pendekatan.
b. Landasan Teori Penelitian
Landasan teori dari penelitian eksperimen tidak berbeda dengan landasan teori dari
penelitan kuantitatif. Pada penelitian eksperimen ini, peneliti harus mengemukakan teori
18
yang menggambarkan ada atau tidak adanya perbedaan antar dua kelompok pada variabel
tertentu setelah dilakukan perlakuan. Petunjuk berikutnya dapat dilihat pada petunjuk
penelitian kuantitatif di bagian sebelum ini.
c. Metode Penelitian
Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bagian tersendiri, yakni Bab III. Dalam
metode penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam Bab III
(pendekatan atau penelitian eksperimen) adalah: (1) jenis dan desain eksperimen, (2)
populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, (3) variabel penelitian yang dirumuskan
secara operasional, (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya,
(5) teknik pengumpulan data, serta (6) teknik pengolahan dan analisis data.
Mahasiswa perlu diarahkan untuk memilih disain eksperimen yang sesuai dengan waktu,
biaya, dan kemampuan mahasiswa. Disain eksperimen yang bisa dipakai antara lain simple
randomized designs, treatment by level designs, treatment by subject designs, random
replication designs, factorial designs, group-within-treatment designs, matched group
designs, dan matched subject designs.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan dimuat dalam Bab IV. Bab ini dapat dirinci menjadi dua
sub dan setiap sub dapat dirinci menjadi beberapa bagian yang mencerminkan temuan atas
pemecahan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bab pendahuluan. Jawaban atas
masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas, sistematis, dan
tuntas.
Pembahasan hasil penelitian harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan
memperhatikan teori yang digunakan. Agar pembahasan dapat dilakukan secara jelas,
sistematis, dan tuntas, maka peneliti dapat mengikuti rambu-rambu pertanyaan sebagai
berikut:
Apakah temuannya sesuai dengan teori yang digunakan? Mengapa demikian? Apakah ada
faktor-faktor yang mempengaruhi? Apakah ada kekurangtepatan telaah teori dan metodologis
yang digunakan?
Pembahasan berisi uraian singkat hasil penelitian, analisis rasional peneliti, konfirmasi
dengan teori, dan konfirmasi dengan hasil penelitian terdahulu.
e. Penutup
Penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok skripsi. Sesuai dengan isinya, bagian ini
dapat dibagi menjadi dua sub-bab, yaitu simpulan dan saran.
Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. Masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya harus
terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan
masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
19
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. Saran hendaklah disertai dengan
argumentasinya. Kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya. Saran dapat bersifat praktis
atau teoretis. Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan
penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara
tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini
timbul masalah lain yang terkait.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran. Setiap penulisan skripsi wajib disertai
daftar pustaka, sedangkan lampiran bukan suatu keharusan.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka adalah pustaka yang benar-benar dirujuk dalam
teks skripsi. Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka.
Perlu diperhatikan pula kemutakhirannya (setidaknya sepuluh tahun terakhir) dan
diusahakan juga dari hasil-hasil penelitian atau jurnal ilmiah yang relevan dengan topik
skripsi.
Dalam pedoman ini penulisan daftar pustaka diatur sebagai berikut:
1. Lembar daftar pustaka diberi judul: DAFTAR PUSTAKA (ditulis dengan huruf kapital
tegak berukuran 12 pt font Times New Roman dan ditempatkan pada bagian tengah atas.
2. Bahan pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka, meliputi:
a. nama pengarang,
b. tahun penerbitan,
c. judul (termasuk sub judul),
d. tempat penerbitan, dan
e. nama penerbit.
Penulisan bahan pustaka menggunakan huruf tegak, kecuali penulisan
judul buku dan antara bagian yang satu dengan yang lain dipisah tanda titik, kecuali
antara kota penerbit dan penerbit menggunakan tanda titik dua.
3. Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian atau lebih ditulis dengan urutan: nama
akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak) dan nama tengahnya (kalau ada)
diakhiri dengan titik. Pengedepanan nama akhir pengarang bersifat menyeluruh, tidak
dipertimbangkan apakah nama akhir itu nama asli, nama keluarga, nama suami, atau
nama marga.
4. Bahan pustaka yang ditulis dua orang atau lebih, maka penulisan nama pengarang pertama
mengikuti ketentuan no. 3 dan pengarang berikut ditulis tanpa mengedepankan nama
belakangnya. Antara pengarang pertama dan kedua dipisah dengan kata sambung dan.
Jika pengarangnya terdiri dari 3 (tiga) orang, maka antara pengarang pertama
dan kedua dipisah dengan tanda titik dan koma, serta antara pengarang kedua dan ketiga
20
dipisah dengan tanda koma dan kata sambung dan. Jika pengarangnya lebih dari 3 (tiga)
orang, maka yang ditulis hanya pengarang pertama yang diakhiri dengan tanda koma
dan disertai dengan tulisan dkk.
5. Penulisan nama pengarang dimulai dari tepi kiri, sedangkan baris selanjutnya dimulai
pada karakter keenam dengan menggunakan spasi tunggal.
6. Penulisan antara bahan pustaka yang satu dan yang lain menggunakan jarak spasi
rangkap.
Contoh:
Booth, Anne., William J. O'Malley, dan Anna Weidemann. 1998. Sejarah Ekonomi
Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics in a Global Economy.
Orlando Florida: Harcourt College Publisher.
Strunk, W., Jr. and E.B. Ehite. 1979. The elements of Style (3rd ed.). New York:
MacMillan.
7. Jika beberapa buku dijadikan sumber dan ditulis oleh orang yang sama, maka
nama pengarang tidak perlu ditulis ulang dan sebagai gantinya digunakan tanda garis
putus sepanjang 5 (lima) karakter. Apabila buku-buku tersebut diterbitkan dalam
tahun yang sama, maka angka tahun penerbitan buku berikutnya diikuti oleh lambang a,
b, c, dan seterusnya. Urutan penulisannya ditentukan berdasarkan abjad judul bukubukunya.
Contoh:
Sukirno, Sadono. 2000a. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
--------- 2000b. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
8. Buku yang berisi kumpulan artikel yang ada editornya ditulis sama bahan pustaka
yang berupa buku, hanya saja ditambah dengan (Ed.) di antara nama pengarang
dan tahun penerbi tan.
Contoh:
George, Psacharopoulos (Ed). 1997. Economic of Education Research and Studies.
New York: Pergamon Press.
9. Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya) ditulis dengan urutan nama
pengarang artikel diikuti dengan tahun penerbitan dan judul artikel ditulis dalam
tanda petik. Diikuti kata dalam dan nama editor dengan keterangan (Ed.), judul buku
kumpulan (dicetak miring), kota penerbit, dan penerbit serta halaman artikel. Masingmasing
bagian dipisah dengan tanda titik, kecuali antara kota penerbit dan penerbit
dipisah dengan tanda titik dua.
21
Contoh:
Levin, Henry M. 1997. “School Finance”. Dalam Psacharopoulos (Ed.), Economic
Education Research and Studies. New York: Pergamon Press. Hal. 234-250.
Nababan, T. Sihol. 2004. “Kemiskinan di Indonesia: Kajian Teoretik Penyebab dan
Penanggulangannya”. Dalam Agung Riyandi (Ed.), Bunga Rampai
Ekonomika Pembangunan. Semarang: UNDIP Press
10. Artikel jurnal ditulis seperti bahan pustaka yang berupa buku yang berisi kumpulan
artikel. Bedanya, setelah penulisan judul artikel secara berturut-turut ditulis nama
jurnal (dicetak miring), nomor jurnal, dan hal. Artikel. Masing-masing bagian
dipisah dengan tanda titik, kecuali antara kota terbit dan penerbit dipisah dengan tanda
titik dua.
Contoh:
Waridin. 2006. “Fungsi keuntungan usahatani tembakau di Kabupaten
Kendal Jawa Tengah”. Dalam Jurnal Sosio Ekonomika, Volume 12 No. 1.
Hal 23-46 Bandar Lampung: Universitas Lampung.
11. Artikel dalam koran ditulis sama bahan pustaka yang berupa artikel dalam jurnal.
Akan tetapi, jika artikel itu tanpa nama pengarang, yang pertama ditulis adalah nama
korannya sebagai pengganti nama pengarang Di belakang angka tahun dan nomor
koran ditambahkan tanggal dan bulan terbitan, dilanjutkan dengan nomor halaman yang
didahului singkatan hal.
Contoh:
Ahmad, Dj. 2003. “Ujian Penghabisan, Ebtanas, hingga UAN”. Dalam Kompas. No.
328. Tahun ke 38. 5 Juni. Hal. 4 dan 5.
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV. 02. 22 Juni. Hal. 3.0
12. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan
tanpa lembaga ditulis sebagai berikut. Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal
dengan huruf miring, diikuti tahun terbit, kota terbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
13. Bahan pustaka yang ditulis atas nama lembaga ditulis dengan urutan sebagaii berikut.
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi yang bertanggung
jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
22
14. Buku terjemahan ditulis dengan urutan sebagai berikut: Nama pengarang asli, diikuti
tahun penerbitan karya terjemahan, judul terjemahan, nama penerjemah (yang
didahului kata Terjemahan, nama tempat penerbitan, dan nama penerbit
ter jemahan.
Contoh:
Ary, D., L.C. Jacobs dan A. Razavieh. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Robbins, Stephen S. 1998. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Terjemahan Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan. Jakarta:
Prenhallindo.
15. Skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian ditulis dengan menambahkan
pernyataan "skripsi, disertasi, atau laporan penelitian", diikuti nama universitas atau
lembaga penyelenggara penelitian. Nama kota dibubuhkan kalau nama universitas itu
tidak menggunakan nama kota, misalnya Universitas Indonesia, Jakarta.
Contoh:
Ustadi, Noor Hamid. 2001. “Pengaruh Kualitas Audit Laporan Keuangan Tahunan
terhadap Kualitas Informasi Keuangan bagi Para Investor di Bursa Efek
Jakarta”. Disertasi. Bandung: Fakultas Ekonomi UNPAD
16. Makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya ditulis dengan
menambahkan kata "Makalah di saj ikan dalam . . . . . , di ikut i nama
per t emuan, l embaga penyelenggara dan tempat penyelenggaraan.
Contoh:
Huda, N. 1991. “Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal”. Makalah disajikan
dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. “Tatakota di Negara-negara Berkembang”. Makalah
disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2
September.
17. Rujukan bisa diperoleh dari internet. Pada dasamya penulisan rujukan dari internet
sama dengan penulisan bahan pustaka. Perbedaannya terletak pada bagian setelah
judul. Pada rujukan dari internet; setelah judul dituliskan sumber dan tanggal akses
rujukan. Jadi, urutannya ialah nama belakang, nama depan, tahun terbit, judul (dicetak
miring), lalu protokol dan alamatnya, path, dan tanggal akses yang ditaruh di dalam
tanda kurung. Bahan dari internet ada yang berasal dari dokumen, dari email,
discussion list, dan newsgroup, Protocol Gopher, File Transfer Protocols (FTP),
Telnet Protocols, atau dari sumber Online dan Database Online.
Contoh:
Sandler, Corey. 2005. 101 Small Busissnes Ideas for Under $ 5,000.
http://www.gigapedia.com/talent/lpb/muddex/ essay. (2 Desember.2007).
18. Pada rujukan yang diperoleh melalui email, discussion lists, dan newsgroup yang
dianggap judul adalah ihwal (Re:. ..) . Contoh:
23
Crump, E. Re: Preserving Writing. Alliance for Computers and writingListerv.
Acw.a@unicom.acc.ttu.edu (31 Mar. 1995).
Heilke, J. 1996. May 3. Re: Webfolios. Acw-I@ttacs.ttu.gekaedu http/
Hwww.ttu.edu/Iists/acw-1/9605 (31 Dec. 1996).
19. File yang terdapat di dalam kumpulan file seorang editor sama dengan penulisan
naskah yang terdapat di dalam kumpulan karangan seorang editor.
Contoh:
Deero. 1896. Pro Archia. In J.B. Greenbough (Ed.) Select Orations of Deero. Boston:
Ginn. Project Libellus (Vers.0.01). (1994). Gopher://gopher.etext.org,
ibellus/texts/cicero/arch (11 Aug. 1996).
Kalau nama pengarang tidak ada, langsung dituliskan judul informasinya.
Contoh:
Little machines: Rearticulating. hypertxt users.ftp://ftp.deadalus.com/
pub/CCCC95/johnsoneiloia (14 Aug. 1996).
Help. Internet Public Library. telnet://ipl.org:8888/,help (1 Dec. 1996).
Fine arts. 1993. In E.D. Hirsch, Jr., J.F.Kett & J. Trefil (Ed.) Dictionary of Cultural
Literary. Boston: Houghton Mifflin. INSO Corp. America Online. Reference
Desk/Dictionaries/Dictionary of Cultural Literary (20 May 1996).
20. Selain dari internet, bahan rujukan bisa diambil dari rekaman video, rekaman kaset,
CD-ROM, atau artikel jurnal elektronik. Cara menulisnya sama dengan cara menulis
daftar pustaka tulis. Bedanya, pada rekaman video, nama yang dicantumkan adalah
nama produser dan director, dan ditaruh di depan judul. Pada rekaman kaset yang
dicantumkan adalah nama pembicaranya, sedangkan CD-ROM dan ar t ikel
jurnal elektronik, yang dicantumkan adalah nama penulisnya. Di belakang judul
dicantumkan keterangan rekaman video, kaset, atau CD-ROM yang ditaruh di dalam
tanda kurung.
Contoh:
Rekaman Video
Porn, L. (Producer) & S. Kotton (Director). 1994. Isabel Allende: The Woman's voice in
Latin-American Literature. (Videorecording). San Fransisco: KQED.
Rekaman Kaset
Costa Jr., P.T. (Pembicara). 1998. Personality, Continuity, and Changes of Adult Life.
Rekaman Kaset No. 207-433-88A-B). Washington, DC: American Psychological
Association.
CD-ROM
Preiss, Byron, dan Nixon, Jeff. 1994. The Ultimate Frank Lloyd Wright: American
Architect. (CD-ROM). New York; Byron Press Multimedia.
24
Artikel Jurnal Elektronik
Funder, D.C. 1994 March. Judgemental Process and Content. Commentary on Koehler
on Base-rate (9 pagraf). Psychology. (Online serial) 5(17). Diperoleh dari
FTP: Hostname:princeton.edu. Directori: pub/harnad/ Psychology/1994.
volume.5 File: Psychology, 94.5.17.base-rate,12.funde. (20 Juni 2000).
Rujukan dari internet, rekaman video, kaset, CD-ROM, dan jurnal elektronik itu disusun
terpadu dengan daftar rujukan yang berupa bahan pustaka (tulis). Keseluruhan bahan
pustaka ditulis dan rujukan yang nontulis itu disusun dalam sebuah daftar pustaka diurutkan
menurut abjad, dengan tidak diberi nomor urut. Pengurutan abjad didasarkan kepada huruf
pertama nama yang ditulis dalam satuan bahan pustaka. Misalnya Huda dan Karim
urutannya lebih dulu Huda karena dalam urutan abjad huruf H lebih dulu daripada K.
Jika sederet nama berawal dengan huruf yang sama, pengurutannya didasarkan kepada
huruf kedua pada nama itu. Jika huruf pertama dan kedua itu pun sama, pengurutannya
didasarkan kepada huruf ketiga; begitu seterusnya seperti urutan kata dalam kamus.
LAMPIRAN
Lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi,
misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang
digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat izin dan tanda bukti telah
melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk
mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan
menggunakan angka Arab.
D. BAHASA DAN TATA TULIS
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus mengikuti dua macam kaidah, yaitu:
1. Kaidah umum adalah kaidah yang berkaitan dengan bahasa dan ejaan yang berlaku
secara umum.
2. Kaidah selingkung adalah kaidah tentang teknis penulisan yang telah disepakati
bersama dan berlaku di lingkungan Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ekonomi
pada khususnya.
Skripsi ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu bahasa
Indonesia yang mengikuti kaidah ragam baku keilmuan. Kata-kata atau istilah, struktur
kata, frasa, klausa, atau kalimat ditulis dengan tepat dan cermat. Paragraf dan wacana
disusun secara logis. Ejaan ditulis dengan mengikuti ejaan yang baku (EYD). Tidak ada
larangan untuk menggunakan kata serapan, yang penting ejaan penulisannya benar.
Misalnya, objek dan bukan obyek.
Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan Universitas
Negeri Semarang, meliputi: (1) cara merujuk dan menuliskan daftar pustaka, (2) cara
menulis judul dan subjudul, (3) cara menyajikan tabel dan gambar, (4) cara mengetik yang
praktis.
25
1. Bahasa
Aspek kebahasaan yang harus diperhatikan adalah: (1) gaya penulisan, (2) keefektifan dan
kecermatan penggunaan kalimat, (3) ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca, dan (4)
ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka.
Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya penulisan
yang baik dapat dilihat beberapa aspek, seperti: (1) alur pikir yang jelas, (2) tidak
bermakna ganda, (3) kalimat efektif, (4) pola kalimat jelas (S-P-O/S-P-0-K/K-S-P-0).
Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan bagian yang dapat
menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi secara tepat
dan cepat. Penulis sering melakukan kekeliruan, sehingga keefektifan dan kecermatan
penggunaan kalimat menjadi kabur. Beberapa kekeliruan yang sering dilakukan penulis, di
antaranya: (1) kalimat tidak memiliki subjek (S) atau predikat (P), padahal sebuah kalimat
sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat (P); (2) kalimat mempunyai dua satuan
pikiran atau lebih yang tumpang tindih, padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan
pikiran; (3) keterangan kalimat diletakkan secara tidak tepat; (4) subjek didahului kata
depan, sehingga bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur; (5) anak kalimat
tidak logis (salah nalar); (6) kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena semua
bagiannya adalah anak kalimat; dan (7) kalimat bermakna ganda. Kalimat seperti itu perlu
disunting agar ide yang dimaksudkan dapat tersampaikan.
Paragraf merupakan bagian dari kerangka atau pola pikir yang sistematis. Setiap paragraph
harus menggambarkan pemikiran yang lengkap. Setiap paragraph harus diawali dengan
pokok kalimat dan diikuti dengan anak kalimat sebagai penjelasan dari pokok pikiran
utama. Sebelum penjelasan satu pokok pikiran selesai, sebaiknya penulis tidak
memunculkan paragraf baru. Apabila sebuah paragraf dipandang terlalu panjang, dapat
dipecah menjadi 2 (dua) paragraf dengan kata sambung pada awal paragraf berikut.
Misalnya: Berkaitan dengan uraian di atas, ... Bertitik tolak dari pemikiran di atas, ...
Ejaan dan tanda baca harus digunakan secara tepat karena bahasa tulis tidak dibantu oleh
unsur-unsur gerak seperti kualitas suara, kedipan mata, ekspresi mimik, dan sebagainya
sebagaimana dalam bahasa lisan. Ejaan dan tanda baca itu membantu memperjelas maksud
penulis. Hal-hal yang harus dicermati penulis antara lain pemakaian huruf, pemenggalan
kata, pemakaian huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan
dan akronim, penulisan angka dan bilangan serta penulisan unsur serapan.
1. Pemakaian huruf kapital
Seorang penulis harus dapat menggunakan huruf kapital dalam ejaan bahasa Indonesia
secara tepat. Misalnya: Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh seorang gubernur. Bibit
Waluyo adalah Gubernur Jawa Tengah.
2. Pemenggalan kata
Pada dasarnya pemenggalan kata harus dilakukan berdasarkan suku katanya. Meskipun
demikian, pemenggalan seyogyanya dilakukan atas dasar : (1) kata das arnya, (2)
jangan meninggalkan pemenggalan sebuah huruf.
3. Pemakaian huruf miring
Huruf miring hanya digunakan untuk menuliskan istilah asing.
26
4. Pemakaian tanda baca
Tanda baca dipakai dalam konteks kalimat yang tepat dan ditulis menyatu dengan kata
yang mendahului atau mengikuti. Tanda baca bukan kata sehingga tidak boleh ditulis
berdiri sendiri.
5. Penulisan kata
Kesalahan yang paling banyak dijumpai dalam penulisan karya ilmiah berkaitan dengan
penulisan kata. Beberapa penulisan kata yang salah, di antaranya:
Salah Seharusnya
disamping, disisi di samping, di sisi
Praktek Praktik
Sekertaris Sekretaris
6. Penulisan singkatan atau akronim
Penulisan singkatan atau akronim yang pertama harus didahului kepanjangannya.
7. Penulisan angka dan bilangan
Penulisan angka dan bilangan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
8. Penulisan unsur serapan
Penulisan unsur serapan diupayakan mengikuti bahasa aslinya.
Misalnya:
Salah
obyek/subyek obyektifitas/subyektifitas efektifitas
Seharusnya
objek/subjek objektivitas/subjektivitas efektivitas/keefektifan
Pola kalimat merupakan bagian yang penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat
diterima secara tepat oleh orang lain (pembaca). Oleh karena itu, pola kalimat S-P-0 atau S-P-OK
atau K-S-P-0 atau sekurang-kurangnya pola S-P harus digunakan.
2. Cara Merujuk
Cara merujuk dapat digolongkan dalam kaidah umum maupun kaidah selingkung.
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama belakang, tahun, dan halaman buku yang
ditulis di antara tanda kurung. Antara nama pengarang dan tahun tidak diberi tanda koma
dan antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi jarak.
Contoh (nama pengarang terpadu dalam teks):
Soebronto (1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar".
Contoh (nama pengarang tidak disebut dalam teks):
27
Simpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123).
Jika ada dua pengarang, perujukan dengan cara menyebut nama belakang kedua pengarang
tersebut. Jika pengarangnya lebih dari dua orang, nama belakang dari pengarang pertama
diikuti dengan dkk diikuti tanda titik. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan
cara menyebutkan nama pengarang aslinya.
Jika pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga
yang menerbitkan pustaka yang dirujuk, atau nama dokumen yang diterbitkan (nama
koran, majalah yang dirujuk), sejalan dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk.
Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan
dalam satu tanda kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.
Cara merujuk ada dua macam yakni: (1) merujuk dengan cara mengutip kata, frasa, kalimat,
atau uraian sesuai dengan sumber aslinya, dan (2) merujuk pendapat orang lain dengan cara
menyatakannya dengan bahasa sendiri.
Merujuk dengan cara mengutip dilakukan sebagai berikut. Kutipan kurang dari empat baris
ditulis di antara tanda kutip ("..."). Kutipan itu merupakan bagian terpadu dalam teks utama
dan disertai nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman. Jika nama pengarang ditulis
secara terpadu dalam teks, nama itu diikuti tahun dan nomor halaman. Cara menulisnya lihat
contoh di atas.
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal
Contoh (tanda kutip di dalam kutipan):
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan makin banyak ‘campur
tangan’ pimpinan perusahaan, makin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah
perkotaan" (Soewignyo, 1991: 101).
Kutipan lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda kutip pada baris baru, terpisah dari teks
yang mendahului dimulai pada karakter keenam pada pias kiri, dan diketik dengan spasi
tunggal. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, garis barunya dimulai dengan
mengosongkan lima karakter lagi dari tepi garis teks kutipan.
Contoh:
Suyanto (1998: 202) menarik simpulan sebagai berikut:
Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam
PBM untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. Kemampuan transfer
telah dimiliki oleh mahasiswa jika mahasiswa itu mampu menerapkan
pengetahuan, keterampilan, informasi, dan sebagainya sebagai hasil belajar pada
Latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi, dan sejenisnya) ke Latar yang
nyata, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika kemampuan ini dapat
dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan memiliki wawasan pencipta kerja setelah
28
lulus dari perguruan tinggi.
Apabila dalam kutipan langsung ada kata dibuang, kata yang dibuang diganti dengan tiga
titik. Jika yang dibuang itu kalimat, diganti dengan empat titik. Titik terakhir merupakan
tanda selesainya kalimat.
Contoh:
Ada kata yang dibuang
"Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ...
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru" (Manan, 1995:278).
Bila contoh lebih dari empat baris, maka penulisannya berjarak baris satu spasi.
Ada kalimat yang dibuang
"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara lain mata,
tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain menangkap
bola, menendang bola, dan menggambar" (Asim, 1995:315).
Cara merujuk pendapat yang dikemukakan dengan bahasa sendiri ditulis tanpa tanda kutip
atau terpadu dalam teks. Nama pengarang tersebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam
kurung bersama tahun terbit. Jika yang ditunjuk bagian tertentu, nomor halaman
disebutkan. Jika buku dirujuk secara keseluruhan atau yang dirujuk terlalu banyak atau
meloncat-loncat, nomor halaman boleh tidak dicantumkan.
Contoh (nomor halaman disebutkan):
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada
mahasiswa tahun keempat.
Contoh (nomor halaman tidak disebutkan):
Dalam buku tata bahasa lama, seperti buku Prijohoetomo (1937) belum dikenal istilah
transposisi.
Contoh (nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun dan nomor halaman):
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik darpada mahasiswa tahun keempat (Salimin
1990:13).
Contoh (nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun tanpa halaman):
Apabila kita berbicara tentang belajar, sebenarnya kita berbicara tentang bagaimana perubahan
tingkah laku seseorang sebagai akibat pengalaman (Snelbecker 1974).
3. Penyajian Tabel atau Gambar
Kadang-kadang dalam penulisan karya ilmiah diperlukan penyajian tabel dan atau gambar.
a. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data statistik dalam kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan
29
menggunakan tabel, pembaca dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat dan
mencari hubungan-hubungannya.
Tabel harus disebutkan hubungannya dengan uraian dalam teks, misalnya dengan
menyatakan seperti pada Tabel 1.1. Dengan demikian, tabel menjadi fungsional, tidak lepas
dari teks.
Tabel harus sederhana dan berpusat pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data
dalam tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel
daripada sedikit tabel, tetapi isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat
menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya dalam tulisan secara efektif.
Jika tabel cukup besar (lebih dan setengah halaman), tabel harus diletakkan pada halaman
tersendiri. Jika lebih dari satu halaman, tabel hendaklah dibuat dengan kertas lebar yang
dilipat. Dengan demikian, tidak ada tabel yang terpotong dalam beberapa halaman. Jika
tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman), sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di atas tabel.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perujukan. Judul tabel ditulis dengan
menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata kecuali kata sambung. Kata
Tabel ditulis di tepi kiri, diikuti nomor dan judul tabel. Jika judul tabel lebih dari satu baris,
baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama judul tabel dengan jarak
satu spasi. judul tabel tidak diakhiri tanda titik. Jarak antara tabel dengan teks sebelum dan
sesudahnya tiga spasi. Nomor tabel ditulis dua bagian yang dipisahkan dengan titik, bagian
pertama menunjukkan urutan bab, bagian berikutnya menunjukkan nomor urut tabel pada
bab yang bersangkutan. Nomor urut tabel dimulai dengan nomor satu sampai nomor terakhir
tabel pada keseluruhan teks.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi dari nama tabel. Kolom pengepalaan
(heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilah-Istilah
seperti nomor dan persen dituliskan dalam bentuk singkatan atau lambang, misalnya No, %.
Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis dapat
digunakan untuk mempermudah membaca tabel. Garis horisontal perlu dibuat, tetapi garis
vertikal dari bagian kiri, tengah, dan kanan bisa tidak digunakan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun
terbit, dan nomor halaman tabel asli. Letaknya di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari
garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk menjelaskan
butirbutir tertentu yang terdapat di dalam tabel, hendaknya digunakan simbol-simbol
tertentu dan ditulis dalam bentuk superskrip. catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah
tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman. Contoh tabel terdapat
di bawah ini.
Tabel 1.1.
Perkembangan Model Pendekatan Sistemik dalam Pendidikan
No. Judul Pengarang Tahun
1 System Approach for Education Corrigan 1966
30
2 Michigan State University
Instructional Systems
Development Model
Project MINERVA Instructional
Barson 1967
3 Systems Design
Teaching Research System
Tracy 1967
4 Manathy Instructional Hamreus 1968
Sumber: Suparman (1995:34)
b. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram, dan gambar lainnya.
Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk visual yang lebih cepat dapat dipahami
maknanya. Gambar tidak selalu dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dapat juga
untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat dipakai untuk
menyajikan data statistik berbentuk grafik.
Pedoman penggunaan gambar sebagai berikut;
1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar. Cara penulisan judul gambar sama dengan
penulisan judul tabel.
2) Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus
disertai penjelasan tekstual.
3) Gambar harus digunakan sesuai dengan kebutuhan.
4) Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada
halaman tersendiri.
5) Penyebutan adanya gambar hendaknya mendahului gambar.
6) Gambar diacu dengan nomor gambar (angka), seperti pada Gambar 2.1., bukan dengan
kata gambar di atas atau gambar di bawah.
7) Gambar diberi nomor dengan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
Gambar 2.1. Hasil Tes Pengembangan tiap Siklus Penelitian
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
31
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan
1) Jarak antara tabel atau gambar dengan teks adalah tiga spasi.
2) Judul tabel atau gambar harus diketik pada halaman yang sama dengan tabel atau
gambar.
3) Te p i k a na n t e ks s ed a pa t mun gk i n r at a, d en ga n t et a p memperhatikan
kaidah pemenggalan kata yang benar. Jarak antar kata harus tetap sama (satu-dua
ketukan) dan tidak boleh ada jarak yang terlalu longgar.
4) Tidak boleh memberi tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya sebuah bab, termasuk
gambar untuk pengisi ruang kosong.
5) Penyajian rincian hendaknya dihindari. Sebagai gantinya hendaklah digunakan penyajian
esei berbentuk paragraf. Perincian dengan menggunakan angka atau huruf hanya
digunakan untuk perincian yang bersifat prosedural atau langkah-langkah. Penulisannya
sesuai dengan kaidah ejaan, yakni untuk perincian ke samping, angka atau huruf itu
diikuti tanda kurung tutup atau diapit oleh kurung buka tutup. Untuk perincian ke
bawah, selain cara itu bisa digunakan tanda titik. Tanda - • * v  * tidak boleh
digunakan.
6) Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris dengan tujuan meratakan tepi
kanan.
7) Tidak boleh menggunakan catatan kaki untuk perujukan.
4. Pengetikan
a. Kertas dan ukuran
Skripsi diketik pada kertas berukuran A4 (21,5 cm x 29 cm) dengan berat 80 gram. Apabila
digunakan kertas khusus, seperti kertas milimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan,
boleh digunakan kertas di luar atas ukuran yang tekah ditentukan, namun dilipat sesuai
dengan ukuran kertas naskah.
b. Sampul
Sampul luar menggunakan karton tebal dan dilapis plastik bening (laminating). Warna
sampul skripsi adalah biru tua. Untuk tulisan pada sampul luar skripsi digunakan huruf
berwarna kuning emas.
c. Spasi pengetikan
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya dalam pengetikan Skripsi adalah dua spasi
kecuali sari satu spasi. Judul bab ditebalkan dan judul tabel dan gambar yang lebih dari satu
baris diketik dengan jarak satu spasi. Daftar pustaka diketik dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antar sumber dua spasi.
d. Batas margin pengetikan naskah
Batas tepi pengetikan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Tepi atas :4 cm.
Tepi bawah :3 cm.
Tepi kiri :4 cm.
Tepi kanan :3 cm.
e.Pengetikan alinea baru
32
Pengetikan teks selalu dimulai dari tepi kiri, kecuali pengetikan alinea baru dimulai pada
huruf keenam dari tepi kiri.
f. Pengetikan judul bab, subbab, dan anak subbab
Judul bab diketik dengan huruf kapital tebal, dengan jarak 4 cm dari tepi atas. Nomor urut
bab diketik dengan huruf Romawi tebal dan ditulis di atas judul bab secara simetris.
Judul subbab didahului nomor subbab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari batas tepi
kiri. Huruf awal setiap kata judul subbab ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung
seperti pada, di dalam, dan, terhadap. Pengetikan anak subbab dimulai dengan huruf kapital
pada awal kata pertama dan dicetak tebal.
Nomor subbab ditulis dengan gugus angka (digit) dengan tujuan memudahkan perujukan
(misalnya telah diuraikan pada 3. 1). Angka yang digunakan "semuanya angka Arab. Angka
paling depan menunjukkan nomor bab, angka berikutnya menunjukkan angka subbab, dan
angka berikutnya menunjukkan angka subbab bahawahannya. Diusahakan agar gugus angka
sedapat-dapatnya hanya terdiri atas tiga angka. Rincian selanjutnya diuraikan dengan
paragraf secara urut tanpa di beri judul. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus
angka hanyalah judul subbab dan anak subbab. Perincian materi dalam teks yang, bukan
judul tidak menggunakan gugus angka.
g. Penggunaan huruf untuk naskah
Naskah harus diketik dengan menggunakan huruf Time New Roman menggunakan 12 pt
dan dicetak dengan ketebalan normal. Tidak dibenarkan menggunakan printer dot-matrix.
h. Penomoran halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas sudut teks dengan jarak dua spasi dari
baris pertama, kecuali halaman yang mengandunc, judul bab, nomornya diletakkan di
bawah tengah, dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor halaman menggunakan angka
Arab, dimulai dari bab pendahuluan, dan berakhir pada halaman terakhir dan' keseluruhan
naskah skripsi. Halaman-halaman sebelumnya, seperti prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar menggunakan angka Romawi kecil.
Judul sub-bab didahului nomor sub-bab, diketik dengan huruf tebal, dimulai dari batas tepi
kiri. Huruf awal setiap kata judul subbab ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung
seperti pada, di dalam, dan, terhadap. Pengetikan anak subbab dimulai dengan huruf kapital
pada awal kata pertama dan dicetak tebal.
Nomor subbab ditulis dengan gugus angka (digit) dengan tujuan memudahkan perujukan
(misalnya telah diuraikan pada 3.1). Angka yang digunakan semuanya huruf Arab. Angka
paling depan menunjukkan nomor bab, angka berikutnya menunjukkan angka subbab, dan angka
berikutnya menunjukkan angka subbab bahawahannya. Diusahakan agar gugus angka
sedapat-dapatnya hanya terdiri atas tiga angka. Rincian selanjutnya diuraikan dengan paragraf
secara urut tanpa diberi judul. Perlu diingat bahwa yang menggunakan gugus angka
hanyalah judul subbab dan anak subbab. Perincian materi dalam teks yang, bukan judul
tidak menggunakan gugus angka.
33
i. Penggunaan huruf untuk naskah
Naskah harus diketik dengan menggunakan huruf Time New Roman 12 pt dan dicetak
dengan ketebalan normal. Tidak dibenarkan menggunakan printer dot-matrix.
j. Penomoran halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas sudut teks dengan jarak dua spasi dari
baris pertama, kecuali halaman yang mengandung judul bab, nornornya diletakkan di
bawah tengah, dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor halaman menggunakan angka
Arab, dimulai dari bab pendahuluan, dan berakhir pada halaman terakhir dari keseluruhan
naskah skripsi. Halaman-halaman sebelumnya, seperti prakata, daftar isi, daftar Label,
daftar gambar menggunakan angka Romawi kecil.
k. Penggunaan huruf tebal dan huruf miring
Huruf tebal digunakan untuk pengetikan judul bab, subbab, dan anak subbab. Huruf miring
digunakan untuk:
1. judul buku, nama terbitan berkala, atau nama publikasi lain, serta nomor
penerbitan dalam daftar pustaka:
2. istilah kosakata, atau kalimat bahasa asing yang digunakan dalam teks,
3. huruf, kosakata, frasa, atau kalimat sebagai aspek linguistic.
34
Lampiran 1
Contoh Halaman Judul Skripsi
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT
DAN LIKUIDITAS TERHADAP RENTABILITAS USAHA
(Studi Kasus BPR BKK di Kabupaten Rembang)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ayuni Lestari
NIM 7250406505
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
35
Lampiran 2
Contoh Punggung Skripsi
Judul Skripsi SKRIPSI
Nama :
NIM :
36
Lampiran 3
Contoh Persetujuan Pembimbing Skripsi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi
pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 1 Nopember 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Indah Fajarini SW, S.E., M.Si., Akt.
NIP. 196005241984031001 NIP. 197804132001122002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si.
NIP. 196206231989011001
37
Contoh Pengesahan Kelulusan Ujian Skripsi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 1 Nopember 2011
Penguji
Drs. Asrori, M.S.
NIP. 196005051986011001
Anggota I Anggota II
Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Indah Fajarini SW, S.E., M.Si., Akt.
NIP. 196005241984031001 NIP. 197804132001122002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si.
NIP. 196603081989011001
38
Lampiran 5
Contoh Pernyataan Penyusunan Skripsi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari
karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Semarang, November 2011
Ayuni Lestari
NIM 7250406505
39
Lampiran 6
Contoh Motto dan Persembahan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jangan merasa bisa tetapi bisa merasakan
Persembahan
untuk guruku
orangtuaku
dan generasi penerusku
40
Lampiran: 7
Contoh Sari
SARI
Mustakimah. 2006. ”Memvariasikan Metode Ceramah dan Metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Permasalahan Ekonomi Kelas
X Semester I SMA Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi. Jurusan
Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I.
Drs. St. Sunarto, M.S. II. Dr. Djoko Widodo, M.Pd.
Kata kunci : Hasil Belajar, Metode Ceramah, Pemecahan Masalah (Problem Solving).
Tujuan pelajaran ekonomi pada intinya adalah kompetensi penggunaan konsepkonsep
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Pokok bahasan permasalahan ekonomi
menuntut kompetensi siswa agar dapat menganalisis permasalahan ekonomi dan
pemecahannya berdasarkan sistem ekonomi yang berlaku. Hasil observasi awal di SMA
Teuku Umar Semarang diperoleh data bahwa pembelajaran ekonomi dikelas X.1 memiliki
indikasi belajar yang rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebanyak 81% siswa
kelas X.1 SMA Teuku Umar Semarang hasil belajarnya masih rendah dengan rata-rata
kemampuan kognitifnya sebesar 54,09 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 19%. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan
permasalahan ekonomi, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan memvariasikan
metode ceramah dan pemecahan masalah.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Teuku Umar Semarang Tahun
Ajaran 2006/2007. Prosedur penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari dua
siklus, dimana setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal evaluasi tiap akhir
siklus dan lembar observasi untuk siswa dan guru serta angket tanggapan siswa terhadap
pembelajaran.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus 1
sebesar 70,09 dengan ketuntasan klasikal 75%. Rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 76,84
dengan ketuntasan klasikal 94%. Adapun sikap siswa terhadap pembelajaran pada siklus I
pertemuan 1sebesar 65,91%, pada siklus I pertemuan 2 sebesar 75% dan pada siklus II
mencapai peningkatan sebesar 93,18%. Sedangkan kinerja guru pada siklus I pertemuan 1
mencapai 68,18%, pada siklus I pertemuan 2 sebesar 86,36% dan pada siklus II meningkat
menjadi 97,73%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa kelas X.1 SMA Teuku Umar Semarang pada mata pelajaran
ekonomi materi pokok permasalahan ekonomi melalui memvariasikan metode ceramah dan
pemecahan masalah. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu: Sekolah
hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana belajar untuk menunjang pelaksanaan
berbagai metode belajar yang akan dilaksanakan guru dalam pembelajaran. Guru perlu
menambahkan penjelasan, pengetahuan dan informasi tentang materi pelajaran terlebih
dahulu sehingga daya serap dan pemahaman siswa dapat meningkat. Guru hendaknya
menciptakan kondisi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kegiatan appersepsi dan
motivasi perlu dilakukan untuk mendorong keaktifan siswa selama pembelajaran.
41
Lampiran: 8
Contoh Abstract
ABSTRACT
Hery Maylia Sandy. 2007. ”The Influence of Individual Factor Differences toward Ethical
Behavior of Accounting Students”. Final Project. Accounting Department. Faculty of
Economics. State University of Semarang. Advisor Dr. Joko Widodo, M.Pd. Co Advisor.
Dr. Eko Prasetyo, M.Si.
Keywords: Ethical Behavior, Individual Factors, Locus of Control, Major in
College, Job Experience, Gender, Equity Sensitivity, and Ethical
Knowledge.
The essence of ethical behavior is very important in accounting especially for the
development and the advancement of accountant profession’s role to act professionally.
Their behavior of accounting students as future leaders is important to be investigated to
know their ethical behavior in the future. In order to internalize ethical behavior or to
change unethical behavior, the first thing should be identified is the factors that affect
behavior and how strong their affects. Previous researches show that individual factors have
been found to have significant impacts on ethical behavior when there were situational or no
situational conflict.
The objective of this study was to determine whether the individual difference
factor of locus of control, major in college, job experience, equity sensitivity, and ethical
knowledge affect the student ethical behavior especially gender. The research method used
in this study was survey with questionnaire. Data collected with snowballing method and
directly to respondents. From the total of 100 college students collected, 50 respondents
were accounting students and 50 respondents were management student. Independent t-test
was employed to test the hypotheses.
The results show that accounting students with internal locus of control were
found to behave more ethically than those with external locus of control. Accounting
students were found to behave more ethically than management students. Accounting
students with job experience were found to behave more ethically than have no job
experience. Female accounting students were found not different from male students in
ethical behavior. Benevolent-type accounting students were found to behave more ethically
than entitled-type accounting students.


METODE AKRUAL PADA LAPORAN KEUANGAN KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERIKSAAN BPK

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN


Untuk memenuhi sebagian persyaratan lulus Kuliah Kerja Lapangan






SHERLY NURMALA DEWI
7211413006






JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015


HALAMAN PENGESAHAN
KULIAH KERJA LAPANGAN


METODE AKRUAL PADA LAPORAN KEUANGAN KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERIKSAAN BPK


Kuliah kerja lapangan ini dilaksanakan pada :
Hari                        : Rabu
Tanggal                       : 26 Agustus 2015
Objek Kunjungan  : Kantor Kementerian Keuangan dan Kantor BPK Pusat





Mengetahui,
Dosen Pembimbing I


Linda Agustina, S.E., M.Si
NIP. 197708152000122001
Semarang,     September 2015
Dosen Pembimbing II


Retnoningrum H., S.E, M.Si, M.Sc. A
198810242011032032


Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Fachrurrozie, M.Si.
NIP.196206231989011001




KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikat rahmat, hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Akuntansi 2015, sebagai syarat untuk pengambilan sertifikat KKL Akuntansi 2015.
Alhamdulillah, penulisan dan  penelitian laporan KKL ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan bimbingan dari pihak lain.  Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada  :
1.      Allah SWT
2.      Drs. Fachrurrozie, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3.      Linda Agustina, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing I.
4.      Retnoningrum H., S.E, M.Si, M.Sc. A selaku dosen pembimbing II.
5.      Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan yang sudah bersedia untuk bekerjasama dengan jurusan Akuntansi.
6.      Segenap Panitia dan peserta yang telah membantu demi terselenggaranya acara KKL Mandiri Akuntansi 2015 ini.
Dengan selesainya laporan KKL ini penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyajian maupun hasil penelitiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari dosen pembimbing maupun pembaca demi sempurnanya laporan ini.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu terselenggaranya KKL Akuntansi. Semoga laporan KKL ini bisa bermanfaat untuk seluruh mahasiswa terutama mahasiswa Akuntansi.
                  
                                                                                                                                                                                    Semarang,  September 2015

                                                                                    Penulis

DAFTAR ISI
     Halaman Judul …………………………………………………………………….  1
     Halaman Pengesahan………………………………………………………………. 2
     Kata Pengantar……………………………………………………………………... 3
     Daftar Isi…………………………………………………………………………… 4
     BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….       5
     Latar Belakang Kegiatan……………………………………………………………5
     Tujuan Kegiatan……………………………………………………………………. 5
     Manfaat Kegiatan…………………………………………………………………...       6
     Rumusan Kegitan…………………………………………………………………... 6
     BAB II ISI…………………………………………………………………………..       7
     Kementrian Keuangan Republik Indonesia………………………………………... 7
     Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia………………………………….. 11
     BAB III SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….     16
     Simpulan…………………………………………………………………………… 16
     Saran………………………………………………………………………………...       16
     Daftar Pustaka………………………………………………………………………       17
     Lampiran – lampiran……………………………………………………………….. 18
    
    





BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG KEGIATAN
Dalam pelaksanaan sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan perlu dilaksanakan secara formal ataupun non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berjenjang dan ditempuh dalam waktu yang lama mulai dari Sekolah Dasar (SD), dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), kemudian ke Sekolah Menengah Atas (SMA), setelah itu dilanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk pendidikan non formal dapat dilaksanakan di luar sekolah dengan waktu yang lebih singkat daripada pendidikan fomal. Pencarian ilmu haruslah sebanding dengan kemampuan ataupun skill yang nanti kita dapatkan dengan waktu yang telah kita korbankan. Untuk mencapai hasil yang maksimal dan keahlian yang lebih spesifik hendaknya kita dapat meneruskan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan satu lembaga pendidikan yang menciptakan dan membentuk mahasiswa yang berintelektual tinggi yang nantinya sebagai penerus bangsa dan diharapkan dapat membangun bangsa dan negara sepenuhnya. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang khususnya jurusan Akuntansi menerapkan pendidikan di luar perkuliahan melalui Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang merupakan salah satu kegiatan penunjang pengembangan materi dan kemampuan serta sebagai wawasan dan pelengkap materi perkuliahan di kelas, agar nantinya keahlian yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Kuliah Kerja Lapangan merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa program S1 dan D3 serta akta transfer. Oleh karena itu setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan ini yang objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) nya disesuaikan dengan jurusan dan prodi masing-masing. Berdasarkan hal tersebut maka jurusan Akuntansi mengadakan KKL di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BNI, BTN, dan Kementerian Keuangan

B.  TUJUAN KEGIATAN
Kuliah Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi, khususnya Jurusan Akuntansi. Kegiatan KKL ini berguna untuk menunjang mata kuliah yang selama ini hanya ditempuh di perkuliahan. Dengan adanya KKL ini diharapkan mahasiswa mendapatkan bekal pengetahuan, keterampilan dan praktik khususnya yang berkenaan dengan penerapan konsep dan teori yang diperoleh di perkuliahan hingga penerapannya dilapangan sehingga akan menumbuhkan profesionalisme kerja bagi mahasiswa.
Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) antara lain sebagai berikut :
1.    Mahasiswa dapat memadukan dan mencocokan antara teori yang diperoleh diperkuliahan, sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mudah serta mendapat penjelasan langsung Kementerian Keuangan dan BPK.
2.    Mahasiswa dapat melihat penerapan konsep yang diperoleh di perkuliahan  dengan penerapan konsep langsung dilapangan mengenai Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat berbasis akrual dan Pemeriksaan yang dilakukan BPK.
3.    Mahasiswa dapat memperoleh ilmu baru dan penjelasan langsung mengenai perkembangan Kementerian Keuangan dan BPK.

C.  MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini antara lain :
1.      Memperdalam ilmu pengetahuan mahasiswa tentang bidang pengetahuan yang dalam hal ini adalah pengetahuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) berbasis akrual yang sedang dicanangkan.
2.      Mengasah pikiran mahasiswa yang melaksanakan penelaahan dan pemecahan masalah yang ada di lapangan.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui Proses dan sistem kerja BPK serta fungsinya.
4.      Mahasiswa dapat mencocokan teori dan praktiknya berdasarkan ilmu yang telah didapatkan.

D.  RUMUSAN KEGIATAN
Rumusan kegiatan dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2015 ini antara lain untuk mengetahui:
1.      Apa Kementrian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan?
2.      Apa tugas dan fungsi dari Kementrian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan?
3.      Apa sistem akrual sudah diterapkan pada Kementrian Keuangan dan bagaimana cara pelaporannya?
4.      Apa pemeriksaan BPK, bagaimana cara pemeriksaan, siapa yang diperiksa, serta bagaimana tindak lanjut pemeriksaan?

BAB II
ISI

A.      KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
1.    GAMBARAN UMUM DARI INSTANSI TUJUAN KKL
a.      Visi dan Misi Kementerian Keuangan
Visi      : Penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21
Misi       :
-  Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui    pelayanan prima dan penegakkan hukum yang ketat;
-  Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent;
-  Mengelola neraca keuagan pusat dengan risiko minimum;
-  Memastikan dana pendapatan didistribussikan secara efisien dan efektif;
- Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan propososo nilai pegawai yang kompetitif
b.      Struktur Organisasi
Description: Struktur Organisasi Kementerian Keuangan
c.       Tugas dan Fungsi
Tugas
Menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi
-          Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara;
-          Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan;
-          Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan;
-          Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah;
-          Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan
-          Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
d.      Nilai – nilai kementrian keuangan
-          INTEGRITAS
-          PROFESIONALISME
-          SINERGI
-          PELAYANAN
-          KESEMPURNAAN

2.      DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM
Kunjungan ke Kementrian Keuangan Republik Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. Pada kementrian keuangan mahasiswa jurusan akuntansi Unnes diajarkan mengenai pelaksanaan metode akrual pada akuntansi pemerintahan khususnya pada kementrian keuangan itu sendiri.
a.      Akrual
Akrual adalah suatu metode akuntansi dimana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat pada saat transaksi terjadi, dengan demikian pencatatan pada metode ini bebas dari pengaruh waktu kapan kas diterima dan kapan pengeluaran dilakukan.
b.      Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan merupakan praktek akuntansi yang mengurus segala hal yang berkaitan dengan keuangan negara (public finance). Bidang ini khususnya mengurusi pada tahap pelaksanaan anggaran. Akuntansi pemerintahan sendiri berkaitan dengan lembaga pemerintah mencakup seluruh tingkatannya serta lembaga-lembaga lainnya yang tidak mencari laba atau keuntungan. Jadi bidang ini hanya memberikan jasa untuk menyediakan informasi seluruh keuangan pemerintah, guna menetapkan arah dan target keuangan pemerintahan selanjutnya berdasarkan informasi dan data keuangan yang telah teranalisis oleh para pakar akuntansi pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
-          Dapat memenuhi persyaratan UUD, UU, dan peraturan-peraturan lainnya
-          Dikaitkan dengan klasifikasi anggaran
-          Memudahkan pemeriksaan oleh aparatur negara
-          Sistem akuntansi harus selalu dikembangkan
-          Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna penetapan perencanaan dan program
c.       Akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Reformasi yang terjadi di negara ini juga berdampak pada tuntutan masyarakat untuk mereformasi juga masalah keuangan negara kita, sehingga Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan negara. Hal ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang mengharuskan Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin diwujudkan. Salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.”
Manfaat-manfaat penerapan basis akrual, menurut H Thompson, akan mencakup hal-hal dibawah ini:
1.      Menyediakan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
2.      Menunjukkan bagaimana aktivitas pemerintah dibiayai dan bagaimana pemerintah dapat memenuhi kebutuhan kasnya.
3.      Menyediakan informasi yang berguna tentang tingkat yang sebenarnya kewajiban pemerintah
4.      Meningkatkan daya pengelolaan asset dan kewajiban pemerintah.
5.      Basis akrual sangat familiar pada lebih banyak orang dan lebih komprehensif dalam penyajian informasinya.
6.      Prinsip dan standar yang dapat diterima umum membentuk basis transaksi pelaporan.
7.      Menyediakan data yang lebih meningkat ketika pemerintah melakukan kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan ekonomi.
8.      Secara signifikan memperkuat pengelolaan dan pengembangan anggaran, khususnya melalui pengakuan dan pengendalian asset dan kewajiban pemerintah.
9.      Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) yang dipraktekkan secara internasional berbasis akrual.
Penetapan PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dengan penerapan ini maka pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual. Hal ini sesuai dengan pasal 32 UU No. 17 tahun 2003 yang mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Hal ini juga ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) PP No. 71 Tahun 2010 yang menyebutkan bahwa Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual. SAP tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Perbandingan komponen laporan keuangan antara basis kas menuju akrual dan basis akrual dapat dilihat dalam tabel berikut:
komponen laporan keuangan basis kas menuju akrual terdiri dari :
komponen laporan keuangan basis akrual terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Laporan Arus Kas (LAK)
3. Neraca
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)


4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

B.       BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1.      GAMBARAN UMUM DARI INSTANSI TUJUAN KKL
Badan Pemeriksa Keuangan adalah sebuah lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Peran dan tugasnya dapat diuraikan dalam dua hal. Pertama, BPK adalah pemeriksa semua asal-usul dan besarnya penerimaan negara, dari manapun sumbernya. Kedua,BPK harus mngetahui tempat uang negara itu disimpan dan untuk apa uang negara digunakan.
a.      Sejarah BPK
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1 Januari 1947 yang berkedudukan sementara dikota Magelang. Pada waktu itu Badan Pemeriksa Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1 telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan IAR.
Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional.

Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen, BPK RI hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5). Kemudian dalam Perubahan Ketiga UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat.
Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang-Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu;
UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
b.      Rencana Strategis
VISI
Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan.
MISI
-          Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
-          Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; dan
-          Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara.
TUJUAN STRATEGIS
Melalui pelaksanaan misinya, BPK berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
-          Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
-          Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan; dan
-          Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK.
NILAI-NILAI DASAR
Dalam melaksanakan misinya BPK menjaga nilai-nilai dasar sebagai berikut:
-          Independensi
-          Integritas
-          Profesionalisme
2.      DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM
Kunjungan ke Kementrian Keuangan Republik Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. Pada kementrian keuangan mahasiswa jurusan akuntansi Unnes diajarkan mengenai cara kerja Badan Pemeriksa Keuangan, mulai dari penegrtian pemeriksaan, siapa yang diperiksa, mengapa diperiksa, bagaimana cara pemeriksaan, siapa yang memeriksa, opini apa yang akan diberikan setelah melakukan pemeriksaan, serta tindak lajut dari pemeriksaan tersebut.
a.      Pemeriksaan BPK
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan professional berdasarkan standar pemeriksaan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pemeriksaan ada tiga jenis:
-          Pemeriksaan keuangan
-          Pemeriksaan kinerja
-          Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Manfaat pemeriksaan adalah untuk menggambarkan fakta atau kondisi sebenaranya untuk sealnjutnya dibandingkan dengan dengan fakta dengan kondisi yang seharusnya terjadi.
Objek pemeriksaan BPK adalah :
-          Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran negara.
-          Pengelolaan keuangan negara yang meliputi seluruh aktivitas mulai dari perncanaan hingga pertanggungjawaban.
Senjata pemeriksa ada tiga yaitu, standar, sistem, dan kriteria.
Prosedur umum dalam pemeriksaan :
-          Perencanaan
Memahami entitas dan pengumpulan informasi awal, penyusunan organsasi audit, penyusunan program audit.
-          Pelaksanaan
Pelaksanaan program audit, supervise, dokumentasi audit, temuan
-          Pelaporan
Peyusunan laporan hasil pemeriksaan, permintaan tanggapan dan rencana aksi, review berjenjang dan penerbitan laporan
-          Tindak lanjut
Ikhtisar laporan dan pemantauan tindak lanjut.
Temuan-temuan BPK
-          Kondisi
-          Kriteria
-          Akibat
-          Sebab
-          Komentar terperiksa
-          Rekomendasi temuan
Opini BPK
Opini adalah pernyataan professional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria:
-          Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
-          Kecukupan pengukuran
-          Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
-          Efektivitas sistem penegndalian internal
Opini tahun berikutnya dapat terdegradasi yang disebabkan oleh:
-          Adanya kejadian, kebijakan, dan/peraturan perundang-undangan baru yang memepengaruhi transaksi dan penyajian laporan keuangan pemerintah,
-          Permsalahan/ kondisi yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dan tidak diselesaikan secara bijak sehingga terjadi lagi di masa depan dengan nilai dan lingkupyang lebih material, begitupun sebaliknya.
b.      Tugas BPK :
                             i.     BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. Pelaksanaan pemeriksaan BPK, dilakukan berdasarkan undang-undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
                           ii.     Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.
                         iii.     Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK melakukan pembahasan atas temuan pemeriksaan dengan objek yang diperiksa sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara.
                         iv.     -BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindak lanjuti. Hasil pemeriksaan yang telah diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD dinyatakan terbuka untuk umum.
                           v.     Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
                         vi.     Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut. Laporan BPK ini dijadikan dasar penyidikan oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
                       vii.     BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan hasilnya diberitahukan secara tertulis kepada DPR, DPD, dan DPRD, serta Pemerintah













BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.  SIMPULAN
1.    KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Tugas Kemenkeu adalah Menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
komponen laporan keuangan basis akrual terdiri dari:
a)      Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b)      Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
c)      Neraca
d)     Laporan Operasional
e)      Laporan Arus Kas
f)       Laporan Perubahan Ekuitas
g)      Catatan atas Laporan Keuangan

2.    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan professional berdasarkan standar pemeriksaan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pemeriksaan ada tiga jenis:
a)    Pemeriksaan keuangan
b)   Pemeriksaan kinerja
c)    Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

B.  SARAN
1.      Dalam proses kunjungan ke objek KKL sebaiknya waktu yang diberikan lebih lama, karena waktu sangat berpengaruh terhadap proses penerimaan materi dari objek KKL itu sendiri.
2.      Kementerian keuangan dan BPK sebagai lembaga resmi pemerintah harus lebih  baik lagi dalam proses pelayanan kepada masyrakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Keuanagan Republik Indonesia : www.kemenkeu.go.id , diakses pada tanggal 6 September 2015
Sudrazat, Agus. Pengertian Akuntansi Pemerintahan : http://aguzssudrazat.blogspot.com/2014/11/pengertian-akuntansi-pemerintahan.html diakses pada tanggal 7 September 2015
Radistya, Devri. Laporan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Seminar Nasional Pemerintah :  https://www.academia.edu/7252759/LAPORAN_KEUANGAN_PEMERINTAH_BERBASIS_AKRUAL diakses pada tanggal 7 September 2015
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia : http://www.bpk.go.id diakses pada tanggal 7 September 2015

















LAPIRAN - LAMPIRAN

Description: F:\KULIAH\SEMESTER 5\KKL\11898637_1645529875690653_128120243448421723_n_2.jpg
Description: F:\HIBURAN\FOTO\Copy from hp\samsung\20150826_165443.jpg Description: F:\HIBURAN\FOTO\Copy from hp\samsung\20150826_124725.jpg